Indonesia Menuju Net Zero 2060: Apa Peran Kita sebagai Warga Biasa?

Indonesia Menuju Net Zero 2060: Apa Peran Kita sebagai Warga Biasa?
gambar : APROBI

Indonesia Menuju Net Zero 2060: Apa Peran Kita sebagai Warga Biasa?

Isu perubahan iklim bukan lagi sekadar wacana global, melainkan kenyataan yang kita rasakan sehari-hari: suhu makin panas, musim makin tak menentu, bencana alam lebih sering terjadi. Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, berada di garis depan dampak perubahan iklim. Untuk itu, pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius: mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Namun, pertanyaannya—apakah hanya tugas pemerintah dan industri besar? Apa yang bisa kita lakukan sebagai warga biasa? Apakah tindakan kecil kita benar-benar berdampak? Jawabannya: ya, sangat berdampak. Perubahan besar tidak akan terjadi tanpa dukungan kolektif dari individu-individu di akar rumput.

Mari kita pahami dulu makna dan tujuan dari “Net Zero”, lalu lihat bagaimana peran kita bisa jadi bagian dari solusi.

Apa Itu Net Zero Emission 2060?

Net Zero Emission (NZE) adalah kondisi di mana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer setara dengan jumlah emisi yang diserap kembali, misalnya melalui hutan, teknologi penangkap karbon, atau energi bersih. Artinya, bukan tidak ada emisi sama sekali, tapi emisi yang ada bisa diimbangi dan tidak memperburuk iklim.

Target Indonesia untuk mencapai NZE pada tahun 2060 berarti bahwa dalam waktu kurang dari 40 tahun, kita harus mengubah cara kita menghasilkan, mengonsumsi, dan membuang energi—mulai dari sektor industri, transportasi, hingga rumah tangga.

Mengapa Kita Harus Peduli?

Karena kita yang akan merasakan dampaknya langsung. Indonesia adalah salah satu negara paling rentan terhadap krisis iklim, baik dari sisi geografis maupun ekonomi. Perubahan iklim bisa:

  • Mengancam ketahanan pangan (gagal panen, naiknya harga bahan pokok)
  • Memicu bencana seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan
  • Mengganggu kesehatan masyarakat akibat polusi dan cuaca ekstrem
  • Menyebabkan kehilangan pekerjaan di sektor pertanian dan perikanan

Maka, memperlambat laju perubahan iklim bukan sekadar “tugas negara”, tapi perjuangan bersama demi masa depan yang layak bagi generasi mendatang.

Apa yang Bisa Kita Lakukan? Ini 7 Peran Nyata Warga Biasa Menuju Net Zero

  1. Mengurangi Pemakaian Energi Fosil di Rumah

Listrik yang kita gunakan umumnya masih berasal dari PLTU batu bara, sumber emisi terbesar di Indonesia. Maka langkah kecil seperti:

  • Mematikan lampu dan alat elektronik saat tidak digunakan
  • Menggunakan lampu LED hemat energi
  • Mengatur suhu AC di angka ideal (24-26°C)
  • Beralih ke kompor listrik atau induksi bisa membantu mengurangi konsumsi energi fosil dalam skala rumah tangga.

Dampak: Bila 10 juta rumah menghemat 100 watt per hari, emisi nasional bisa berkurang signifikan.

  1. Mengurangi Sampah, Terutama Sampah Organik dan Plastik

Sampah organik yang membusuk di TPA melepaskan gas metana, yang 25 kali lebih kuat merusak iklim dibanding CO₂. Plastik, selain mencemari laut, juga menghasilkan emisi saat dibakar.

Kita bisa:

  • Memilah sampah rumah tangga
  • Membuat kompos dari sisa dapur
  • Mengurangi plastik sekali pakai
  • Mendaur ulang atau menjual sampah anorganik ke bank sampah

Dampak: Setiap kilogram sampah organik yang dikomposkan bisa menghindari emisi gas rumah kaca.

  1. Beralih ke Transportasi Ramah Lingkungan

Sektor transportasi menyumbang sekitar 27% dari emisi CO₂ Indonesia. Kita bisa berkontribusi dengan:

  • Lebih sering jalan kaki atau bersepeda untuk jarak dekat
  • Menggunakan transportasi umum dibanding kendaraan pribadi
  • Beralih ke kendaraan listrik bila memungkinkan
  • Menerapkan carpool atau berbagi kendaraan

Dampak: Satu mobil pribadi yang digunakan bersama dapat mengurangi 1–2 ton emisi CO₂ per tahun.

  1. Mengubah Pola Konsumsi: Belanja Secara Sadar

Setiap produk yang kita beli memiliki jejak karbon dari proses produksi, distribusi, dan pengemasannya. Kita bisa lebih bijak dengan:

  • Membeli produk lokal dan musiman
  • Menghindari pembelian impulsif
  • Mendukung UMKM yang ramah lingkungan
  • Mengurangi konsumsi daging merah (karena peternakan menghasilkan banyak emisi metana)

Dampak: Perubahan pola makan dan belanja sehari-hari bisa memangkas emisi hingga 20–30% per individu.

  1. Menanam Pohon dan Merawat Ruang Hijau

Hutan dan pepohonan adalah “paru-paru” dunia yang menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Kita bisa:

  • Menanam pohon di halaman rumah atau lingkungan
  • Ikut dalam program penghijauan lokal
  • Merawat tanaman di balkon atau atap rumah
  • Melaporkan pembalakan liar atau perusakan ruang hijau
  • Dampak: Satu pohon bisa menyerap 20–30 kg CO₂ per tahun.
  1. Edukasi dan Advokasi di Lingkungan Sekitar

Banyak orang belum tahu apa itu net zero dan bagaimana bisa berkontribusi. Peran kita bukan hanya mengubah diri sendiri, tapi juga menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar:

  • Membagikan informasi melalui media sosial
  • Mengadakan diskusi kecil di komunitas
  • Mengajak keluarga menerapkan gaya hidup rendah karbon
  • Mendorong sekolah atau kantor lebih peduli iklim

Dampak: Efek domino edukasi bisa menciptakan perubahan budaya yang lebih luas.

  1. Memilih Pemimpin dan Kebijakan yang Pro-Lingkungan
  • Partisipasi warga dalam politik lingkungan sangat penting. Kita bisa:
  • Mengikuti perkembangan kebijakan iklim nasional
  • Mengkritisi proyek-proyek yang merusak lingkungan (seperti PLTU baru atau reklamasi)
  • Mendukung calon pemimpin yang punya visi keberlanjutan
  • Ikut petisi, kampanye, atau gerakan iklim anak muda
  • Dampak: Perubahan sistem hanya bisa terjadi jika suara publik mendukungnya.
  • Setiap Tindakan Kita Memiliki Dampak

Menuju Net Zero 2060 bukanlah mimpi muluk jika semua pihak bergerak bersama: pemerintah, perusahaan, komunitas, dan individu. Tidak ada kontribusi yang terlalu kecil jika dilakukan secara konsisten dan massal.

Sebagai warga biasa, kita bisa mulai dari rumah. Dari apa yang kita konsumsi, buang, pilih, dan suarakan. Karena perubahan iklim bukan soal masa depan yang jauh, tapi soal keputusan hari ini yang membentuk hari esok.

Indonesia bisa mencapai Net Zero, asalkan kita semua ambil bagian—tak peduli sekecil apa pun.