FYP Media.ID – Rabu (13/8/2025) menjadi hari bersejarah di Kabupaten Pati. Ribuan warga dari berbagai elemen masyarakat menggelar demonstrasi besar-besaran di depan Pendopo Kabupaten Pati menuntut mundurnya Bupati Sudewo dari kursi kepemimpinan. Aksi unjuk rasa ini memunculkan banyak pertanyaan, terutama mengenai keberadaan sang Bupati saat masa kritis itu. Lantas, di mana sebenarnya Bupati Sudewo saat ribuan massa menuntut lengser?
1. Ribuan Massa Mengguncang Pendopo Pati
Demonstrasi yang berlangsung pada Rabu pagi itu diikuti oleh ribuan warga, termasuk para pedagang pasar dan berbagai elemen masyarakat lainnya. Mereka bergantian berorasi dengan penuh semangat menuntut agar Bupati Sudewo mundur karena dianggap arogan dan semena-mena dalam menjalankan tugasnya.
Menurut Koordinator Lapangan, Ahmad Husein, massa yang hadir bahkan diperkirakan mencapai 100 ribu orang dan siap bertahan jika aksi deadlock terjadi. Tekad kuat mereka menunjukkan betapa besar kekecewaan masyarakat terhadap kepemimpinan Sudewo.
2. Keberadaan Bupati Sudewo di Dalam Pendopo
Meskipun tuntutan massa sangat keras, Bupati Sudewo diketahui berada di dalam Pendopo Kabupaten Pati selama demo berlangsung. Kapolres Pati AKBP Jaka Wahyudi dan Dandim Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto juga menemani di lokasi yang sama.
Keduanya berupaya membujuk Bupati Sudewo agar keluar menemui massa yang sudah menunggu sejak pagi. Namun, hingga laporan ini ditulis, bupati belum menunjukkan tanda-tanda untuk menemui para pendemo.
3. Personel Gabungan Siaga Amankan Demo
Demi menjaga keamanan dan ketertiban selama demonstrasi, aparat gabungan dari 14 Polres jajaran, TNI, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, dan Damkar dikerahkan total sebanyak 2.684 personel.
Kapolres Jaka Wahyudi memastikan bahwa pengamanan dilakukan secara profesional dan humanis. Mereka tidak hanya fokus mengamankan massa, tetapi juga menjaga komunikasi agar situasi tetap kondusif tanpa gesekan. Semua personel juga mendapat arahan teknis dan mental untuk menghadapi potensi provokasi.
4. Larangan Bawa Barang Terlarang untuk Keamanan Maksimal
Dalam pengamanan tersebut, petugas mengingatkan peserta demo dan masyarakat agar tidak membawa barang-barang terlarang seperti minuman keras, narkoba, senjata tajam, senjata api, bahan peledak, petasan, maupun benda yang dapat merusak fasilitas umum.
Kapolres menegaskan bahwa pihak keamanan akan bertindak cepat jika menemukan pelanggaran demi menjaga keselamatan bersama dan kelancaran kegiatan.
5. Ketegangan Memuncak, Massa Emosi Karena Tidak Ditemui Bupati
Kondisi demonstran perlahan mulai memanas ketika mereka belum juga mendapatkan respons dari Bupati Sudewo. Tensi emosi massa meningkat lantaran tidak ada tanda-tanda bupati keluar untuk menemui mereka dan mendengarkan langsung aspirasi yang disampaikan.
Ketegangan ini berpotensi menjadi titik kritis jika tidak segera ada tindakan komunikasi yang efektif dari pihak pemerintah setempat.
6. Tuntutan Tegas Warga: “Bupati Arogan Harus Mundur!”
Koordinator aksi, Ahmad Husein, mewakili suara masyarakat dengan tegas menyampaikan bahwa inti tuntutan mereka adalah pemimpin yang arogan dan semena-mena harus lengser dari jabatannya.
Mereka menginginkan perubahan kepemimpinan yang lebih demokratis dan menghargai aspirasi warga. Aksi ini menjadi cermin kekecewaan mendalam yang tidak bisa dianggap remeh oleh pemerintah daerah.
7. Harapan dan Langkah Selanjutnya dari Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Pati bersama unsur TNI dan Polri saat ini tengah berupaya meredakan ketegangan dengan melakukan komunikasi terbuka, sambil menunggu arahan lebih lanjut dari Pemprov Jawa Tengah dan instansi terkait lainnya.
Kapolres Jaka Wahyudi berjanji pengamanan akan tetap berjalan profesional dan humanis, mengedepankan dialog agar suasana tetap aman dan kondusif.
Kesimpulan
Demonstrasi besar-besaran yang menuntut mundurnya Bupati Pati Sudewo memperlihatkan betapa kuatnya suara rakyat ketika kecewa pada kepemimpinan. Ribuan warga yang turun ke jalan dengan harapan perubahan nyata ini menghadirkan tantangan besar bagi pemerintah daerah untuk merespon aspirasi dengan bijak.
Keberadaan Bupati Sudewo di dalam Pendopo selama aksi menimbulkan pertanyaan tentang respons dan sikap pemimpin di saat krisis. Di sisi lain, pengamanan ketat dan profesional dari aparat berhasil menjaga demo tetap relatif kondusif meski ketegangan emosi sempat memuncak.
Untuk kedepannya, transparansi, komunikasi terbuka, dan tindakan nyata dari pemerintahan menjadi kunci agar kepercayaan masyarakat kembali pulih dan stabilitas daerah terjaga.