FYPMedia.id — Salah satu hal yang paling sering membuat calon karyawan bingung sebelum wawancara kerja adalah memilih pakaian yang tepat. Antara memakai jas formal atau kemeja kasual, pilihan ini ternyata tidak sesederhana kelihatannya.
Penampilan saat wawancara kerja bisa menjadi faktor penentu kesan pertama di mata pewawancara, bahkan sebelum Anda sempat berbicara.
Dalam dunia profesional yang semakin kompetitif, cara berpakaian mencerminkan karakter, kesiapan, dan profesionalisme seseorang.
Melansir dari laman Western Washington University, kunci utama menentukan pakaian terbaik untuk melamar kerja adalah menyesuaikan dengan budaya dan karakter perusahaan yang dituju.
1. Kenali Perusahaan Tempat Anda Melamar
Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah melakukan riset mendalam tentang perusahaan.
Apakah perusahaan tersebut bergerak di sektor kreatif, teknologi, atau justru korporasi konservatif seperti perbankan dan finansial?
Melalui media sosial dan situs web resmi perusahaan, Anda bisa mendapatkan gambaran tentang cara berpakaian para karyawannya.
Jika perusahaan terlihat santai dan modern, seperti start-up atau agensi kreatif, kemeja dengan warna cerah atau bermotif ringan bisa menjadi pilihan aman.
Namun, jika perusahaan tersebut adalah perusahaan besar yang formal, seperti bank atau kantor konsultan, maka jas atau blazer dengan kemeja berkerah dan dasi adalah keharusan.
“Setiap perusahaan memiliki bahasa berpakaian yang berbeda. Pelamar yang bisa menyesuaikan diri dengan budaya visual perusahaan akan dinilai lebih peka dan siap beradaptasi,” tulis laman Western Washington University.
2. Tampilkan Kesan Lebih Baik dari Posisi yang Dilamar
Berpakaianlah sedikit lebih profesional daripada posisi pekerjaan yang Anda lamar. Tujuannya bukan untuk berlebihan, tetapi untuk menunjukkan bahwa Anda menghargai proses wawancara dan serius dengan kesempatan yang diberikan.
Misalnya, jika Anda melamar posisi staf administrasi di perusahaan keuangan, menggunakan jas dan dasi akan memberikan kesan siap dan percaya diri.
Sebaliknya, jika Anda melamar di perusahaan kreatif, mengenakan jas hitam tebal bisa terlihat kaku dan tidak sesuai dengan budaya mereka yang dinamis.
Ahli mode dan penulis buku gaya profesional Michael A. Lubarsky menegaskan bahwa berpakaian yang sedikit lebih baik daripada standar kantor bisa memberikan sinyal positif kepada pewawancara.
Cara Anda berpakaian adalah bentuk komunikasi non-verbal pertama yang dilihat pewawancara. Ini menunjukkan seberapa besar Anda menghormati kesempatan yang diberikan.
Baca Juga: 5 Gaya Berpakaian yang Masih Relevan di Akhir Tahun 2025
3. Perhatikan Kesesuaian dan Kenyamanan
Apapun pilihan Anda, jas atau kemeja dan pastikan pakaian tersebut pas di badan dan nyaman dikenakan.
Ukuran yang terlalu besar atau terlalu ketat bisa mengganggu penampilan dan mengurangi rasa percaya diri.
Gunakan warna yang netral dan lembut seperti putih, abu-abu, biru navy, atau hitam, terutama jika Anda melamar di perusahaan konservatif.
Namun untuk posisi di sektor kreatif seperti media, desain, atau agensi digital, kombinasi warna pastel, motif garis halus, atau sentuhan warna cerah dapat memberikan kesan segar dan percaya diri.
Selain itu, pakaian yang nyaman akan membantu Anda tetap fokus menjawab pertanyaan wawancara tanpa terganggu oleh rasa tidak nyaman.
Ingat, kenyamanan menciptakan kepercayaan diri.
4. Menyesuaikan dengan Jenis Pekerjaan
Michael A. Lubarsky membagi tips berpakaian untuk wawancara kerja berdasarkan tiga kategori besar pekerjaan:
a. Pekerjaan Konservatif (Keuangan, Hukum, Penjualan)
Untuk bidang ini, jas dan blazer berwarna gelap adalah keharusan. Padukan dengan kemeja putih dan dasi polos bagi pria, atau blazer hitam dengan rok pensil atau celana bahan bagi wanita.
Sepatu pun sebaiknya formal, sepatu bertali bagi pria dan heels tertutup bagi wanita.
Jika ingin tampil lebih stylish tanpa melanggar aturan formalitas, Anda bisa menambahkan aksesori sederhana seperti jam tangan elegan atau tas berwarna netral.
b. Pekerjaan Kreatif (Media, Fotografi, Desain)
Di bidang kreatif, penampilan yang menunjukkan kepribadian dan selera artistik justru menjadi nilai tambah, dan Anda tidak diwajibkan memakai jas dan dasi.
Cobalah kombinasi kemeja bergaris halus, celana chino polos, dan cardigan atau sweater tipis.
Untuk alas kaki, sneakers putih bersih atau sepatu kulit kasual bisa menjadi pilihan yang tetap rapi namun santai.
c. Pekerjaan Pelayanan Publik (Jasa, Perhotelan, Kesehatan)
Untuk bidang yang menuntut mobilitas tinggi, kenyamanan adalah prioritas. Pilihlah celana bahan longgar atau korduroi, padankan dengan kemeja berwarna lembut dan blazer ringan.
Jika Anda sudah diterima dan mulai bekerja, jeans berwarna gelap juga bisa digunakan—selama terlihat sopan dan profesional.
Baca Juga: 4 Tip Mencari Pekerjaan Pertama Kamu
5. Jangan Lupakan Detail Kecil
Hal-hal kecil sering kali luput dari perhatian, padahal bisa sangat menentukan kesan pewawancara. Pastikan pakaian Anda disetrika rapi, sepatu bersih, rambut tertata, dan aroma tubuh segar.
Gunakan deodoran dan parfum ringan untuk memberi kesan bersih tanpa berlebihan.
Selain itu, hindari perhiasan mencolok atau aksesoris berlebihan, terutama jika Anda melamar di perusahaan formal. Simplicity is elegance.
6. Berpakaian untuk Meningkatkan Percaya Diri
Pakaian bukan sekadar penutup tubuh, ia adalah alat psikologis untuk membangun rasa percaya diri.
Saat Anda merasa nyaman dengan pakaian yang dikenakan, tubuh dan bahasa non-verbal Anda akan memancarkan keyakinan yang lebih kuat.
“Berpakaian yang baik juga dapat meningkatkan kepercayaan diri. Baik kemeja atau jas, pastikan ukuran dan warnanya sesuai dengan tubuh Anda,” tulis Western Washington University.
7. Jangan Takut Menjadi Diri Sendiri
Terakhir, berpakaian profesional bukan berarti harus menghilangkan jati diri Anda. Selama masih dalam batas sopan dan pantas, tambahkan sentuhan personal pada gaya berpakaian Anda.
Misalnya, memakai bros kecil, jam tangan favorit, atau warna dasi yang mencerminkan karakter.
Keaslian dalam berpakaian menunjukkan bahwa Anda punya kepribadian kuat dan tahu cara mengekspresikannya secara elegan.
