Writer: Raodatul - Jumat, 14 November 2025
FYPMedia.id - Makanan rebusan dan kukusan seperti ubi, jagung, singkong, kentang, hingga sayuran kukus sering disebut sebagai pilihan yang sehat, praktis, dan aman. Namun, tahukah Anda bahwa makanan sehat ini justru bisa berubah menjadi sumber bahaya jika dibiarkan terlalu lama dalam keadaan dingin di suhu ruang?
Fenomena ini bukan sekadar mitos. Pakar gizi mengingatkan bahwa makanan rebus-kukus yang dibiarkan hingga masuk ke rentang “temperature danger zone” dapat memicu pertumbuhan bakteri berbahaya yang berpotensi menyebabkan keracunan makanan.
Spesialis gizi klinis, dr Ardian Sandhi Pramesti, SpGK, menjelaskan bahwa risiko utama muncul ketika makanan rebusan atau kukusan memiliki kadar air yang tinggi, sehingga sangat mudah menjadi medium berkembang biaknya bakteri penyebab penyakit.
"Ini karena makanan rebus atau kukus punya kadar air tinggi, yang membuatnya rentan terhadap bakteri jika dibiarkan di 'danger zone' suhu, yaitu antara 4°C hingga 60°C. Di rentang suhu ini, bakteri seperti Salmonella, E. coli, atau Bacillus cereus bisa berkembang biak dengan cepat, bahkan dua kali lipat setiap 20 menit," katanya, dikutip dari detikcom, Kamis (13/12/2025).
Artikel ini membahas secara lengkap risiko, mengapa hal itu terjadi, dan bagaimana cara aman menyimpan makanan rebusan-kukusan agar tidak berubah menjadi ancaman bagi kesehatan.
1. Bahaya Utama: Pertumbuhan Bakteri di Suhu Ruang
Suhu ruang merupakan kondisi ideal bagi sebagian besar bakteri untuk berkembang biak cepat. Ketika makanan panas dibiarkan dingin dengan sendirinya, bakteri bisa menghasilkan toksin berbahaya.
dr Ardian mengungkapkan bahwa pendinginan alami justru menjadi kesalahan umum yang sering dilakukan masyarakat.
"Ada studi yang menunjukkan bahwa salah satu penyebab utama penyakit akibat makanan adalah pendinginan yang tidak benar setelah dimasak," ujarnya.
Yang lebih mengerikan, sebagian toksin yang diproduksi bakteri bersifat heat-stable, alias tidak hancur meskipun makanan dipanaskan ulang.
Baca Juga: 8 Fakta Tren Sarapan Rebus dan Kukus 2025: Lebih Sehat atau Sekadar Gaya?
2. Risiko Keracunan Makanan
Makanan rebusan-kukusan yang sudah berubah kualitas dapat menimbulkan gejala keracunan seperti:
- mual
- muntah
- diare
- kram perut
Bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Bacillus cereus adalah tiga yang paling sering ditemukan pada makanan berkarbohidrat tinggi, termasuk ubi, singkong, dan kentang.
dr Ardian menambahkan: "Jadi kalau makanan panas dibiarkan dingin perlahan di suhu ruang, bakteri di makanan itu bisa menghasilkan toksin yang tahan panas… dan ini yang menyebabkan infeksi."
3. Khusus Makanan Berkarbohidrat Tinggi: Risiko Lebih Besar
Singkong, kentang, dan nasi merupakan makanan dengan kadar karbohidrat tinggi yang sangat mudah terkontaminasi oleh Bacillus cereus jika didinginkan terlalu lambat.
"Khusus untuk makanan karbohidrat tinggi seperti singkong atau kentang, Bacillus cereus sering jadi masalah karena bisa tumbuh di makanan yang didinginkan lambat," jelasnya.
Jenis bakteri ini dapat menyebabkan muntah hebat atau diare beberapa jam setelah konsumsi.
4. Saat Aman: Bila Makanan Dingin Disimpan dengan Benar
Risiko tidak muncul jika makanan didinginkan cepat dan disimpan di kulkas bersuhu stabil.
dr Ardian menegaskan: "Jadi risiko muncul kalau dibiarkan dingin di meja atau suhu ruang terlalu lama."
Itulah mengapa proses pendinginan cepat (rapid cooling) sangat direkomendasikan dalam keamanan pangan.
5. Cara Aman Makan Rebusan-Kukusan: Langsung Konsumsi Setelah Matang
Untuk memaksimalkan manfaat nutrisi dan meminimalisir risiko bakteri, makanan rebusan dan kukusan sebaiknya dimakan dalam keadaan hangat tak lama setelah matang.
Mengonsumsi saat hangat tidak hanya aman, tetapi juga mempertahankan cita rasa, tekstur, dan kualitas gizi makanan.
6. Jika Tidak Habis, Ikuti Aturan ‘2 Jam’: Simpan ke Kulkas
dr Ardian memberi panduan yang mudah diterapkan: "Kalau nggak bisa langsung habis, nggak masalah kok, asalkan dinginkan cepat dan simpan langsung di kulkas. Durasi maksimal 2 jam di suhu ruang, lalu masukkan kulkas. Itu bisa dimakan dingin atau dipanaskan ulang sebelum dikonsumsi."
Aturan ini sesuai standar Food Safety Guidelines internasional.
Baca Juga: 5 Aturan Minum Rebusan Daun Salam & Manfaat Ajaib untuk Kesehatan
7. Jangan Bolak-Balik Panaskan Makanan
Memanaskan makanan berulang kali adalah kesalahan fatal yang bisa mengurangi kualitas nutrisi dan meningkatkan risiko makanan terkontaminasi.
Menurut dr Ardian, yang terpenting adalah jangan sering-sering memanaskan dan mendinginkan makanan secara berulang. Hal ini bisa menurunkan kualitas kandungan nutrisinya.
Selain itu, siklus pemanasan berulang dapat memicu berkembangnya bakteri dan mempercepat pembusukan makanan.
Kesimpulan: Makanan Rebus-Kukus Bisa Jadi Berbahaya Jika Tidak Ditangani Benar
Meski terlihat sederhana dan menyehatkan, makanan rebusan-kukusan bisa menjadi sumber risiko kesehatan jika dibiarkan dingin terlalu lama di suhu ruang.
Bakteri berbahaya dapat berkembang biak sangat cepat dan menghasilkan toksin yang tidak hilang meskipun sudah dipanaskan ulang.
Untuk tetap aman:
- Konsumsi makanan rebusan saat masih hangat
- Jangan biarkan lebih dari 2 jam di suhu ruang
- Simpan segera di kulkas
- Hindari pemanasan berulang
Dengan memahami aturan dasar keamanan pangan ini, Anda dapat menikmati makanan rebus-kukus dengan aman dan tetap memperoleh manfaat nutrisinya.