FYPMedia.id – Tren ngopi di kalangan anak muda, termasuk generasi Z selain kerap dijadikan kebiasaan gaya hidup, kini diduga ikut berkontribusi pada lonjakan kasus anemia.
Menurut praktisi kesehatan dr. Rovy Pratama, MBA, kopi dapat mengganggu kemampuan tubuh menyerap zat besi dari makanan, terutama jika dikonsumsi terlalu dekat dengan waktu makan.
“Nah teman-teman harus tahu bahwasannya kopi ini menghambat penyerapan zat besi,” ujar dr Rovy dalam diskusi di Jakarta Utara, Sabtu (11/10/2025).
“Jadi makannya cukup gitu ya. Tapi nggak diserap,” tegasnya.
Lewat artikel ini, FYP Media akan membedah lebih jauh sebesar apa pengaruh kopi terhadap penyerapan zat besi, mekanisme di baliknya, siapa yang paling rentan, serta strategi agar kamu tetap bisa menikmati kopi tanpa memperbesar risiko anemia.
-
Bagaimana Kopi “Menangkal” Zat Besi dalam Tubuh
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kandungan dalam kopi, terutama polifenol seperti chlorogenic acid dan tanin, memiliki kemampuan untuk mengikat zat besi non-heme (zat besi dari tanaman), sehingga menyulitkan penyerapannya.
Sebuah studi klasik melaporkan bahwa satu cangkir kopi yang dikonsumsi bersama makanan dapat menurunkan penyerapan zat besi hingga 39% dibandingkan jika kopi tidak ikut dikonsumsi.
Namun, efek hambatan ini sangat tergantung pada waktu konsumsi. Bila kopi diminum sejam sebelum atau satu jam setelah makan, efeknya terhadap penyerapan zat besi menjadi jauh lebih ringan.
-
Faktor Risiko: Kenapa Anak Muda Gen Z Rentan?
a) Konsumsi kopi sangat dekat dengan waktu makan
Anak muda sering menyesap kopi sesaat setelah makan atau bahkan sambil makan, itu momen krusial di mana zat besi masih dalam proses pencernaan.
b) Zat besi yang dikonsumsi mayoritas non-heme
Banyak menu anak muda mengandalkan sayuran, kacang-kacangan, atau sereal tinggi serat, zat besi non-heme yang memang lebih rentan terhadap hambatan dari polifenol kopi.
c) Asupan zat besi rendah & kehilangan darah tersembunyi
dr Rovy menyebut bahwa kasus occult bleeding (perdarahan ringan di saluran pencernaan yang tidak disadari) juga bisa memperburuk kekurangan zat besi.
Ditambah lagi, gaya makan ekstrem (“level-level” makanan pedas) dan faktor menstruasi membuat perempuan muda jadi kelompok paling rentan.
“Perempuan punya tiga dari empat penyebab anemia,” katanya dr Rovy.
Setiap bulan, wanita kehilangan darah melalui menstruasi dan sekitar 10 persen di antaranya mengalami volume darah lebih banyak dari rata-rata. Kondisi itu membuat tubuh lebih cepat kekurangan zat besi.
Baca Juga: Tren Kopi Lemon Naik Daun! Tapi Ahli Peringatkan 5 Efek Samping yang Bisa Bikin Menyesal
-
Studi Populasi: Kopi & Status Besi Tubuh
Beberapa studi epidemiologis mendukung temuan bahwa konsumsi kopi berlebih berkorelasi dengan penurunan kadar ferritin (penanda cadangan besi tubuh).
Namun, tidak semua studi melihat efek signifikan terhadap hemoglobin (Hb), sebuah indikator anemia aktual.
Faktor tambahan seperti asupan zat besi, vitamin C, pola makan, dan kondisi tubuh juga berperan besar.
-
Mekanisme Ilmiah: Polifenol & Pengikatan Zat Besi
Inti dari hambatan kopi terhadap penyerapan zat besi terletak pada polifenol dan tanin yang terdapat di kopi.
Polifenol bisa berikatan dengan ion besi dalam usus dan membentuk kompleks yang tidak larut, sehingga tubuh tidak bisa menyerapnya.
Di sisi lain, kafein sendiri tampaknya bukan penyebab utama hambatan — efeknya lebih kecil dibandingkan polifenol.
Penelitian JAMA mengungkap bahwa kandungan polifenolik dalam satu cangkir kopi bisa mengurangi penyerapan besi non-heme antara 60% hingga 90% dalam kondisi tertentu dari makanan uji coba.
-
Gejala Awal Anemia yang Sering Diabaikan
Karena efek kopi terhadap penyerapan tidak langsung terlihat dalam kurun waktu pendek, banyak orang muda cenderung mengabaikan gejala-gejala ringan yang muncul:
- Rasa lemas atau lesu mudah
- Kesulitan konsentrasi atau “brain fog”
- Wajah atau bibir pucat
- Kuku rapuh atau rambut rontok
- Detak jantung cepat atau napas lebih pendek ketika beraktivitas
dr Rovy menyebut bahwa gejala seperti “lemas, nggak fokus, atau sering mood swing” bisa jadi alarm anemia yang tersamar.
Baca Juga: 7 Tips Liburan Nyaman dan Aman dengan Si Kecil, Nomor 5 Wajib Diketahui Orang Tua!
-
Strategi Pintar Minum Kopi Tanpa Hambat Besi
Berikut rekomendasi untuk mengurangi efek negatif kopi pada penyerapan zat besi:
- Minum kopi di antara waktu makan, bukan bersamaan dengan makanan utama.
- Tunda konsumsi kopi satu jam sebelum atau satu jam setelah makan.
- Prioritaskan asupan besi heme (dari daging, ikan, unggas) yang lebih mudah diserap dan kurang terpengaruh oleh polifenol kopi.
- Tambahkan vitamin C dalam menu makan (mis. jeruk, tomat, paprika) untuk meningkatkan penyerapan besi non-heme.
- Bagi mereka dengan risiko tinggi (wanita menstruasi, diet nabati), batasi konsumsi kopi.
Kesimpulan & Peringatan untuk Generasi Muda
Generasi Z dan milenial sangat rentan terhadap kebiasaan ngopi yang dekat dengan jam makan.
Kebiasaan ini, bila dikombinasikan dengan asupan besi rendah dan faktor-faktor lainnya, bisa memperparah risiko anemia kronis.
Menurut dr Rovy: “Makannya cukup, tapi tidak diserap dengan baik. Sekarang banyak anak muda minum kopi setelah makan, itu bisa menghambat penyerapan zat besi.”
Maka dari itu, penting bagi kita untuk tidak hanya fokus pada menu sehat, tapi juga cara dan waktu makan serta kebiasaan konsumsi kopi.
Cukup kreatif-benar menikmati kopi tanpa membiarkan tubuh “kekurangan” apa yang seharusnya diserap.
