FYP Media.ID – Perombakan Kabinet Merah Putih 2025 akhirnya terjadi. Salah satu kejutan terbesar datang dari posisi Menteri Keuangan yang kini tidak lagi dijabat oleh Sri Mulyani Indrawati. Posisi strategis ini kini dipegang oleh Purbaya Yudhi Sadewa, sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Penggantian ini langsung memberikan guncangan signifikan ke pasar modal Indonesia, terutama terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Para pelaku pasar, baik domestik maupun asing, kini tengah berspekulasi dan mencermati arah kebijakan ekonomi baru yang akan diambil oleh menteri keuangan pengganti Sri Mulyani.
IHSG Langsung Anjlok Pasca Pengumuman Reshuffle
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 1,28% pada Senin, 8 September 2025, dan berakhir di posisi 7.766,84. Padahal sebelumnya IHSG sempat menguat hingga 0,5% pada sesi pertama perdagangan, bahkan sempat menyentuh 7.912. Namun setelah pengumuman reshuffle kabinet, terutama terkait penggantian Menteri Keuangan, pasar langsung berubah haluan dan IHSG merosot tajam.
Total volume transaksi perdagangan saham hari itu mencapai 35,47 miliar saham dengan nilai Rp 20,16 triliun. Aktivitas transaksi menyentuh 2,21 juta kali. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 526,17 miliar, menambah tekanan pada pasar.
Kenapa Pasar Begitu Terpengaruh dengan Penggantian Menkeu?
Sri Mulyani bukan sekadar Menteri Keuangan biasa. Ia telah menjabat sejak tahun 2016 dan dikenal sebagai figur kredibel dengan reputasi internasional. Di bawah kepemimpinannya, APBN dikelola dengan prinsip kehati-hatian, disiplin fiskal, dan transparansi tinggi. Pasar melihat Sri Mulyani sebagai simbol stabilitas ekonomi Indonesia, terutama dalam menghadapi gejolak global.
Kini, dengan munculnya nama Purbaya Yudhi Sadewa, pasar menghadapi ketidakpastian baru. Meski Purbaya bukan orang baru di dunia ekonomi dan keuangan, rekam jejaknya di ranah fiskal masih menjadi tanda tanya besar bagi investor.
5 Dampak Langsung ke Pasar Setelah Sri Mulyani Diganti
1. Peningkatan Volatilitas IHSG
IHSG langsung merespons negatif pengumuman reshuffle. Volatilitas meningkat tajam akibat ketidakpastian arah kebijakan fiskal ke depan. Menurut analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, pergerakan IHSG dari zona hijau ke merah mencerminkan kecemasan pasar terhadap arah ekonomi pasca reshuffle.
“Efek reshuffle khususnya dari Menkeu membuat kondisi volatilitas di pasar bergejolak,” ujar Nico.
2. Outflow Asing Meningkat
Investor asing mulai melakukan aksi jual besar-besaran, dengan nilai Rp 526,17 miliar hanya dalam satu hari. Sepanjang 2025, asing sudah menjual saham senilai Rp 55,65 triliun, yang mencerminkan sentimen negatif terhadap kepastian kebijakan ekonomi jangka menengah.
3. Ekspektasi Terbelah: Optimisme vs Kekhawatiran
Pasar saat ini berada dalam fase penantian. Sebagian pelaku pasar masih memberikan manfaat keraguan (benefit of the doubt) kepada Purbaya, dengan harapan ia akan melanjutkan disiplin fiskal yang selama ini dijaga Sri Mulyani.
Namun, sebagian lainnya khawatir bahwa peningkatan target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo akan mendorong kebijakan fiskal yang lebih agresif dan ekspansif, berpotensi mengganggu stabilitas anggaran.
4. Sektor-Sektor Tertentu Terpukul
Sektor saham yang sensitif terhadap arah kebijakan fiskal seperti perbankan, konstruksi, dan properti mulai mengalami tekanan. Investor menahan diri untuk masuk ke sektor-sektor ini sebelum ada kejelasan dari Menkeu baru terkait strategi APBN dan prioritas pembiayaan.
5. Fokus Pasar Beralih ke Komitmen Transparansi dan Disiplin
Menurut analis Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, pasar sedang menanti kejelasan dari Purbaya terkait beberapa hal krusial:
-
Apakah disiplin fiskal tetap dijaga?
-
Bagaimana transparansi anggaran akan dijalankan?
-
Apa strategi pembiayaan program prioritas pemerintah?
Rully menegaskan bahwa kejelasan dan konsistensi dari Purbaya akan sangat menentukan arah IHSG dalam jangka pendek dan menengah.
Siapa Purbaya Yudhi Sadewa?
Meski belum banyak dikenal publik luas, Purbaya Yudhi Sadewa bukan sosok baru di dunia ekonomi:
-
Mantan Kepala Ekonom di Danareksa Research Institute (2005–2013)
-
Pernah menjadi Direktur PT Danareksa (Persero)
-
Terakhir menjabat sebagai Kepala LPS
Purbaya dikenal sebagai analis ekonomi yang cukup vokal dan punya pendekatan pragmatis. Namun, pasar menilai bahwa menjadi ekonom dan mengelola fiskal negara adalah dua hal yang sangat berbeda. Ia kini dihadapkan pada tantangan besar: memenuhi ambisi pertumbuhan tinggi tanpa mengorbankan kestabilan fiskal.
Prediksi IHSG Pekan Ini: Masih dalam Tekanan?
Menurut proyeksi dari Pilarmas Investindo Sekuritas dan Mirae Sekuritas, IHSG berpeluang melemah terbatas dalam beberapa hari ke depan. Sentimen pasar masih menunggu:
-
Pernyataan resmi dari Purbaya mengenai arah kebijakan fiskal
-
Langkah awal yang diambil, terutama menyangkut belanja negara dan defisit APBN
-
Komitmen terhadap kelanjutan reformasi ekonomi dan penguatan daya saing
Jika Purbaya mampu menyampaikan komunikasi yang menenangkan pasar, ada peluang IHSG kembali rebound ke zona hijau. Sebaliknya, jika ketidakpastian berlanjut, investor akan semakin defensif, dan tekanan jual bisa makin besar.
Kesimpulan: Pasar Butuh Kepastian, Bukan Sekadar Janji
Penggantian Sri Mulyani memang menjadi sorotan utama pelaku pasar pekan ini. Sosok yang selama hampir satu dekade menjadi jangkar kepercayaan terhadap APBN dan ekonomi nasional kini digantikan oleh nama yang lebih “asing” dalam konteks fiskal.
Namun, bukan berarti pasar menutup diri. Investor hanya membutuhkan satu hal: kejelasan. Apakah arah kebijakan akan tetap stabil, transparan, dan bertanggung jawab? Atau justru berubah menjadi ekspansif tanpa fondasi yang kuat?
IHSG, nilai tukar rupiah, hingga minat investor asing akan sangat bergantung pada jawaban atas pertanyaan ini.
Catatan Penting untuk Investor
-
Pantau pernyataan resmi Menkeu baru dalam minggu ini
-
Hindari keputusan emosional, terutama bagi investor jangka panjang
-
Diversifikasi portofolio, utamakan saham-saham berfundamental kuat
-
Manfaatkan peluang koreksi untuk membeli di harga murah, jika sentimen membaik
“Pasar tidak takut perubahan. Pasar takut ketidakpastian.” – Sebuah prinsip klasik yang selalu relevan, termasuk dalam konteks pergantian Menteri Keuangan Indonesia.