FYPMedia.id – Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping mendesak wanita – wanita di negaranya untuk menikah dan membesarkan anak – anaknya. Hal ini dilakukan karena negara tersebut sedang dilanda krisis kelahiran, pernikahan, dan melesatnya populasi lansia di negeri tirai bambu. Para ahli demografi sebelumnya sudah memperkirakan Tiongkok akan mulai mengalami penurunan populasi dalam beberapa dekade ke depan. Namun, menurut beberapa ahli khawatir fenomena tersebut mungkin akan datang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Seperti diketahui, bahwa populasi pasangan di Tiongkok yang menikah untuk pertama kalinya telah anjlok hampir 56% selama Sembilan tahun terakhir. Bahkan jumlah pernikahan di Tiongkok kurang dari 11 juta pada tahun 2022.
Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok juga tidak tinggal diam dalam menghadapi masalah ini. Langlah – langkah yang diambil oleh pemerintah guna menahan penurunan angka kelahiran dengan cara, mengizinkan pasangan yang sudah menikah untuk memiliki dua anak pada tahun 2015. Namun, angka kelahiran malah semakin menurun. Sehingga, pemerintah kembali melonggarkan kebijakan tersebut menjadi tiga anak pada tahun ini. Selama beberapa dekade, pemerintah telah memaksa jutaan wanita untuk menggugurkan kandungan di bawah kebijakan satu anak. Sekarang, mereka mengeluarkan serangkaian slogan dan kebijakan propaganda untuk mendorong pasangan agar memiliki lebih banyak anak. Insentif umum termasuk pemberian bantuan atau subsidi dilakukan agar usaha tersebut berjalan dengan lancar.
Presiden Xi juga mengungkapkan, wanita harus dimobilisasi untuk berkontribusi dalam langkah modernisasi Tiongkok. Ia juga menyebutkan pihak berwenang Tiongkok perlu untuk membimbing generasi muda soal pernikahan dan melahirkan anak. Adapun seruan Xi muncul sebagai upaya dalam menanggulangi angka kelahiran yang anjlok dan membalikkan angka populasi lansia di negara tersebut.
(riz/riy)