FYP Media.ID – Situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk, dengan ribuan warga Palestina berjuang mendapatkan bantuan di tengah konflik berkepanjangan. Dalam upaya merespons krisis ini, Presiden AS Donald Trump mengirim utusan khusus, Steve Witkoff, ke Israel pada Kamis, 31 Juli 2025. Kunjungan ini menyoroti berbagai dinamika politik, kemanusiaan, dan diplomasi tingkat tinggi yang sedang berlangsung di kawasan tersebut.
Berikut 7 fakta penting seputar kunjungan utusan Trump ke Israel untuk memantau distribusi bantuan ke Gaza, lengkap dengan perkembangan terbaru, kritik internasional, dan dampaknya terhadap upaya perdamaian.
1. Steve Witkoff Tiba di Israel, Didampingi Duta Besar Mike Huckabee
Steve Witkoff, yang ditunjuk sebagai utusan khusus Presiden Donald Trump, tiba di Israel pada Kamis sore (31 Juli 2025). Ia ditemani oleh Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, dalam misi kemanusiaan yang secara langsung akan meninjau distribusi bantuan makanan dan pasokan lainnya ke Gaza.
Menurut pernyataan resmi dari Gedung Putih, Witkoff dijadwalkan mengunjungi perbatasan Gaza dan melihat secara langsung proses distribusi bantuan pada Jumat (1 Agustus). Misi ini diklaim sebagai bagian dari komitmen pemerintahan Trump untuk menyelamatkan nyawa dan menghentikan krisis kemanusiaan yang semakin parah.
2. Bertemu Netanyahu, Bahas Gencatan Senjata dan Krisis Kemanusiaan
Sumber diplomatik menyebut bahwa Witkoff telah mengadakan pertemuan tertutup dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari kedatangannya. Dalam pertemuan itu, dibahas dua isu utama: situasi kemanusiaan di Gaza dan peluang untuk mencapai gencatan senjata baru.
Ini merupakan pertemuan pertama Witkoff dengan Netanyahu sejak kedua negara menarik tim negosiasi mereka dari Qatar, karena menyatakan Hamas tidak menunjukkan komitmen serius terhadap perundingan damai.
3. Trump Serukan Hamas Menyerah: “Bebaskan Sandera Sekarang!”
Dalam sebuah unggahan penuh tekanan di platform Truth Social, Donald Trump menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri penderitaan di Gaza adalah dengan Hamas menyerah dan membebaskan para sandera.
“Cara tercepat untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza adalah dengan HAMAS MENYERAH DAN MEMBEBASKAN PARA SANDERA!!!” – Donald Trump.
Pernyataan ini menuai respons beragam, namun secara politis menjadi langkah tegas Trump untuk menekan Hamas dan memperlihatkan peran aktif AS dalam penyelesaian konflik Timur Tengah.
4. Krisis Bantuan: 91 Warga Palestina Tewas dalam 24 Jam
Salah satu fokus utama kunjungan Witkoff adalah memantau tragedi distribusi bantuan yang terus memakan korban jiwa. Dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 91 warga Palestina tewas dan lebih dari 600 lainnya terluka saat mencoba mendapatkan bantuan makanan.
Insiden paling berdarah terjadi pada Rabu, 30 Juli 2025, di Gaza Utara, dekat perbatasan Zikim. Di lokasi itu, 54 orang tewas saat mengantre bantuan, memicu kecaman internasional terhadap sistem distribusi bantuan yang dinilai kacau dan berbahaya.
5. Israel Klaim Tidak Bertanggung Jawab Langsung atas Tewasnya Warga
Militer Israel memberikan pernyataan yang menyebut bahwa pasukan mereka hanya melepaskan tembakan peringatan untuk mengendalikan kerumunan yang mendekati truk bantuan. Mereka mengklaim tidak mengetahui adanya korban akibat tembakan pasukan IDF (Israel Defense Forces).
Seorang pejabat militer Israel, yang tidak ingin disebutkan namanya, bahkan mengklaim bahwa sebagian besar tembakan berasal dari dalam kerumunan, akibat bentrokan antarwarga Palestina yang saling berebut bantuan. Pernyataan ini memicu kontroversi, terutama karena rumah sakit di Gaza Utara menyatakan bahwa luka-luka yang diderita korban menyerupai bekas tembakan langsung.
6. Jerman Mulai Kritis: Tuntut Gencatan Senjata dan Solusi Dua Negara
Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, juga tiba di Israel pada hari yang sama dengan Witkoff. Dalam kunjungan dua harinya, Wadephul dijadwalkan bertemu pejabat Israel dan mengunjungi Tepi Barat yang diduduki.
Meski Jerman adalah sekutu historis Israel, sikap Berlin kini mulai berubah. Wadephul menegaskan bahwa pengakuan Negara Palestina adalah bagian dari solusi damai jangka panjang.
“Bagi Jerman, pengakuan Negara Palestina berada di akhir proses. Namun, proses itu harus dimulai sekarang,” tegas Wadephul.
Jerman juga mendesak Israel untuk meningkatkan jumlah bantuan yang masuk ke Gaza dan menyatakan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan keluar yang adil dan aman bagi kedua pihak.
7. Situasi Sandera Masih Buntu: 50 Orang Masih Ditahan Hamas
Konflik yang meletus sejak serangan mendadak Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023, telah menyebabkan lebih dari 1.200 warga Israel tewas dan 251 orang diculik. Hingga kini, menurut otoritas Israel, sekitar 50 sandera masih ditahan Hamas, dengan sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup.
Sementara itu, serangan balasan Israel yang dimulai pada hari yang sama telah menewaskan lebih dari 60.000 warga Palestina, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza per akhir Juli 2025.
Kesimpulan: Kunjungan Witkoff Simbol Upaya AS Meredakan Krisis
Kehadiran utusan khusus Trump, Steve Witkoff, ke Israel bukan hanya simbol politik, tetapi juga indikasi bahwa Amerika Serikat berupaya memulihkan peran kepemimpinannya dalam krisis kemanusiaan global. Dengan meningkatnya jumlah korban jiwa, situasi di Gaza menjadi salah satu isu internasional paling mendesak saat ini.
Di tengah tekanan untuk segera menghentikan kekerasan, kunjungan Witkoff bisa membuka peluang baru untuk memulai kembali negosiasi gencatan senjata, meningkatkan pengawasan terhadap distribusi bantuan, dan memulihkan martabat kemanusiaan di wilayah yang sudah lama terjebak dalam konflik.