FYPMedia.id – Indonesia kembali mencetak tonggak penting dalam sejarah ekspor perikanan nasional. Setelah sempat tertahan akibat syarat baru dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, kini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) resmi melepas ekspor perdana udang bersertifikat bebas Cesium-137 (Cs-137) ke Negeri Paman Sam.
Pelepasan ekspor ini dilakukan di terminal kontainer Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat (31/10/2025).
Langkah ini menjadi simbol kembalinya kepercayaan global terhadap produk laut Indonesia, khususnya udang, komoditas ekspor unggulan yang menyumbang devisa besar bagi negara.
Sertifikasi Bebas Cesium-137 Jadi Syarat Baru Ekspor
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu KKP), Ishartini, menjelaskan bahwa KKP telah menyiapkan skema sertifikasi bebas Cs-137 sesuai dengan persyaratan FDA AS dan Import Alert #99-52.
“Hal ini untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan tentunya mendorong kegiatan ekspor udang yang sehat, bermutu serta aman dikonsumsi untuk keberterimaan di negara tujuan,” ujar Ishartini dikutip dari detikcom, Senin (3/11/2025).
Ishartini menambahkan bahwa FDA AS telah menunjuk KKP sebagai Certifying Entity (CE) atau lembaga resmi yang berwenang melakukan verifikasi dan sertifikasi keamanan udang Indonesia yang diekspor ke AS.
Kerja Sama KKP, BAPETEN, dan BRIN Perkuat Sistem Jaminan Mutu
Untuk memastikan seluruh produk udang ekspor benar-benar bebas dari paparan radioaktif, KKP bekerja sama dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Melalui kolaborasi ini, dilakukan serangkaian proses scanning dan pengujian (testing) di berbagai titik kritis rantai produksi, terutama di wilayah Jawa dan Lampung—dua sentra besar produksi udang Indonesia.
“Hari ini 31 Oktober 2025 adalah tanggal entry into effect aturan Import Alert 99-52 di AS dan juga merupakan ekspor perdana udang Indonesia bebas Cs-137. Kami ingin tunjukkan bahwa Indonesia memiliki sistem jaminan mutu level internasional,” jelas Ishartini.
Langkah strategis ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menjamin keamanan pangan laut dan memperkuat posisi Indonesia sebagai eksportir seafood premium di pasar global.
Baca Juga: 9 Ciri-Ciri Pengguna Ganja dan Ekstasi yang Terlihat di Wajah, Pakar UGM Ungkap Efek Bahayanya
Rincian Ekspor Perdana: Dua Pengiriman ke AS
Dalam ekspor perdana ini, dua shipment pertama diberangkatkan dengan tujuan pelabuhan New York (NY) dan Los Angeles (LA).
Selanjutnya, shipment tambahan dijadwalkan berangkat 1 November 2025 dengan tujuan Miami dan Jacksonville.
Ishartini menyebutkan bahwa setiap kontainer telah melalui uji laboratorium ketat dan memperoleh sertifikat bebas Cesium-137, memastikan produk tersebut aman dikonsumsi dan memenuhi standar internasional.
Latar Belakang: Ekspor Udang Sempat Tersendat Akibat Kasus Radioaktif
Sebelumnya, ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat sempat mengalami penundaan setelah ditemukannya paparan radioaktif di kawasan industri Cikande, Banten, Jawa Barat.
Temuan tersebut membuat FDA AS memperketat pengawasan dan mewajibkan setiap produk udang asal Indonesia memiliki sertifikasi bebas radioaktif.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengakui bahwa syarat baru ini sempat berdampak pada arus ekspor.
“Kemarin (ekspor udang) berhenti lah, sampai kemudian yang ke depan ini, sekarang numpuk. Kita harus yakinkan dulu bahwa seluruh yang ada ini aman, karena udang kita cukup bagus di Amerika,” ujar Trenggono saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).
