FYP Media.id – Apakah kamu termasuk orang yang sering bilang “nggak apa-apa” saat sedang stres, sedih, atau kecewa? Meskipun terdengar sederhana dan seolah menenangkan, kebiasaan menahan emosi dan berpura-pura baik-baik saja bisa memberikan dampak serius terhadap kesehatan mental dan fisikmu. Bahkan, menurut para ahli, perilaku ini bisa menjadi bom waktu yang berbahaya jika terus dibiarkan.
Mengapa Kita Sering Bilang “Nggak Apa-Apa”?
Budaya masyarakat kita cenderung mendorong orang untuk menyembunyikan perasaan dan tetap terlihat kuat di depan orang lain. Tak jarang, ungkapan seperti “aku baik-baik saja” atau “nggak apa-apa kok” diucapkan secara otomatis, meskipun hati sedang penuh beban.
Menurut dr. Hilda Marsela, Sp.KJ, seorang dokter spesialis kejiwaan, menahan emosi tanpa menyalurkannya dengan sehat dapat memicu berbagai gangguan, mulai dari keluhan fisik ringan hingga penyakit kronis yang mengancam jiwa.
7 Dampak Berbahaya dari Kebiasaan Bilang “Nggak Apa-Apa”
Berikut ini adalah 7 dampak nyata yang bisa terjadi jika kamu terus-terusan menahan emosi dengan berpura-pura tidak terjadi apa-apa:
1. Jantung Berdebar & Kecemasan Tinggi
Ketika kamu menekan emosi, tubuhmu secara otomatis masuk ke mode waspada atau ‘fight or flight’. Ini membuat detak jantung meningkat, pernapasan menjadi pendek, dan kamu merasa tidak nyaman. Dalam jangka pendek, hal ini bisa menyebabkan kecemasan berlebih, mudah panik, hingga kesulitan tidur.
“Secara jangka pendek, stres membuat tubuh menunjukkan gejala seperti jantung berdebar, sulit fokus, hingga mudah marah,” ujar dr. Hilda.
2. Sulit Fokus dan Mudah Tersinggung
Tekanan emosi yang tak tersalurkan membuat otak kewalahan. Akibatnya, kamu mungkin akan merasa sulit berkonsentrasi, tidak bisa berpikir jernih, atau menjadi mudah tersinggung terhadap hal-hal kecil. Ini bisa berdampak langsung pada produktivitas kerja dan hubungan sosial.
3. Gangguan Tidur dan Kualitas Istirahat Menurun
Stres yang menumpuk tanpa outlet akan mempengaruhi kualitas tidurmu. Banyak orang yang berpura-pura baik-baik saja justru mengalami insomnia, mimpi buruk, atau tidur yang tidak nyenyak, yang dalam jangka panjang menyebabkan kelelahan kronis.
4. Depresi dan Kecemasan Jangka Panjang
Jika kamu terus-menerus memendam perasaan, tubuh dan pikiranmu akan merasa “terkunci”. Ini bisa memicu munculnya gangguan mental seperti depresi, kecemasan kronis, hingga burnout.
“Kalau dibiarkan terus-menerus, bisa berkembang menjadi gangguan jiwa yang sifatnya ringan, sedang, bahkan berat atau kronis,” tambah dr. Hilda.
5. Meningkatkan Risiko Penyakit Autoimun
Stres kronis yang tidak dikelola dengan baik bisa berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh. Salah satu efek paling serius adalah meningkatnya risiko terkena penyakit autoimun, seperti SLE (Systemic Lupus Erythematosus) dan psoriasis.
“Dalam jangka panjang, stres bisa menyebabkan penyakit fisik serius seperti hipertensi dan penyakit autoimun,” jelas dr. Hilda.
6. Mengganggu Hubungan Sosial
Bersikap seolah semuanya baik-baik saja bisa membuatmu perlahan menarik diri dari lingkungan, menjadi sulit diajak bekerja sama, atau bahkan kehilangan minat pada aktivitas sosial. Hal ini tidak hanya memengaruhi dirimu sendiri, tapi juga hubungan dengan teman, pasangan, hingga rekan kerja.
7. Ledakan Emosi di Masa Depan
Emosi yang ditekan terus-menerus ibarat gunung berapi yang sedang menunggu waktu untuk meletus. Ketika sudah tidak bisa ditahan lagi, kamu bisa mengalami ledakan emosi yang tak terkendali, bahkan dalam situasi kecil sekalipun. Ini bisa merusak reputasi, hubungan, bahkan masa depan kariermu.
Kenapa Kita Harus Mulai Jujur dengan Diri Sendiri?
Mengakui bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja bukanlah tanda kelemahan—justru sebaliknya, itu adalah bentuk keberanian dan kesadaran diri yang tinggi. Saat kamu bisa mengenali emosi dan memberi ruang untuk merasakannya, kamu memberikan kesempatan bagi dirimu untuk pulih dan berkembang lebih kuat.
Tips Mengelola Emosi Secara Sehat
Jika kamu merasa sering terjebak dalam kebiasaan menahan emosi, berikut beberapa strategi yang terbukti efektif:
1. Belajar Mengungkapkan Perasaan
Mulailah dengan orang-orang terdekat yang kamu percaya. Ucapkan apa yang kamu rasakan, meskipun hanya satu kalimat.
2. Tulis Jurnal Emosi
Mencatat pikiran dan perasaan harian bisa menjadi outlet yang ampuh untuk melepas beban mental.
3. Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
Self-care bukan sekadar memanjakan diri, tapi juga bentuk penghargaan terhadap tubuh dan pikiran.
4. Konsultasi dengan Profesional
Jika kamu merasa kewalahan, jangan ragu mencari bantuan dari psikolog atau psikiater. Terapi bukan untuk orang “gila”, melainkan untuk semua orang yang ingin hidup lebih sehat secara mental.
Kesimpulan: Berhenti Bilang “Nggak Apa-Apa” Saat Kamu Tidak Baik-Baik Saja
Kebiasaan menahan emosi dan berkata “nggak apa-apa” saat sedang tidak baik-baik saja mungkin terasa nyaman di awal. Tapi dalam jangka panjang, ini bisa menggerogoti kesehatan mental, fisik, dan hubungan sosialmu secara perlahan tapi pasti.
Mulailah jujur pada dirimu sendiri. Kenali, terima, dan kelola emosi dengan sehat. Karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
