FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Ekstradisi Bos Rp6.349 Triliun: 7 Fakta Mengejutkan Kasus She Zhijiang

News

Ekstradisi Bos Rp6.349 Triliun: 7 Fakta Mengejutkan Kasus She Zhijiang

Writer: Raodatul - Jumat, 14 November 2025

Ekstradisi Bos Rp6.349 Triliun: 7 Fakta Mengejutkan Kasus She Zhijiang

FYPMedia.id - Thailand resmi mengekstradisi bos judi online (judol) terbesar di Asia, She Zhijiang (43), ke China. She, yang dituduh mengendalikan jaringan transaksi gelap senilai Rp6.349 triliun, akhirnya dipulangkan setelah tiga tahun mendekam di penjara Bangkok. 

Keputusan ini menjadi salah satu langkah hukum paling dramatis di kawasan Asia Tenggara sepanjang 2025.

Kasus ini bukan hanya soal perjudian online, tetapi juga menyangkut kejahatan lintas negara, pencucian uang, eksploitasi kawasan ekonomi khusus, hingga dugaan keterlibatan jaringan perdagangan manusia. 

Ekstradisi She pun menarik perhatian dunia internasional karena besarnya nilai transaksi dan skala operasinya.

Berikut laporan lengkap yang telah diperluas dan disusun ulang dengan pendekatan jurnalistik mendalam.

1. Ekstradisi Dijalankan Setelah Tiga Tahun Penahanan di Bangkok

She Zhijiang telah menjalani penahanan selama tiga tahun di penjara Bangkok sejak ditangkap pada 2022. 

Ia ditahan atas permintaan Beijing melalui red notice Interpol, yang menudingnya sebagai pimpinan sindikat judol lintas perbatasan.

Menurut laporan Reuters dan Anadolu Agency, ekstradisi dilakukan pada awal pekan ini setelah pengadilan Thailand memutuskan memperkuat putusan sebelumnya yang mengizinkan pemindahan She ke China.

Keputusan final dijatuhkan pada Senin (10/11/2025), sementara proses pemindahan dilakukan dua hari berikutnya, Rabu (12/11/2025).

She kemudian dibawa dari penjara Bangkok menuju Bandara Suvarnabhumi dengan pengawalan ketat sebelum diserahkan ke otoritas China yang telah menyiapkan pesawat khusus.

Baca Juga: Bahaya Judi Online, Ekonomi Indonesia Bisa Melempem! 7 Fakta Mengejutkan yang Perlu Kamu Tahu

2. Dalang Jaringan Judol Rp 6.349 Triliun Berbasis di Myanmar

She bukan pemain kecil di dunia kejahatan digital. Ia disebut sebagai sosok paling berpengaruh dalam operasi perjudian online ilegal di kawasan Asia Tenggara.

Otoritas China menuduh She mengelola dan memimpin bisnis judol raksasa dengan pusat operasi di kawasan ekonomi khusus Shwe Kokko, Provinsi Myawaddy, Myanmar—wilayah yang berbatasan langsung dengan Thailand.

Menurut laporan Shanghai Daily, jaringan She memproses transaksi setidaknya: 2,7 triliun Yuan = Rp6.349 triliun

Jumlah ini menjadikan She salah satu figur paling diburu oleh penegak hukum Asia karena diduga mengoperasikan bisnis haram berskala korporasi global.

3. Keputusan Pengadilan Thailand Final, Banding Ditolak

Pada Mei 2024, pengadilan pidana Thailand sebenarnya sudah menyetujui permohonan ekstradisi She ke China. Namun tim pengacara She mengajukan banding dan menunda proses ekstradisi.

Hingga akhirnya, pada November 2025, pengadilan kembali menguatkan putusan sebelumnya.

Pihak kepolisian Thailand menegaskan bahwa permintaan ekstradisi ini merupakan prioritas tinggi bagi pemerintah China.

Sebuah pernyataan resmi menyebutkan: "Pihak China telah meminta tersangka ini, yang merupakan prioritas tinggi bagi China," Letnan Jenderal Jirabhop Bhuridej, Asisten Komisioner Kepolisian Thailand.

Pernyataan tersebut menegaskan urgensi kasus dan tingginya prioritas Beijing terhadap penangkapan She.

