FYPMedia.id – Dalam dekade terakhir, dunia medis dibuat gelisah oleh tren baru: kanker kolorektal yang menyerang generasi muda semakin sering ditemui.
Bahkan, di pusat penelitian terkemuka seperti Harvard, dokter onkologi khusus saluran cerna ikut terkejut melihat pasien muda dengan kanker stadium lanjut.
Laporan ini semakin memperkuat sinyal bahaya bahwa penyakit yang dahulu dianggap milik lansia kini mulai merambah usia produktif.
Angka Meningkat: Kanker Kolorektal Muda Kian Mengkhawatirkan
Dr. Kimmie Ng, onkologi senior dari Harvard Medical School dan pendiri Young-Onset Colorectal Cancer Center di Boston, menyatakan bahwa sejak pertengahan 1990-an, kejadian kanker usus besar dan rektum pada orang di bawah 50 tahun terus mengalami lonjakan. Ia mengungkapkan:
“Awalnya kami kaget, karena pasiennya masih muda, sehat, tidak punya faktor risiko, bahkan tanpa riwayat keluarga, tapi sudah ter diagnosis stadium 4. Dan kasus seperti ini sekarang makin sering.”
Menurut analisis global dan literatur terkini, jenis kanker di saluran pencernaan (GI cancers) dengan onset dini termasuk yang naik paling cepat, dan kanker kolorektal menjadi yang paling sering di antara jenis GI itu.
Sebagai gambaran tambahan, studi menunjukkan bahwa antara 2010 dan 2019, kasus gastrointestinal kanker awal (usia <50 tahun) meningkat hingga 14,8% secara global.
Tantangan Khusus pada Pasien Muda
Menerima diagnosis kanker di usia “belum tua” membawa beban sendiri. Menurut Dr Ng, banyak pasien muda masih memikul tanggung jawab keluarga: merawat anak, orang tua, memulai karier, atau membangun kehidupan baru.
Beban emosional, kerugian produktivitas, hingga kecemasan sosial kerap menyertai perjuangan mereka.
Selain itu, data menunjukkan bahwa kanker kolorektal kini menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada pria bawah 50 tahun di AS.
Pada wanita muda, kanker ini menempati urutan kedua setelah kanker payudara — dan diprediksi bisa menjadi yang pertama jika tren terus berlanjut ke 2030.
Meski demikian, Dr Ng menekankan bahwa secara total, prevalensinya di usia muda masih lebih rendah dibanding usia lebih tua, namun kecenderungannya meningkat cukup tajam.
Baca Juga: 8 Gejala Awal Kanker Usus Besar Menurut Dokter Harvard, Jangan Abaikan!
Upaya Deteksi Dini & Skrining
Selama beberapa dekade terakhir, penurunan kasus dan angka kematian kanker usus besar terjadi terutama pada usia menengah ke atas, berkat skrining (kolonoskopi, pemeriksaan tinja) dan kemajuan terapi.
Namun, tren penurunan ini tidak terjadi secara konsisten pada kelompok usia di bawah 50 tahun.
Sebagai respons, pada 2021, Amerika Serikat menurunkan batas rekomendasi awal skrining kolorektal dari usia 50 menjadi 45 tahun bagi masyarakat dengan risiko rata-rata.
“Usia skrining ini belum perlu diturunkan lagi … fokus utama saat ini adalah memahami penyebab meningkatnya kasus pada usia muda,” kata Dr Ng.
Menurut laporan, kanker kolorektal usia muda (early-onset) menyumbang lebih dari 54,3% dari kasus kanker GI awal secara global.
Faktor Risiko & Teori Pemicu
Sulit menunjuk satu penyebab tunggal, tetapi riset mencatat beberapa faktor yang diduga berperan:
- Pola hidup tidak sehat: diet tinggi olahan, konsumsi daging merah berlebih, rendah serat, obesitas, kurang aktivitas fisik.
- Perubahan mikrobioma usus dan peradangan kronis.
- Faktor genetik: meski hanya sebagian (diperkirakan 15–30%) pasien usia muda memiliki mutasi bawaan (misalnya sindrom Lynch)
- Faktor lingkungan atau paparan toksin yang belum sepenuhnya diketahui.
Beberapa model prediksi modern bahkan menguji kemampuan AI (seperti model bahasa besar) untuk memprediksi kanker kolorektal onset dini (usia < 45) berdasarkan data medis dan gejala awal.
Gejala yang Kerap Dilewatkan
Masalahnya, gejala awal kanker kolorektal sering samar atau salah diartikan, sehingga diagnosis baru datang terlambat, sering pada stadium 3 atau 4. Beberapa gejala yang patut diwaspadai:
- Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit)
- Sensasi buang air yang tidak tuntas
- Darah dalam tinja
- Penurunan berat badan drastis tanpa sebab jelas
- Kelelahan, anemia
Dengan mengenali tanda-tanda tersebut dan segera berkonsultasi, deteksi bisa lebih awal — yang sangat berpengaruh terhadap peluang keberhasilan terapi.
Baca Juga: Gen Z Berisiko 2x Lipat Kena Kanker Usus Besar, Kenali 7 Gejalanya
Strategi Pencegahan & Langkah Kenyataan
Sementara penyebab pasti belum sepenuhnya terkuak, langkah preventif yang direkomendasikan meliputi:
- Konsumsi cukup serat, buah & sayur
- Batasi konsumsi makanan ultra-proses
- Aktif bergerak secara rutin
- Menjaga berat badan ideal
- Berhenti merokok dan batasi alkohol
- Memerhatikan riwayat keluarga dan berkonsultasi jika ada garis keturunan kanker usus
Bagi mereka yang mengalami gejala mencurigakan, skrining lebih awal dan pemeriksaan seperti kolonoskopi bisa menyelamatkan nyawa.
Kesimpulan
Kasus kanker kolorektal di usia muda, terutama diagnosis stadium 4 pada individu tanpa faktor risiko, bukan lagi kejadian langka.
Pernyataan Dr. Kimmie Ng bahwa “kasus seperti ini sekarang makin sering” menjadi alarm serius bagi sistem kesehatan global.
Menurunnya usia rekomendasi skrining menjadi 45 tahun di AS menunjukkan bahwa dunia medis mulai menyadari urgensinya.
Namun kuncinya tetap pada kesadaran publik, gaya hidup sehat, dan penelitian lebih mendalam untuk memahami pemicu kanker ini di kalangan generasi muda.
Dalam menghadapi ancaman yang makin nyata ini, kewaspadaan, edukasi, dan kolaborasi antara medis, masyarakat, dan pemerintah menjadi benteng utama. Agar diagnosis tidak lagi terlambat dan angka kematian bisa ditekan jauh lebih rendah.
