FYP Media.id – Dugaan keracunan massal menimpa puluhan siswa Sekolah Islam Terpadu (SIT) Assalam, Martapura, Kalimantan Selatan, usai mengonsumsi makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar mengungkap hasil uji laboratorium awal yang mengindikasikan bahwa nasi kuning dan sayur menjadi pemicu utama insiden ini.
Plt Kepala Dinkes Banjar, Dr. H. Nooripansyah, menyatakan bahwa dari pemeriksaan sementara, dua komponen menu MBG, yakni nasi kuning dan sayur, positif mengandung zat penyebab keracunan.
“Ayam suwir dalam menu tidak terdeteksi adanya kontaminasi, namun nasi dan sayur menunjukkan hasil positif. Ini adalah hasil uji laboratorium sementara,” jelas Nooripansyah kepada wartawan, Kamis malam (9/10).
Pemeriksaan Lanjutan & Penelusuran Dapur
Dinkes Banjar bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan untuk melakukan investigasi lebih dalam. Fokus utama saat ini adalah menelusuri dapur penyedia makanan MBG, mengingat program makan bersama ini masih akan terus dilanjutkan.
“Kami akan turun langsung ke dapur penyedia. Keamanan makanan harus dipastikan 100 persen sebelum program dilanjutkan,” tegasnya.
Dinkes juga menyebutkan bahwa pemeriksaan laboratorium lanjutan masih akan terus dilakukan, termasuk pengambilan sampel dari sisa makanan, peralatan memasak, hingga sumber air yang digunakan oleh penyedia katering.
Gejala: Mual, Muntah, Pusing
Sebanyak 45 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan, mulai dari mual, muntah, hingga pusing tak lama setelah menyantap menu MBG yang terdiri dari nasi kuning, sayur, dan ayam suwir.
Sebagian siswa harus dilarikan ke fasilitas kesehatan di Martapura, sementara lainnya dirawat di sekolah dengan penanganan pertama.
Evaluasi Program MBG Segera Dilakukan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif pemerintah daerah untuk menyediakan makanan bergizi bagi siswa sekolah, terutama dari kalangan kurang mampu. Namun insiden ini memaksa Dinkes dan pihak sekolah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penyediaan dan distribusi makanan.
“Kami akan lakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” tutur Nooripansyah.
Fakta Singkat Kasus Dugaan Keracunan MBG di Martapura
Fakta | Keterangan |
---|---|
Lokasi | SIT Assalam, Martapura, Kalimantan Selatan |
Tanggal Kejadian | Kamis, 9 Oktober 2025 |
Jumlah Korban | ± 45 siswa |
Menu MBG | Nasi kuning, sayur, ayam suwir |
Indikasi Sumber Keracunan | Nasi kuning dan sayur |
Penanganan | Beberapa dirawat di faskes, sebagian ditangani di sekolah |
Status Penyelidikan | Pemeriksaan lanjutan dan investigasi dapur penyedia |
Reaksi Warga & Orang Tua Murid
Insiden ini mengundang perhatian publik, terutama para orang tua siswa. Banyak dari mereka menuntut transparansi dan peningkatan standar kebersihan dari pihak penyedia makanan.
“Anak saya sampai muntah-muntah setelah pulang sekolah. Kami minta agar makanan sekolah lebih diawasi,” kata salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya.
Apa Langkah Selanjutnya?
Tim gabungan Dinkes Banjar dan Dinkes Provinsi akan melakukan investigasi menyeluruh, termasuk:
-
Inspeksi dapur dan peralatan masak penyedia makanan MBG
-
Pengujian lanjutan pada bahan makanan dan sisa makanan
-
Evaluasi SOP penyimpanan dan distribusi makanan
-
Pemeriksaan kebersihan personel dan lingkungan dapur
Kesimpulan
Meski hasil uji laboratorium bersifat awal, indikasi kuat mengarah pada nasi kuning dan sayur sebagai penyebab utama dugaan keracunan siswa Martapura. Dinkes memastikan bahwa langkah tegas dan investigasi lanjutan akan dilakukan untuk menjamin keamanan program MBG ke depan.
Pemerintah daerah diminta untuk lebih ketat mengawasi program makanan gratis, agar insiden serupa tidak menimpa sekolah lain di wilayah Kalimantan Selatan.