5 Fakta Penting Reshuffle Sri Mulyani oleh Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan

reshuffle
Menteri Keuangan Sri Mulyani.(KEMENKEU/ANDI AL HAKIM)

FYPMedia.id – Pada 8 September 2025, Presiden Prabowo Subianto melakukan perombakan kabinet besar-besaran, yang salah satunya adalah reshuffle Sri Mulyani Indrawati dengan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan. 

Langkah ini diambil setelah dua pekan protes besar-besaran yang menuntut reformasi pajak dan keadilan sosial.

Sri Mulyani Direshuffle  Setelah Tekanan Sosial

Sri Mulyani, yang menjabat sebagai Menteri Keuangan sejak 2016 dan sebelumnya pernah menjabat pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, direshuffle setelah serangkaian protes besar yang menuntut keadilan sosial dan reformasi pajak. 

Protes ini dipicu oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap ketimpangan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.

Digantinya Sri Mulyani menimbulkan pertanyaan apakan ex menteri keungan tersebut dicopot atau mengundurkan diri?

Pihak Istana yang ditanya soal Sri Mulyani sebenarnya mundur atau dicopot Prabowo, buka suara. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan pergantian menteri di Kabinet Merah Putih merupakan hak prerogatif presiden.

“Bukan mundur, bukan dicopot. Pak presiden selaku kepala negara dan kepala pemerintahan tentu saja kita semua paham beliau punya hak prerogatif. Maka kemudian atas evaluasi beliau memutuskan ada perubahan formasi,” sebut Prasetyo di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9/2025).

Baca Juga: Kementerian Kehutanan Intensifkan Perbaikan Habitat Gajah di Aceh, Libatkan 12 Desa Penyangga

Purbaya Yudhi Sadewa: Ekonom dengan Latar Belakang Teknik

Purbaya Yudhi Sadewa, yang kini menjabat sebagai Menteri Keuangan, memiliki latar belakang pendidikan yang unik. Ia menyelesaikan pendidikan teknik elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelum melanjutkan studi ekonomi di Purdue University, Amerika Serikat. 

Pengalamannya mencakup jabatan sebagai Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 2020 dan Direktur Utama Danareksa Securities.

Reaksi Pasar dan Ekonom terhadap Perubahan Ini

Beberapa jam menjelang pelantikan, pasar keuangan domestik mengalami gejolak signifikan. Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendadak turun 1,28 persen, menembus level 7.766 pada menit-menit terakhir sebelum bursa ditutup pukul 16.00 WIB. 

Investor asing tercatat melakukan aksi jual mencapai sekitar Rp 550 miliar, padahal sepanjang perdagangan hingga pukul 15.30, IHSG masih bergerak positif di kisaran 7.929–7.934.

Sementara itu, pasar obligasi juga menunjukkan fluktuasi tajam. Yield atau imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun melonjak 0,04 basis poin, dari 6,33 persen menjadi 6,38 persen. Aksi jual besar-besaran investor pada akhir sesi perdagangan mendorong harga surat utang turun, sejalan dengan hubungan terbalik antara harga obligasi dan suku bunga.

Analis khawatir bahwa perubahan ini dapat mempengaruhi stabilitas fiskal Indonesia, mengingat Sri Mulyani dikenal dengan kebijakan fiskal yang hati-hati dan kredibel. 

Baca Juga: 19 Februari 2025 Prabowo Resmi Lantik Brian Yuliarto sebagai Mendiktisaintek: Gantikan Satryo yang Terkena Reshuffle

Purbaya Menargetkan Pertumbuhan Ekonomi 8%

Dalam pidatonya setelah dilantik, Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% per tahun “bukanlah hal yang mustahil”. 

Ia berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan yang mendukung partisipasi sektor swasta dan publik, tanpa perlu menaikkan pajak. 

Konteks Sosial dan Politik di Balik Perombakan Kabinet

Perombakan kabinet ini juga mencakup penggantian Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Budi Gunawan. 

Langkah tersebut diambil sebagai respons terhadap protes yang menuntut transparansi dan keadilan sosial. Presiden Prabowo juga mencabut tunjangan perumahan anggota DPR yang memicu kemarahan publik dan menangguhkan perjalanan dinas luar negeri pejabat negara.

Perubahan ini menandai babak baru dalam kebijakan ekonomi Indonesia. Purbaya Yudhi Sadewa diharapkan dapat membawa pendekatan yang lebih pragmatis dan responsif terhadap tantangan ekonomi yang dihadapi negara. 

Namun, tantangan besar menanti dalam merealisasikan target pertumbuhan ekonomi yang ambisius di tengah dinamika sosial dan politik yang kompleks.