7 Tanda Mengejutkan Diabetes Tipe 1 pada Anak yang Sering Diabaikan Orangtua

Tanda Diabetes Tipe 1

FYP Media.ID – Apa jadinya jika kebiasaan ngompol anak yang sudah berhenti, tiba-tiba muncul kembali? Banyak orangtua menganggapnya hal biasa. Tapi tahukah Anda, menurut para ahli, itu bisa jadi tanda awal diabetes tipe 1 yang berbahaya?

Prof. Aman Bhakti Pulungan, Dokter Spesialis Anak Subspesialis Endokrinologi dan Kepala Program Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia, mengingatkan bahwa orangtua wajib waspada terhadap gejala yang tampak sepele namun bisa mengarah pada diagnosis diabetes tipe 1.

Berikut ini adalah 7 tanda mengejutkan diabetes tipe 1 pada anak yang sering diabaikan, padahal bisa menyelamatkan nyawa jika dikenali lebih dini.

1. Ngompol Kembali Setelah Lama Tidak Ngompol

Salah satu tanda paling awal dan sering diabaikan adalah anak kembali ngompol di malam hari, padahal sebelumnya sudah berhenti.

“Yang tadinya tidak ngompol, dia ngompol lagi. Yang terpikir pertama kali harus adalah diabetes,” tegas Prof. Aman.

Kondisi ini terjadi karena tubuh anak mengalami peningkatan kadar gula darah, sehingga ginjal harus bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan glukosa lewat urin. Akibatnya, anak jadi lebih sering buang air kecil, bahkan saat tidur.

2. Sering Buang Air Kecil dan Haus Berlebihan

Dalam istilah medis, gejala ini disebut poliuria (sering buang air kecil) dan polidipsia (haus berlebihan). Anak akan terus meminta minum, bahkan setelah baru saja minum banyak.

“Banyak makan, banyak minum, banyak kencing. Itu sudah gejala klasik,” ujar Prof. Aman.

Gejala ini sering dikira sebagai efek cuaca panas atau aktivitas fisik, padahal bisa jadi pertanda awal dari ketidakseimbangan kadar glukosa dalam tubuh.

3. Nafsu Makan Meningkat Tapi Berat Badan Justru Turun

Salah satu gejala diabetes tipe 1 yang mengejutkan adalah berat badan anak turun drastis, meskipun ia makan lebih banyak dari biasanya.

Hal ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi akibat kekurangan insulin. Tubuh mulai memecah lemak dan otot sebagai cadangan energi, sehingga anak terlihat kurus dan lesu.

4. Anak Tiba-Tiba Lemas dan Tidak Aktif

Jika anak Anda mulai tampak tidak bersemangat, lemas, dan mudah mengantuk, jangan anggap itu hanya karena kelelahan biasa. Ini bisa jadi pertanda penurunan energi akibat glukosa yang tidak dapat diproses oleh tubuh.

Prof. Aman menyebut, anak yang tiba-tiba kehilangan energi dan mengalami penurunan berat badan patut dicurigai mengalami gejala diabetes tipe 1.

5. Sering Dianggap Penyakit Lain, Bahkan Sempat Salah Diagnosis

Salah satu tantangan terbesar dalam mengenali diabetes tipe 1 pada anak adalah gejalanya yang mirip penyakit lain. Prof. Aman mengungkapkan bahwa banyak anak di Indonesia yang salah diagnosis, bahkan sampai dioperasi karena disangka usus buntu.

“Pernah ada kejadian di rumah sakit besar. Anak dioperasi usus buntu, ternyata diabetes tipe 1,” jelasnya.

Gejala seperti sakit perut, mual, muntah, atau napas cepat sering kali membuat tenaga medis keliru mengira anak mengalami asma, pneumonia, atau infeksi lainnya.

6. Kondisi Sudah Parah Saat Baru Didiagnosis

Sekitar 70 persen anak dengan diabetes tipe 1 di Indonesia datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah parah, bahkan hingga mengalami ketoasidosis diabetik (KAD) — kondisi darurat medis yang bisa mengancam jiwa.

Ini menunjukkan betapa banyak orangtua maupun tenaga kesehatan yang kurang peka terhadap tanda-tanda awal diabetes tipe 1, sehingga diagnosis terlambat dan penanganan pun menjadi lebih sulit.

7. Diabetes Tipe 1 Bukan Karena Keturunan, Tapi Autoimun

Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang erat kaitannya dengan faktor genetik dan gaya hidup, diabetes tipe 1 disebabkan oleh gangguan autoimun. Sistem kekebalan tubuh anak menyerang sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.

“Diabetes tipe 1 bukan keturunan. Banyak dari pasien kami, orangtuanya tidak punya riwayat DM,” tegas Aman.

Beberapa studi juga menunjukkan bahwa infeksi virus bisa menjadi pencetus awal munculnya diabetes tipe 1. Bahkan, selama pandemi COVID-19, jumlah kasus diabetes tipe 1 meningkat signifikan di kalangan anak-anak.

Kenapa Orangtua Harus Peka?

Kunci utama dalam mengatasi diabetes tipe 1 pada anak adalah diagnosis dini dan penanganan cepat. Semakin cepat dikenali, semakin besar peluang anak untuk hidup normal dan sehat dengan pengelolaan yang tepat.

Berikut tips singkat dari Prof. Aman untuk orangtua:

  • Perhatikan perubahan perilaku anak (ngompol lagi, lemas, mudah haus).

  • Waspadai penurunan berat badan yang tidak wajar.

  • Catat frekuensi makan, minum, dan buang air anak.

  • Segera periksa ke dokter jika muncul beberapa gejala sekaligus.

  • Jangan malu atau ragu untuk minta tes gula darah.

Meningkatkan Kesadaran Lewat CDiC

Program Changing Diabetes in Children (CDiC) di Indonesia aktif melakukan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat dan tenaga kesehatan agar lebih waspada terhadap gejala diabetes tipe 1.

Prof. Aman berharap melalui kampanye ini, tidak ada lagi anak yang datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah kritis karena keterlambatan diagnosis.

Penutup: Deteksi Dini Bisa Menyelamatkan Nyawa Anak Anda

Ngompol bukan selalu hal biasa. Jika anak Anda sudah lama berhenti ngompol dan tiba-tiba kembali mengalaminya, jangan anggap remeh. Ini bisa jadi sinyal tubuh bahwa ada yang tidak beres. Salah satu penyebab serius yang harus dipertimbangkan adalah diabetes tipe 1.

7 tanda yang sering diabaikan ini seharusnya menjadi peringatan bagi setiap orangtua. Jangan tunggu hingga anak lemas, tidak sadar, atau koma karena komplikasi. Segera konsultasikan ke dokter jika Anda menemukan gejala-gejala tersebut.

Dengan kesadaran dan edukasi yang tepat, kita bisa membantu anak-anak Indonesia hidup sehat, kuat, dan bebas dari komplikasi diabetes.