Fenomena Brain Rot Ancam Generasi Muda Akibat Konten Instan

brain

FYP Media – Istilah brain rot kini semakin ramai diperbincangkan di kalangan generasi muda. Fenomena ini menggambarkan penurunan kemampuan berpikir akibat terlalu sering mengonsumsi konten digital instan yang bersifat dangkal dan repetitif. Kondisi ini dinilai berpotensi mengganggu kesehatan mental dan produktivitas.

Brain rot awalnya muncul sebagai istilah populer di dunia maya, kemudian digunakan untuk menjelaskan kebiasaan masyarakat modern yang kecanduan video singkat di berbagai platform media sosial. Konten yang terlalu cepat dan berulang membuat otak terbiasa dengan informasi dangkal sehingga daya fokus serta kemampuan berpikir kritis menurun.

Beberapa faktor penyebab brain rot antara lain konsumsi berlebihan konten receh, ketergantungan pada kesenangan instan dari media sosial, kebiasaan multitasking digital, hingga overload informasi. Gaya hidup tidak sehat seperti kurang tidur, pola makan buruk, dan kurang olahraga turut memperburuk kondisi ini.

Dampak brain rot cukup serius, mulai dari penurunan konsentrasi, sulit menyelesaikan tugas, menurunnya kreativitas, hingga turunnya motivasi. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu stres, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental lainnya.

Untuk mencegah brain rot, para ahli menyarankan sejumlah langkah sederhana. Di antaranya dengan membatasi waktu penggunaan media sosial, memilih konten yang lebih berkualitas, menerapkan teknik fokus saat belajar atau bekerja, serta melakukan digital detox secara berkala. Menjaga pola hidup sehat dengan tidur cukup, asupan gizi seimbang, dan aktivitas fisik juga menjadi kunci penting agar otak tetap optimal.

Fenomena brain rot menjadi peringatan bahwa pola hidup digital perlu dijalani dengan lebih bijak. Tanpa pengendalian, generasi muda berisiko kehilangan daya kritis dan produktivitas yang sangat dibutuhkan di era modern. (ra)