Walau sempat tertahan, pemerintah bergerak cepat dengan menyiapkan sistem sertifikasi baru agar ekspor udang Indonesia dapat kembali berjalan tanpa hambatan.
Dampak Ekonomi dan Reputasi Indonesia di Mata Dunia
Ekspor udang merupakan salah satu tulang punggung ekonomi kelautan Indonesia. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan bahwa nilai ekspor udang nasional pada tahun 2024 mencapai USD 1,68 miliar, menjadikannya komoditas ekspor perikanan nomor satu.
Keberhasilan menembus kembali pasar AS dengan sertifikasi bebas Cs-137 tidak hanya mengembalikan arus ekspor, tetapi juga meningkatkan reputasi Indonesia sebagai negara dengan sistem keamanan pangan laut berstandar internasional.
“Kami ingin tunjukkan bahwa Indonesia memiliki sistem jaminan mutu level internasional,” tegas Ishartini dalam kesempatan yang sama.
Dengan keberhasilan ini, produk udang Indonesia kini dapat kembali bersaing dengan negara eksportir utama seperti India, Ekuador, dan Vietnam di pasar Amerika Serikat.
Baca Juga: Taiwan Temukan 2.000 Kg Basreng Indonesia Mengandung Pengawet Terlarang, TFDA Turun Tangan!
Langkah Cepat Pemerintah Pulihkan Kepercayaan Pasar Global
Menteri Trenggono menegaskan bahwa KKP kini mempercepat sertifikasi keamanan radioaktif agar ekspor tidak lagi terganggu.
Ia menyebutkan, proses uji dan sertifikasi akan dipercepat begitu seluruh peralatan laboratorium tersedia lengkap di Unit Pengolahan Ikan (UPI).
“Kalau peralatannya lengkap, semestinya cepat, apalagi itu dimiliki oleh UPI sendiri. Mudah-mudahan November sudah bisa kirim lagi ke AS,” tutur Trenggono optimistis.
Ia juga menegaskan bahwa KKP telah ditunjuk sebagai otoritas resmi pemberi sertifikasi keamanan radioaktif bagi produk perikanan ekspor, menandai era baru dalam jaminan mutu industri seafood Indonesia.
Sertifikasi Radioaktif, Tonggak Baru Keamanan Pangan Laut Indonesia
Penerapan sertifikasi bebas Cesium-137 (Cs-137) menjadi langkah strategis jangka panjang untuk melindungi reputasi ekspor Indonesia. Sebelumnya, pengujian radioaktif belum pernah diterapkan secara spesifik di sektor perikanan.
Kini, Indonesia menjadi salah satu pioneer negara Asia yang menerapkan sistem ini secara menyeluruh dalam industri ekspor seafood.
Dengan sistem sertifikasi yang transparan, terukur, dan diawasi langsung oleh tiga lembaga nasional, KKP, BAPETEN, dan BRIN — produk udang Indonesia akan memiliki jaminan keamanan yang tak tertandingi di pasar global.
Optimisme Baru bagi Industri Udang Indonesia
Langkah KKP ini disambut positif oleh para pelaku industri. Para eksportir menilai sertifikasi bebas Cs-137 dapat meningkatkan daya saing udang Indonesia di pasar premium seperti AS dan Eropa.
Ekonom maritim juga menilai kebijakan ini berpotensi menambah nilai ekspor hingga 15% pada 2026, karena meningkatnya kepercayaan buyer luar negeri terhadap sistem keamanan produk Indonesia.
Ekspor perdana udang bersertifikat bebas Cs-137 bukan sekadar pengiriman barang dagang, tetapi simbol kebangkitan industri perikanan nasional.
Dengan dukungan teknologi, sertifikasi ketat, dan kerja sama lintas lembaga, Indonesia kini siap menjadi pemain utama dalam perdagangan seafood global.
Langkah ini membuktikan bahwa keamanan, mutu, dan kepercayaan pasar dunia adalah prioritas utama pemerintah dalam mengembangkan sektor kelautan yang berkelanjutan.
