7 Cara Ampuh Cegah Salmonella & E. Coli Saat Mengolah Daging Sehat

salmonella
Ilustrasi mengolah daging (iStock)

FYPMedia.id – Daging ayam, sapi, maupun kambing merupakan sumber protein tinggi yang sangat dibutuhkan tubuh. Namun, di balik manfaatnya, ada ancaman berbahaya yang sering diabaikan: kontaminasi bakteri Salmonella dan E. coli. 

Kedua bakteri ini dikenal sebagai penyebab utama keracunan makanan yang dapat menimbulkan gejala serius, mulai dari diare, demam, hingga komplikasi berat pada sistem pencernaan.

Karena itulah, para ahli gizi dan kesehatan terus mengingatkan pentingnya cara aman mencuci, menyimpan, dan mengolah daging agar terhindar dari risiko penyakit berbahaya.

Air Bisa Jadi Sumber Kontaminasi

Menurut Kepala Sub Instalasi Perencanaan Produksi dan Distribusi Makanan RSCM, Khaerani Angela, S.Gz, RD, CHNP, air yang kita gunakan sehari-hari bisa menjadi salah satu pintu masuk terbesar kontaminasi bakteri pada makanan.

“Pada proses pencucian wadah atau alat makan, tahapan akhir menjadi ujung tombak untuk menghilangkan bakteri yaitu dengan cara membilas dengan air panas (suhu lebih dari 70⁰C),” jelas Khaerani, dikutip dari Antara, Kamis (2/10/2025).

Ia juga menegaskan bahwa mencuci bahan mentah seperti daging atau ayam sebelum disimpan justru tidak disarankan. 

Hal ini karena air yang tercemar bisa membawa bakteri baru dan menyebarkannya ke permukaan dapur, talenan, maupun pisau.

Bahaya dari Peralatan Dapur yang Terlihat Bersih

Banyak orang mengira talenan atau pisau yang sekilas tampak bersih aman digunakan. Faktanya, peralatan dapur bisa menjadi media penularan bakteri berbahaya.

“Kontaminasi bakteri juga bisa berasal dari pisau dan talenan yang digunakan. Jadi, penting juga untuk memisahkan talenan dan pisau yang digunakan untuk bahan mentah dan matang,” tambah Khaerani.

Inilah sebabnya mengapa para ahli menyarankan agar setiap rumah tangga memiliki set peralatan dapur yang berbeda untuk daging mentah dan makanan matang.

Selain itu, dalam proses pengeringan alat masak, penggunaan kain lap justru berisiko menyebarkan bakteri karena sering dipakai berulang. Khaerani lebih merekomendasikan penggunaan tisu dapur sekali pakai agar lebih higienis.

Baca Juga: 99.763 Orang Jepang Capai Usia 100 Tahun, Ini 7 Rahasia Panjang Umur Mereka

7 Cara Aman Mencegah Salmonella & E. Coli dari Daging

Berikut adalah panduan lengkap yang wajib diterapkan agar konsumsi daging tetap aman, sehat, dan bebas dari risiko infeksi bakteri.

1. Pilih Daging dengan Benar

Langkah pertama adalah selektif saat membeli daging. Pastikan:

  • Warna daging merah segar, bukan cokelat atau kehitaman.
  • Tekstur kenyal, tidak lembek atau berlendir.
  • Tidak berbau amis, asam, atau tengik.
  • Kemasan utuh, tidak bocor, dan periksa tanggal kedaluwarsanya.

Jika berbelanja di supermarket, usahakan membeli daging terakhir agar tidak terlalu lama berada di suhu ruang.

2. Jangan Cuci Daging Mentah

Meskipun terlihat wajar, mencuci daging sebelum dimasak justru bisa memperburuk keadaan. Percikan air dari wastafel bisa menyebarkan bakteri ke peralatan lain.

Sebaliknya, cukup bersihkan bagian luar daging dengan tisu dapur jika perlu, lalu masak dengan suhu yang sesuai standar keamanan pangan.

