Gunung Dukono Meletus Dua Kali di Pagi Hari: Kolom Abu Mencapai 1.300 Meter, Warga Diimbau Waspada

Gunung Dukono Meletus Dua Kali di Pagi Hari: Kolom Abu Mencapai 1.300 Meter, Warga Diimbau Waspada

FYPMedia.ID – Gunung Dukono yang terletak di Halmahera Utara, Maluku Utara, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan dua kali erupsi yang terjadi pada Senin pagi, 19 Mei 2025. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa letusan pertama terjadi pada pukul 06.02 WIT dan diikuti oleh letusan kedua pada pukul 06.51 WIT. Keduanya menghasilkan kolom abu yang cukup tinggi dan pekat, mengarah ke timur sesuai dengan arah angin saat itu.

Dua Letusan Dalam Waktu Kurang dari Satu Jam

Letusan pertama Gunung Dukono pagi ini tercatat memunculkan kolom abu setinggi 800 meter dari puncak. Abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal, mengarah ke timur. Erupsi kedua terjadi tidak lama berselang, yakni pada pukul 06.51 WIT. Letusan ini lebih besar dibandingkan sebelumnya, dengan tinggi kolom abu mencapai 1.300 meter di atas puncak, atau sekitar 2.387 meter di atas permukaan laut. Abu vulkanik kali ini tampak lebih gelap—berwarna kelabu hingga hitam—dan tetap bergerak ke arah timur.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Dukono, Bambang Sugiono, menyatakan bahwa saat laporan disusun, erupsi masih berlangsung. Dengan status gunung yang masih berada di tingkat Waspada (Level II), masyarakat diminta untuk tidak mengabaikan potensi bahaya dari letusan susulan.

Baca Juga: Aktivitas Beberapa Gunung Vulkanik Meningkat, Masyarakat Diminta Tetap Tenang dan Waspada

Dampak dan Imbauan untuk Warga

PVMBG dan petugas setempat mengimbau masyarakat serta wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari Kawah Malupang Warirang, lokasi utama erupsi Gunung Dukono. Area ini dinilai berbahaya mengingat aktivitas letusan yang masih aktif dan potensi lontaran material vulkanik.

Bambang juga mengingatkan pentingnya pemakaian masker bagi warga di sekitar wilayah terdampak. “Selalu pakai masker,” tegasnya. Hal ini penting untuk menghindari gangguan sistem pernapasan akibat paparan abu vulkanik yang dapat tersebar hingga ke permukiman warga, terutama bila angin bergerak ke arah pemukiman.

PVMBG juga menyarankan agar masyarakat selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut di rumah, mengingat abu vulkanik bisa turun tiba-tiba tergantung arah dan kecepatan angin. Selain itu, warga diminta untuk tidak tergoda mendekat demi mengabadikan momen erupsi untuk media sosial karena risiko bisa datang tanpa peringatan.

Aktivitas Vulkanik Tinggi Sepanjang Tahun

Gunung Dukono dikenal sebagai salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Sepanjang tahun 2025 saja, PVMBG mencatat Gunung Dukono telah mengalami 176 kali letusan hingga pertengahan Mei ini. Bahkan dalam periode pengamatan sehari sebelumnya, yakni Minggu (18/5/2025), tercatat 286 kali gempa letusan atau erupsi, dengan amplitudo antara 6 hingga 34 mm dan durasi gempa antara 30 hingga 118 detik. Tak hanya itu, juga terjadi satu kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 1–5 mm.

Angka-angka ini menunjukkan bahwa Gunung Dukono masih berada dalam fase aktif dan memiliki potensi untuk kembali meletus kapan saja. Oleh karena itu, status Waspada (Level II) dinilai masih relevan dan cukup menggambarkan potensi bahaya yang ada.

Mengapa Gunung Dukono Perlu Diwaspadai?

Gunung Dukono memiliki karakteristik letusan strombolian—yaitu tipe letusan yang berlangsung terus-menerus dalam waktu lama dan disertai dengan lontaran material vulkanik serta abu. Letusan yang terjadi tidak selalu disertai dengan gempa besar, sehingga kadang tidak disadari oleh masyarakat di luar radius bahaya.

Potensi bahayanya tidak hanya dari lava pijar atau batuan yang dilontarkan, tetapi juga dari abu vulkanik yang dapat menyebar jauh hingga ratusan kilometer dari titik letusan. Abu ini bisa mengganggu penerbangan, merusak lahan pertanian, mencemari air, hingga menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan.

Bagi wilayah Halmahera Utara dan sekitarnya, letusan Gunung Dukono bukan hal baru. Namun masyarakat diminta untuk tidak lengah, apalagi mengingat bahwa tahun ini jumlah letusan mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Gunung Marapi Erupsi, Dentuman Keras dan Kolom Abu Capai 1.200 Meter

Kesimpulan

Letusan dua kali yang terjadi pada pagi hari ini mempertegas status Gunung Dukono sebagai salah satu gunung api yang harus terus dipantau. Dengan kolom abu yang mencapai hingga 1.300 meter dan intensitas letusan yang masih tinggi, warga diminta untuk tetap waspada, menjaga jarak aman, serta selalu siap menghadapi kemungkinan erupsi lanjutan.

Pemerintah daerah bersama PVMBG dan BPBD diminta untuk terus memberikan informasi secara berkala kepada masyarakat. Penyediaan masker, edukasi tentang bahaya abu vulkanik, hingga kesiapan tempat pengungsian perlu kembali ditinjau agar warga bisa merasa aman dalam menghadapi ancaman alam ini.

Bagi kamu yang tinggal di sekitar Halmahera Utara atau memiliki keluarga di wilayah tersebut, pastikan untuk terus mengikuti informasi resmi dari BMKG, PVMBG, atau BPBD setempat. Jangan lupa, alam bisa berubah dalam hitungan detik—kewaspadaan adalah kunci keselamatan.