7 Fakta Nyeri Pinggang Nonmekanikal: Bisa Jadi Gejala Kanker & Penyakit Serius

nonmekanikal
Ilustrasi nyeri pinggang(Thinkstockphotos)

FYPMedia.id – Nyeri pinggang sering dianggap sebagai masalah sepele, padahal kondisi ini bisa menjadi tanda penyakit serius yang mengancam kesehatan. 

Banyak orang beranggapan sakit pinggang hanya akibat terlalu lama duduk, mengangkat beban berat, atau olahraga berlebihan. 

Padahal, menurut dokter spesialis ortopedi, ada jenis nyeri pinggang yang jauh lebih berbahaya, yakni nyeri pinggang nonmekanikal.

Jenis nyeri ini bukan sekadar keluhan otot atau sendi, melainkan bisa terkait dengan osteoporosis, infeksi, tumor, hingga kanker darah (limfoma). 

Oleh karena itu, memahami perbedaan nyeri pinggang biasa dengan yang serius sangat penting agar tidak terlambat ditangani.

1. Nyeri Pinggang Mekanikal vs Nonmekanikal

Tidak semua nyeri pinggang berasal dari faktor mekanikal seperti jatuh, terbentur, atau kelelahan otot. Ada juga nyeri pinggang nonmekanikal yang justru disebabkan oleh penyakit berat.

“Yang nonmekanikal ini justru yang seram-seram (penyebabnya), seperti infeksi, tumor, peradangan, osteoporosis atau keropos tulang, dan bisa juga penjalaran nyeri dari organ dalam,” tutur dr. Andra Hendriarto, Sp. OT (K) dalam acara edukasi media di RS Pondok Indah, Jakarta (17/9/2025).

Artinya, keluhan sakit pinggang tak boleh dianggap enteng. Apalagi bila nyeri muncul meski tanpa aktivitas berat.

Baca Juga: 5 Fakta Penting Penyakit Jantung Koroner di Usia Muda: Waspadai Gejala Sejak Dini!

2. Gejala Unik Nyeri Pinggang Nonmekanikal

Pasien dengan nyeri pinggang nonmekanikal biasanya merasa sakit bahkan saat duduk atau berdiri tanpa melakukan apa pun. 

Berbeda dengan nyeri mekanikal yang membaik dengan istirahat, nyeri jenis ini justru semakin terasa ketika pasien dalam kondisi diam.

“Cuma enak posisi tiduran. Dan sayangnya, nyeri pinggang nonmekanikal biasanya disertai kelemahan atau kelumpuhan,” lanjut dr. Andra.

Gejala tambahan seperti kebas, kesemutan, dan kelemahan otot juga bisa menjadi tanda bahwa nyeri pinggang berasal dari masalah serius di tulang belakang atau organ tubuh lainnya.

3. Osteoporosis Bisa Jadi Pemicu

Salah satu penyebab nyeri pinggang nonmekanikal adalah osteoporosis. Penyakit ini membuat tulang rapuh sehingga tidak mampu menopang tubuh dengan baik.

Orang dengan osteoporosis bisa langsung merasakan sakit begitu berdiri atau duduk tegap, bahkan hanya sebentar. Gerakan kecil saja berisiko menyebabkan tulang patah atau ambles karena struktur tulang sudah keropos.

Kondisi ini paling sering dialami oleh lansia, terutama wanita pascamenopause yang mengalami penurunan hormon estrogen.

4. Infeksi & Tumor Turut Menjadi Penyebab

Selain osteoporosis, infeksi dan tumor juga bisa memicu nyeri pinggang nonmekanikal.

“Seperti demam, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, ototnya mengecil, dan sebagainya. Pasien ini tambah kurus,” jelas dr. Andra.

Menurutnya, tumor penyebab nyeri pinggang biasanya bukan muncul langsung di tulang belakang, melainkan penyebaran dari tumor organ lain. Hal ini bisa membuat pasien sering terbangun tengah malam karena rasa sakit yang tak tertahankan.

“Jadi, paling sering, biasanya terbangun tengah malam karena nyeri. Kalau sudah terbangun tengah malam karena nyeri, paling sering tumor atau kanker,” ungkap dr. Andra yang juga berpraktik di RS Pondok Indah-Bintaro Jaya.

5. Nyeri Pinggang Bisa Jadi Tanda Kanker Darah

Lebih jauh, dr. Andra juga menyebut bahwa nyeri pinggang dapat menjadi gejala kanker darah, khususnya limfoma.

“Penyebab sakit pinggang itu banyak, salah satunya penyebaran tumor dari satu kanker, salah satunya kanker darah,” ucapnya dalam sebuah diskusi kesehatan.

Limfoma adalah kanker darah yang menyerang limfosit, yaitu sel darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, bahkan usia muda tidak luput dari risiko.

Baca Juga: 4 Khasiat Pare yang Ampuh Atasi Diabetes & Kolesterol, Wajib Tahu!

6. Kapan Harus Segera ke Dokter?

Nyeri pinggang memang sering dialami banyak orang. Namun, ada beberapa tanda bahaya yang menuntut pasien segera mencari pertolongan medis, antara lain:

  • Nyeri pinggang disertai demam
  • Ada penurunan berat badan drastis tanpa sebab jelas
  • Gejala saraf terjepit seperti kebas, kesemutan, atau kelumpuhan
  • Riwayat penggunaan obat suntik (misalnya insulin atau obat autoimun)
  • Usia di atas 50 tahun dengan nyeri pinggang menetap

“Kalau usianya sudah lebih dari 50 tahun sebaiknya periksakan, karena secara statistik penyakit-penyakit serius itu adanya setelah usia 45 tahun,” tutur dr. Andra.

7. Pentingnya Deteksi Dini & Pemeriksaan Lengkap

Dengan pemeriksaan medis yang lebih lengkap, penyebab utama nyeri pinggang bisa diketahui dengan tepat. Hal ini penting agar penanganan sesuai dengan penyakit yang mendasari.

Dalam kasus kanker atau infeksi, penanganan medis cepat bisa memperpanjang harapan hidup pasien. 

Sementara pada osteoporosis, pengobatan dengan obat antiresorptif, suplementasi kalsium, dan vitamin D dapat membantu memperlambat keropos tulang.

Nyeri pinggang bukan hanya soal salah posisi tidur atau kelelahan setelah bekerja. Ada jenis nyeri yang lebih berbahaya, yakni nonmekanikal, yang bisa menjadi tanda osteoporosis, infeksi, tumor, bahkan kanker darah.

Oleh karena itu, penting untuk tidak menunda pemeriksaan bila keluhan sakit pinggang berlangsung lama atau disertai gejala lain seperti demam, penurunan berat badan, dan kelemahan otot. Deteksi dini adalah kunci utama untuk mencegah komplikasi serius.