Mantan Menag Suryadharma Ali Wafat di Usia 68 Tahun: Ini Profil dan Warisannya

Mantan Menag Suryadharma Ali Wafat di Usia 68 Tahun: Ini Profil dan Warisannya

Homepage – FYP MediaKabar duka datang dari dunia politik dan keagamaan Indonesia. Suryadharma Ali, Mantan Menteri Agama RI, meninggal dunia pada usia 68 tahun.

Kamis pagi, 31 Juli 2025, menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Kementerian Agama dan masyarakat Indonesia. Suryadharma Ali, tokoh nasional dan mantan Menteri Agama RI, meninggal dunia pada pukul 04.18 WIB di RS Mayapada Jakarta. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh akun resmi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama RI melalui unggahan di media sosial.

“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah berpulang ke rahmatullah Bapak H. Suryadharma Ali, Mantan Menteri Agama RI, Kamis 31 Juli 2025 pukul 04.18 WIB di RS Mayapada Jakarta,” tulis akun @bimasislam.

Unggahan tersebut juga menyertakan doa agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan diampuni segala kesalahannya.

Sosok Suryadharma Ali: Tokoh Penting dalam Politik dan Agama

Lahir di Jakarta pada 19 September 1956, Suryadharma Ali dikenal luas sebagai figur penting dalam dunia politik dan pemerintahan Indonesia, terutama di bidang keagamaan. Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sebuah institusi yang dikenal melahirkan banyak pemimpin dan pemikir Islam moderat di Indonesia.

Dalam kehidupan pribadi, Suryadharma dikenal sebagai sosok yang hangat. Ia menikah dengan Wardatul Asriah dan dikaruniai empat anak:

  • Kartika Yudistira Suryadharma

  • Sherlita Nabila Suryadharma

  • Abdurrahman Sagara Prakasa

  • Nadia Jesica Nurul Wardani

Karier Politik: Dari PPP hingga Kursi Menteri Agama

Suryadharma Ali mengawali karier politiknya melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai yang lekat dengan basis Islam tradisional. Kiprahnya menonjol hingga ia terpilih sebagai Ketua Umum PPP pada 3 Februari 2007, menggantikan tokoh senior PPP, Hamzah Haz.

Di bawah kepemimpinannya, PPP mengalami sejumlah transformasi politik yang signifikan, terutama dalam menghadapi dinamika politik nasional menjelang dan sesudah pemilu. Ia menjabat posisi ketua umum hingga 16 Oktober 2014, sebelum akhirnya digantikan oleh Muhammad Romahurmuziy.

Menjabat Sebagai Menteri Agama RI

Karier politik Suryadharma mencapai puncaknya saat ia diangkat sebagai Menteri Agama Republik Indonesia pada 22 Oktober 2009, dalam Kabinet Indonesia Bersatu II di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia menggantikan Muhammad Maftuh Basyuni dan langsung memegang kendali atas kementerian yang memiliki posisi strategis di negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia ini.

Sebagai Menteri Agama, Suryadharma Ali dikenal tegas dan religius, serta aktif mendorong peran agama dalam pembangunan bangsa. Beberapa langkah kebijakannya antara lain:

  • Perbaikan sistem pengelolaan haji, meskipun kemudian menjadi polemik.

  • Peningkatan akreditasi pendidikan madrasah dan pesantren.

  • Konsolidasi kerukunan antarumat beragama melalui forum-forum dialog lintas agama.

Kontroversi dan Kasus Hukum

Namun, akhir masa jabatannya tidak berjalan mulus. Pada 28 Mei 2014, ia mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi dana penyelenggaraan ibadah haji.

KPK menyebut adanya penyalahgunaan wewenang dalam penempatan dana dan pemilihan penyedia jasa penyelenggaraan haji, yang merugikan keuangan negara. Kasus ini menjadi sorotan nasional, mengingat posisinya sebagai pejabat tinggi di kementerian yang mengelola dana umat.

Meski begitu, Suryadharma Ali tetap menyatakan bahwa ia tidak memiliki niat korupsi, dan hanya menjalankan kebijakan berdasarkan pertimbangan teknis dan politik saat itu. Kasus ini menjadi refleksi penting dalam penataan sistem penyelenggaraan ibadah haji ke depannya.

Warisan dan Pengaruh

Terlepas dari kontroversi yang melingkupinya, kontribusi Suryadharma Ali dalam pembangunan keagamaan dan politik Islam di Indonesia tetap signifikan. Ia dikenang sebagai:

  • Pemimpin partai Islam moderat yang mencoba menjembatani aspirasi umat dengan politik nasional.

  • Pejabat yang aktif mempromosikan nilai-nilai keberagaman dan kerukunan antarumat beragama.

  • Tokoh yang konsisten menyuarakan pentingnya etika dan akhlak dalam berpolitik.

Reaksi dan Doa dari Tokoh Nasional

Kabar wafatnya Suryadharma Ali langsung direspons berbagai tokoh nasional, baik dari kalangan politik, agama, maupun akademisi. Banyak yang menyampaikan rasa duka cita mendalam dan mengakui bahwa meski ada catatan dalam hidupnya, kontribusinya terhadap umat Islam dan pembangunan nasional tak bisa diabaikan.

“Beliau adalah orang baik, tokoh yang banyak berjasa dalam membangun PPP dan menjembatani aspirasi umat Islam di ranah kebijakan publik,” ujar seorang koleganya dari DPR.

Di media sosial, sejumlah tokoh agama, aktivis, dan masyarakat umum juga ramai membagikan doa serta kenangan mereka tentang almarhum.

Pemakaman dan Prosesi

Hingga artikel ini ditulis, belum ada pernyataan resmi mengenai lokasi pemakaman Suryadharma Ali. Namun, proses pemakaman diperkirakan dilakukan hari ini juga, Kamis (31/7/2025), di Jakarta. Beberapa pejabat tinggi dan tokoh partai dipastikan hadir untuk memberikan penghormatan terakhir.

Refleksi Atas Kehidupan Tokoh Publik

Wafatnya Suryadharma Ali memberi pesan penting tentang kompleksitas perjalanan seorang tokoh publik. Ia mengabdikan hidupnya untuk umat, namun juga harus menghadapi badai ujian yang berat. Kehidupan dan kematiannya mengingatkan publik bahwa dalam dunia politik, integritas, transparansi, dan akuntabilitas adalah nilai yang harus terus diperjuangkan.

Kesimpulan: Selamat Jalan, Pak Suryadharma

Suryadharma Ali, tokoh yang membangun jembatan antara agama dan politik, telah berpulang. Meski meninggalkan sejumlah kontroversi, dedikasi dan perannya dalam membawa suara Islam ke dalam kebijakan negara tetap layak dikenang.

Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan segala amal baiknya diterima. Selamat jalan, Pak Menteri. Jasamu akan dikenang dalam sejarah bangsa.