Pengaruh dengan adanya Influencer yang seringkali menebar “Racun” yang membuat generasi millenial dan generasi Z merasa ingin meiliki hal yang sama, sehingga kemampuan manajemen keuangan yang payah akibat gaya hidup yang cenderung lebih boros, sulit menabung, serta tidak terlalu mempedulikan investasi untuk kebutuhan mendatang.
Beberapa faktor lainnya yaitu akses internet yang memperbolehkan kita melihat dunia yang lebih luas dan juga e-commerce yang mendemokratisasi pembelian barang antar kota, provinsi dan bahkan negara. Dengan adanya dua faktor tersebut, membuat generasi millenial dan generasi Z cenderung boros dan sulit untuk menabung.
Selain itu, trend yang membuat FOMO (Fear of Missing Out), YOLO (You Only Live Once) yang marak di media sosial, serta tantangan menjadi generasi sandwich pun membelenggu banyak generasi muda.
Di satu sisi, tentu ada hal positif dengan adanya akses internet yang mudah, semakin paham mengenai hal yang luas melalui internet yang semakin canggih.
Bisa jadi, karena faktor usia yang masih muda dan belum melewati banyak krisis ekonomi. Oleh karena itu, Gen Z dan milenial perlu belajar menahan diri terhadap godaan sesaat, memperbaiki mindset investasi dengan menghargai proses dan juga belajar untuk konsisten. Tak hanya itu, menerapkan mindful living bukan suatu hal buruk juga lho, sobat fyp! Karena, gaya hidup minimalis bukan serta merta tentang memakai baju warna monokrom dan nongkrong bukan hanya sekedar di coffee shop saja.
Karena kesadaran untuk mengenal kebutuhan diri sendiri, melepas keterikatan yang tidak diperlukan dan ‘hadir’ dalam setiap pengambilan keputusan. Dengan begitu, setiap pengeluaran menjadi lebih bijaksana dan setiap pemasukan senantiasa memberikan rasa cukup. Dengan rasa cukup, kita jadi tidak mudah merasa iri dengan kehidupan orang lain yang kita lihat dari media sosial.