3. Simpan dengan Suhu Tepat

Menurut Khaerani, penyimpanan juga sangat menentukan.

“Jika bahan baku (seperti ayam, daging dan ikan) akan disimpan dalam waktu singkat 1-3 hari, maka makanan dapat disimpan dengan suhu -5⁰C sampai 0⁰C. Tetapi jika makanan akan disimpan dalam waktu lama lebih dari seminggu, maka dapat disimpan di suhu di bawah -10⁰C,” jelasnya.

Tujuan penyimpanan ini adalah untuk menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya.

4. Perhatikan Suhu Memasak

Setiap jenis masakan memiliki standar suhu tertentu untuk memastikan bakteri benar-benar mati:

  • Kukus: >90°C
  • Rebus: >95°C
  • Tumis: ≥80°C
  • Goreng: >130°C
  • Panggang: ≥120°C

Selain suhu, durasi memasak juga berpengaruh. Daging setengah matang bisa menjadi sarang Salmonella dan E. coli yang sulit terdeteksi.

5. Jaga Kebersihan Tangan dan Dapur

Cuci tangan dengan sabun minimal 20 detik sebelum dan sesudah menyentuh daging. Bersihkan pula meja dapur, pisau, talenan, hingga wastafel setiap kali selesai digunakan.

Langkah sederhana ini terbukti mampu menekan risiko penyebaran bakteri hingga 70 persen.

6. Pisahkan Bahan Mentah dan Matang

Ini adalah aturan emas dalam dapur sehat. Jangan pernah mencampur peralatan masak atau wadah yang sudah dipakai untuk daging mentah dengan makanan matang seperti sayur atau buah.

Dengan pemisahan ini, risiko kontaminasi silang bisa ditekan seminimal mungkin.

7. Perhatikan Suhu Saat Distribusi dan Penyajian

Tahap distribusi makanan matang menjadi titik paling kritis.

“Pada tahap ini tidak ada lagi proses pemanasan yang dapat membunuh bakteri sehingga suhu makanan matang harus dipertahankan minimal 60°C, dan makanan matang dapat aman disimpan dalam waktu 4-6 jam pada suhu ruang (<30°C),” pungkas Khaerani.

Artinya, jangan biarkan makanan matang dibiarkan terlalu lama di luar kulkas, terutama jika akan disajikan untuk banyak orang.

Baca Juga: Fakta Paparan Cesium-137 di Cikande Banten dan Dampaknya pada Kesehatan

Kenali Penyakit Berbahaya dari Daging

Jika salah dalam memilih atau mengolah daging, beberapa penyakit berbahaya bisa mengintai, di antaranya:

  • Salmonella: menyebabkan diare, demam, mual.
  • E. coli: menimbulkan keracunan serius bahkan gagal ginjal.
  • Campylobacter: pemicu sakit perut parah.
  • Cacing Trichinella: menyerang otot dan sistem saraf.
  • Anthrax (Bacillus anthracis): meski jarang, bisa mematikan jika masuk ke tubuh.

Sementara itu, penyakit PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada hewan ternak saat ini tidak menular ke manusia lewat konsumsi daging. Namun, risiko bakteri lain tetap ada sehingga kewaspadaan tetap diperlukan.

Mengolah daging dengan benar bukan sekadar urusan rasa, tetapi soal keamanan kesehatan keluarga. 

Dari pemilihan daging segar, cara menyimpan, mengolah, hingga menyajikan, setiap langkah punya peran penting dalam mencegah serangan bakteri Salmonella, E. coli, dan mikroba berbahaya lainnya.

Pola makan tinggi protein memang baik untuk tubuh, tapi jangan lupa bahwa keamanan pangan adalah benteng pertama melawan penyakit.

Dengan menerapkan tujuh langkah aman di atas, risiko keracunan makanan bisa ditekan seminimal mungkin, sekaligus membantu menciptakan kebiasaan dapur yang sehat, higienis, dan tahan lama.