4. Tuduhan Berat: Kasino Ilegal, Pencucian Uang, hingga Eksploitasi Wilayah Myanmar

She diekstradisi ke China untuk menghadapi berbagai dakwaan serius, antara lain:

  • Mengoperasikan kasino ilegal
  • Menjalankan situs web perjudian lintas negara
  • Memanfaatkan wilayah Myanmar sebagai basis operasi
  • Melakukan pencucian uang berskala besar
  • Diduga terhubung dengan jaringan scam online dan perdagangan manusia

Otoritas China langsung menyampaikan apresiasi kepada Thailand atas kerjasama yang erat dalam memproses ekstradisi ini.

Dalam pernyataannya, Konselor Kedutaan Besar China di Bangkok, Zhao Mengtao, menegaskan: "Ini menunjukkan tingginya tingkat kerja sama kita."

Zhao juga menyebut bahwa hubungan penegakan hukum kedua negara akan semakin ditingkatkan, terutama dalam pemberantasan kejahatan digital lintas negara.

5. Pengacara Sebut Proses “Tidak Lazim”, Klien Tetap Membantah

Meski proses ekstradisi berjalan cepat setelah putusan final, kuasa hukum She Zhijiang, Sanya Eadjongdee, menyatakan bahwa langkah pemerintah Thailand tersebut berbeda dari proses ekstradisi pada umumnya.

Ia menyebut prosesnya: "tidak lazim"

Namun ia tidak memberikan penjelasan detail mengenai apa yang dimaksud. Sanya hanya menegaskan bahwa:

  • Kliennya membantah seluruh tuduhan,
  • Dan akan mengikuti proses hukum di China.

Baca Juga: Fenomena Judi Online dan Dampaknya pada Keluarga

6. Operasi Shwe Kokko: Proyek Properti, Judol, Scam, hingga Perdagangan Manusia

Operasi yang dijalankan She digambarkan sebagai salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.

Shwe Kokko, yang disebut sebagai markas She, dikenal publik sebagai kawasan ekonomi khusus yang dikuasai oleh kelompok bersenjata lokal dan berbagai jaringan kriminal internasional. Di kawasan ini berbagai aktivitas ilegal berlangsung, termasuk:

  • Judi online
  • Scam online
  • Cyber fraud
  • Perdagangan manusia
  • Eksploitasi pekerja migran

Otoritas global bahkan telah memasukkan beberapa perusahaan yang terkait dengan She ke dalam daftar sanksi.

Pada September 2025, Departemen Keuangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada sembilan perusahaan dan individu yang dianggap terlibat dalam jaringan kriminal Shwe Kokko.

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari perang melawan jaringan penipuan digital dan manipulasi finansial lintas negara.

7. Kasus Besar yang Mengubah Peta Perang Melawan Judol di Asia

Penangkapan dan ekstradisi She Zhijiang dipandang sebagai kemenangan besar dalam upaya internasional memberantas kejahatan digital di Asia Tenggara.

She bukan hanya seorang pelaku kriminal biasa. Ia adalah:

  • Pengusaha megaproyek
  • Pimpinan jaringan teknologi
  • Operator bisnis ilegal di lintas negara
  • Oligark digital di kawasan gelap ekonomi Asia

Ekstradisi ini menjadi simbol perubahan besar dalam penegakan hukum internasional—di mana negara-negara Asia kini semakin aktif bekerja sama menangani cybercrime berskala raksasa.

Kesimpulan

Ekstradisi She Zhijiang dari Thailand ke China membuka babak baru dalam perang melawan kejahatan digital di Asia. Dengan nilai transaksi mencapai Rp 6.349 triliun, kasus ini menjadi salah satu penindakan terbesar terhadap sindikat judi online.

Langkah Thailand dan China menunjukkan bahwa:

  • Tidak ada lagi ruang aman bagi pelaku kejahatan digital lintas negara.
  • Operasi ilegal berbasis teknologi kini berada dalam pengawasan sangat ketat.
  • Kerja sama internasional menjadi kunci memberantas sindikat siber modern.

Kasus She juga memperlihatkan bahwa aktor di balik kejahatan digital bisa memiliki kekuatan finansial setara korporasi besar, sehingga penanganannya membutuhkan strategi global dan operasi terkoordinasi antarnegara.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us