Cacar Monyet Kembali Menyebar Di Indonesia 2024, Begini Cara Mencegahnya!

cacar monyet kembali menyebar di Indonesia

FYPMEDIA.ID – Wabah cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) kembali melanda Indonesia. Keberadaan wabah ini bukan pertama kalinya bagi Indonesia, karena berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) jumlah kasus di Indonesia dari tahun 2022 hingga Agustus 2024 tercatat sebanyak 88 kasus cacar monyet.

Dari kasus yang tercatat, jumlah kasus terbanyak terjadi pada tahun 2023 dengan jumlah kasus sebanyak 73. Sementara pada tahun 2024, jumlah kasus tercatat sebanyak 14 kasus. Kabar baiknya dari jumlah kasus yang terkonfirmasi, tidak seluruh wilayah Indonesia terpapar wabah ini dan sejauh ini baru tersebar di enam provinsi. Wabah ini lebih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu Jakarta, Banten, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur, dengan jumlah kasus terbanyak di Jakarta , yakni 59 kasus. Sedangkan satu provinsi lainnya berada di Pulau Sumatra, yaitu Kepulauan Riau dengan satu kasus.

Apa itu cacar monyet?

Cacar monyet adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang juga berasal dari kelompok virus penyebab penyakit cacar, yaitu Orthopoxvirus. Namun, virus cacar monyet disebut virus monkeypox, sedangkan virus cacar air disebut vaccinia virus

Sesuai dengan namanya, virus cacar monyet pertama kali ditemukan pada tubuh monyet di Kopenhagen, Denmark, pada tahun 1958. Virus tersebut berada di tubuh kawanan monyet yang saat itu digunakan sebagai penelitian. Kemudian pada tahun 1970, untuk pertama kalinya virus ini ditemukan pada tubuh manusia di Republik Demokratik Kongo, Afrika.

Penyakit ini tidak hanya dapat disebarkan oleh hewan berupa monyet saja, melainkan tikus dan tupai yang terinfeksi pun dapat menularkan virus ini kepada manusia. Selain itu, penyebaran virus ini juga dapat disebarkan dari manusia ke manusia. 

Penyebaran virus ini dapat terjadi ketika seseorang melakukan kontak berat dengan orang yang terinfeksi, seperti kontak tatap muka, sentuhan, hingga hubungan seksual. Akan tetapi, penyebaran melalui kontak tidak langsung pun tetap harus diwaspadai, seperti tidak menggunakan barang (baju,  seprai, selimut, dan sebagainya) secara bersamaan dengan orang yang terpapar virus.

Gejala cacar monyet

Gejala seseorang yang terkena cacar monyet hampir sama dengan gejala cacar air. Namun, seseorang yang terinfeksi dengan cacar ini tidak langsung akan merasakan dampaknya, melainkan akan terasa setelah 5 hingga 21 hari setelah terpapar virus.

Biasanya seseorang yang terpapar virus ini akan mengalami demam di atas 38 derajat Celcius, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, tubuh terasa letih atau lemas, menggigil, keringat dingin, hingga pembengkakan kelenjar getah bening, yang ditandai dengan benjolan di leher, rahang bawah, bawah dagu, atau selangkangan.

Selain itu, tubuh akan mengalami ruam pada kulit di beberapa area tubuh, seperti wajah, telapak tangan, telapak kaki, mulut, area mata, hingga alat kelamin. Lalu, ruam akan berubah menjadi lesi berwarna merah  berbentuk datar. Kemudian akan mulai berkembang dan membentuk benjolan dengan cairan benih di dalamnya yang lama kelamaan akan berubah menjadi warna kekuningan. Selanjutnya lesi akan kering dan mengelupas dengan sendirinya.

Gejala ini umumnya akan terjadi selama sekitar 2-4 minggu dan akan sembuh dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan penyakit cacar monyet ini bersifat self-limited, dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, hal tersebut juga tergantung dengan ketahanan dan imunitas tubuh setiap orangnya. Karena penyakit ini memiliki risiko menyebabkan komplikasi medis bahkan kematian, sehingga memerlukan perawatan dari tim medis dan mengonsumsi obat.

Cara mencegah terpapar cacar monyet

Saat ini memang pemerintah sudah mendatangkan vaksin cacar monyet sebanyak 1.600 dosis dari Denmark. Namun, vaksin ini tidak diperuntukkan untuk masyarakat umum layaknya vaksin Covid-19. Vaksin ini hanya diberikan kepada masyarakat yang tergolong kelompok berisiko tinggi untuk terpapar virus dan petugas yang membutuhkan, seperti petugas kesehatan dan laboratorium.

Cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terpapar penyakit cacar monyet ialah sebagai berikut:

  1. Hindari kontak langsung dengan hewan pengerat dan primata liar, terlebih yang sakit atau mati di daerah virus cacar monyet sedang menyebar.
  2. Hindari mengonsumsi daging hewan secara mentah.
  3. Pisahkan penderita yang terinfeksi dari orang lain dengan melakukan isolasi untuk menghindari penyebar semakin meluas.
  4. Hindari penggunaan barang pribadi secara bersamaan dengan seseorang yang mengalami gejala dan yang sudah ditetapkan terinfeksi.
  5. Selalu rajin mencuci tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer dengan benar.

Penyebaran virus dari penyakit cacar monyet ini memang tidak secepat penyebaran virus Covid-19. Bahkan Budi Gunadi, selaku Menteri Kesehatan, meminta masyarakat untuk tidak panik dengan munculnya kembali virus ini di Indonesia, tetapi beliau juga meminta masyarakat untuk selalu waspada dan tidak meremehkannya. Pastikan selalu ingat untuk menjalani hidup bersih dan sehat, dengan mengonsumsi vitamin, menjaga kebugaran tubuh, dan menjaga kesehatan mental.