FYPMedia.id – Politik Inggris kembali diguncang drama besar. Wakil Perdana Menteri (PM) Inggris sekaligus Menteri Perumahan, Komunitas, dan Pemerintahan Daerah, Angela Rayner, resmi mengundurkan diri usai terjerat kasus kurang bayar pajak properti.
Keputusan ini sekaligus menutup karier salah satu politisi paling populer di Partai Buruh, yang sempat digadang-gadang sebagai calon kuat penerus PM Keir Starmer.
Kasus yang menjerat Rayner bukan sekadar soal teknis administrasi, melainkan mencuat menjadi isu moral, etika, hingga kredibilitas pemerintah Inggris. Berikut ulasan lengkap 8 fakta penting dari mundurnya Angela Rayner yang mengubah peta politik Negeri Ratu Elizabeth.
Pengunduran Diri dengan Surat Terbuka
Angela Rayner menyampaikan pengunduran dirinya melalui surat terbuka kepada PM Keir Starmer pada Jumat (5/9/2025). Dalam surat tersebut, Rayner menegaskan bahwa ia bertanggung jawab penuh atas kesalahan pembayaran bea pembelian properti senilai 800 ribu poundsterling (setara Rp16 miliar).
“Saya menerima bahwa saya tidak memenuhi standar tertinggi terkait pembelian properti saya baru-baru ini … saya bertanggung jawab penuh terhadap kesalahan ini,” tulis Rayner.
Rayner juga mengundurkan diri dari jabatannya di Partai Buruh sebagai wakil ketua.
Baca Juga: Wapres Gibran Digugat Rp125 Triliun: Sidang Perdata Panas di PN Jakpus 8 September 2025
Skandal Pajak Properti Senilai Rp800 Juta
Investigasi independen menemukan bahwa Rayner tidak membayar penuh bea pembelian properti di kawasan Hove, Sussex Timur. Jumlah yang dipermasalahkan mencapai 40.000 poundsterling atau sekitar Rp800 juta.
Kasus ini diperparah karena Rayner sempat mengabaikan nasihat hukum yang menyarankannya untuk membayar pajak tersebut. Ia mengklaim salah tafsir karena mengira tak wajib membayar setelah melepas kepemilikan rumah lamanya.
Pukulan Telak bagi PM Keir Starmer
Mundurnya Rayner menjadi pukulan paling telak bagi PM Keir Starmer. Selama ini, Rayner dikenal sebagai tangan kanan sekaligus tokoh paling populer di Partai Buruh.
Rayner adalah menteri kedelapan yang hengkang dari kabinet Starmer, namun ia adalah pejabat paling senior dan berpengaruh. Banyak analis menilai pengunduran dirinya dapat menggerus kepercayaan publik terhadap kepemimpinan Starmer.
Karier Gemilang yang Terganjal Skandal
Rayner, 45 tahun, bukan figur politik biasa. Ia dikenal sebagai politisi karismatik yang lahir dari latar belakang sederhana.
Berasal dari Stockport, pinggiran Manchester, Rayner tumbuh di lingkungan perumahan sosial termiskin. Sejak kecil ia harus merawat ibunya yang mengidap bipolar dan depresi, sementara sang ayah sering tidak ada di rumah.
Perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan membuat Rayner dicintai rakyat kecil dan populer di akar rumput Partai Buruh. Banyak yang menyebutnya sebagai “ikon perjuangan rakyat kelas pekerja.”
Permintaan Maaf Terbuka
Dalam surat pengunduran dirinya, Rayner menyampaikan permintaan maaf kepada publik dan PM Starmer.
“Saya sangat menyesali keputusan saya untuk tidak mencari nasihat pajak spesialis tambahan,” tulisnya.
Rayner menegaskan bahwa kesalahan itu murni tanggung jawab pribadi, dan ia tidak ingin menyeret nama baik pemerintah maupun partainya lebih jauh.
Reshuffle Kabinet: David Lammy Jadi Wakil PM Baru
Menyusul pengunduran diri Rayner, PM Starmer langsung melakukan reshuffle kabinet besar-besaran.
- David Lammy, sebelumnya Menteri Luar Negeri, dipindahkan menjadi Wakil PM.
- Jabatan Menlu digantikan Yvette Cooper, mantan Mendagri.
- Posisi Mendagri kini dijabat Shabana Mahmood, yang sebelumnya Menteri Kehakiman.
Reshuffle ini dilakukan untuk menstabilkan situasi politik sekaligus menjaga kepercayaan publik. Namun, banyak pengamat menilai langkah Starmer ini lebih sebagai strategi bertahan ketimbang solusi jangka panjang.
Dampak Politik: Guncangan di Partai Buruh
Mundurnya Rayner tidak hanya mengurangi kekuatan kabinet Starmer, tetapi juga mengguncang internal Partai Buruh.
Rayner selama ini dianggap sebagai calon penerus Starmer, dengan basis dukungan luas di kalangan anggota partai. Skandal ini pun membuka peluang munculnya persaingan baru dalam perebutan kepemimpinan.
Beberapa tokoh muda Partai Buruh diprediksi akan memanfaatkan momentum ini untuk menantang dominasi Starmer.
Pesan Moral: Integritas Tak Bisa Ditawar
Kasus Angela Rayner memberi pelajaran keras bahwa integritas politik tak bisa dinegosiasikan. Di negara dengan tradisi demokrasi mapan seperti Inggris, kesalahan dalam urusan pajak sekalipun bisa menjatuhkan pejabat tinggi.
Publik Inggris kini semakin menuntut transparansi, akuntabilitas, dan standar moral tinggi dari para pemimpinnya.
Mundurnya Angela Rayner menandai akhir sebuah babak penting dalam politik Inggris. Dari seorang politisi yang lahir dari kesederhanaan, meraih puncak karier, hingga akhirnya jatuh karena kesalahan administratif yang fatal.
Bagi PM Keir Starmer, ini adalah tantangan terbesar sejak menjabat. Ia harus membuktikan bahwa pemerintahannya tetap solid meski ditinggal salah satu figur paling kuat di kabinet.
Namun, satu hal yang pasti: skandal ini akan tercatat dalam sejarah politik Inggris sebagai salah satu kasus jatuhnya pejabat karena integritas pribadi.