FYP Media.id – Matcha dikenal sebagai minuman kekinian yang kaya manfaat. Mulai dari membantu pembakaran lemak, meningkatkan fokus, hingga kaya antioksidan yang bagus untuk kulit. Namun, di balik segala kebaikannya, ternyata konsumsi matcha yang tidak tepat dapat memicu anemia, terutama bila dikonsumsi terlalu sering atau pada waktu yang salah.
Dalam wawancara eksklusif bersama dr. Rovy Pratama, MBA, diungkapkan fakta mengejutkan bahwa kandungan tanin dan antioksidan tinggi dalam matcha bisa menghambat penyerapan zat besi dari makanan.
Simak ulasan lengkap berikut agar kamu tetap bisa menikmati segelas matcha dengan aman dan sehat!
Bahaya Tersembunyi: Matcha Bisa Ganggu Penyerapan Zat Besi
Menurut dr. Rovy, zat tanin yang terkandung dalam matcha adalah komponen yang bisa mengganggu penyerapan zat besi oleh tubuh. Ini bisa berdampak langsung pada tingkat hemoglobin dalam darah, dan dalam jangka panjang, berisiko menyebabkan anemia defisiensi besi.
“Semakin tinggi konsentrasi matcha, semakin besar juga potensi gangguan terhadap penyerapan zat besi,” jelas dr. Rovy.
Artinya, matcha yang pekat atau dikonsumsi berlebihan—apalagi yang kamu pesan di kafe dengan topping beragam—bisa jadi bumerang untuk kesehatanmu, terutama jika kamu sudah memiliki riwayat anemia, sedang menstruasi berat, atau sedang hamil.
Kapan Waktu Terbaik Minum Matcha?
Waktu minum matcha ternyata berperan krusial dalam menentukan dampaknya terhadap penyerapan zat besi. Menurut dr. Rovy, hindari minum matcha berdekatan dengan waktu makan, terutama makan siang atau malam yang kaya zat besi.
“Idealnya, beri jeda dua jam setelah makan baru boleh minum matcha,” katanya.
Kenapa? Karena tubuh memerlukan waktu untuk menyerap zat besi dari makanan terlebih dahulu. Jika kamu langsung minum matcha setelah makan, tanin dalam matcha akan “mengikat” zat besi dan menghambat penyerapannya. Alhasil, nutrisi penting malah terbuang percuma.
Contoh yang perlu dihindari:
Makan pasta daging sapi → Langsung pesan iced matcha latte → Zat besi dari daging tidak terserap maksimal!
Matcha, Teh, dan Kopi Sama-sama Bisa Ganggu Zat Besi
Bukan cuma matcha yang punya efek ini. Teh dan kopi juga mengandung tanin serta kafein yang sama-sama bisa mengganggu penyerapan zat besi, apalagi kalau diminum dingin dan langsung setelah makan.
“Kalau di Indonesia itu punya tradisi, kalau makan minumnya teh dingin. Itu juga menghambat penyerapan zat besi,” ujar dr. Rovy.
Solusinya? Sederhana tapi sering diabaikan: minum air putih saja setelah makan.
Air Putih: Sahabat Terbaik Nutrisi Tubuh
Kita sering meremehkan air putih, padahal inilah minuman terbaik yang tidak akan mengganggu penyerapan zat gizi. Air putih membantu tubuh mencerna makanan dengan baik tanpa efek samping yang merugikan.
Menurut dr. Rovy, setelah makan—apalagi jika kamu baru saja mengonsumsi makanan tinggi zat besi seperti:
-
Daging merah
-
Hati ayam
-
Sayuran hijau
-
Kacang-kacangan
…maka sebaiknya hanya konsumsi air putih dalam 2 jam pertama. Ini agar tubuh kamu dapat menyerap zat besi secara maksimal, yang sangat penting untuk mencegah anemia.
5 Tips Aman Konsumsi Matcha agar Tidak Anemia
Berikut rangkuman lima cara cerdas dan aman menikmati matcha tanpa mengorbankan kesehatan:
1. Batasi konsumsi matcha maksimal 1 gelas per hari
Minum matcha setiap hari tidak masalah, asalkan tidak lebih dari satu kali dan konsentrasinya tidak terlalu pekat.
2. Jangan minum matcha langsung setelah makan
Tunggu setidaknya 2 jam setelah makan sebelum menikmati matcha. Ini akan memberi waktu tubuh menyerap zat besi dari makanan.
3. Pilih waktu pagi atau sore (bukan saat makan utama)
Waktu terbaik minum matcha adalah di antara waktu makan, misalnya pukul 10 pagi atau 4 sore.
4. Hindari matcha jika sedang menstruasi berat, hamil, atau anemia
Kondisi-kondisi tersebut membuat kebutuhan zat besi tubuh meningkat. Hindari risiko tambahan dari tanin dalam matcha.
5. Utamakan air putih setelah makan
Jangan biasakan minum teh atau kopi setelah makan. Air putih tetap menjadi pilihan aman dan sehat.
Siapa yang Paling Rentan Terkena Anemia?
Jika kamu termasuk dalam kategori berikut, maka kamu harus lebih berhati-hati dengan konsumsi matcha:
-
Wanita usia subur
-
Ibu hamil atau menyusui
-
Remaja yang sedang mengalami pertumbuhan cepat
-
Penderita anemia atau kadar hemoglobin rendah
-
Vegan atau vegetarian yang asupan zat besinya terbatas
Matcha memang menyehatkan, tapi tidak untuk semua waktu dan semua kondisi.
Matcha Tetap Bermanfaat Jika Dikonsumsi dengan Bijak
Perlu dicatat bahwa matcha bukanlah musuh. Justru, minuman ini kaya manfaat:
-
Mengandung epigallocatechin gallate (EGCG), antioksidan kuat
-
Meningkatkan metabolisme dan pembakaran lemak
-
Membantu meningkatkan konsentrasi
-
Mengandung lebih sedikit kafein daripada kopi
Namun, seperti halnya semua hal baik, kuncinya ada di keseimbangan dan timing. Minum matcha boleh, asalkan kamu tahu waktu dan cara yang tepat.
Kesimpulan
Ladies, sekarang kamu sudah tahu bahwa segelas matcha yang nikmat bisa berubah jadi masalah kalau diminum di waktu yang salah. Jangan jadikan gaya hidup sehat sebagai bumerang. Pastikan kamu bijak mengonsumsi matcha dengan cara yang benar.
Batasi konsumsinya, perhatikan waktunya, dan tetap utamakan air putih setelah makan untuk menjaga nutrisi tubuh tetap optimal.
Karena di balik minuman hijau yang cantik itu, bisa saja tersembunyi risiko anemia yang tak kamu sadari.
