4 Fakta Penting Cacar Air: Gejala, dan Pentingnya Vaksinasi untuk Mengurangi Risiko Komplikasi

Cacar Air
Ilustrasi Cacar Air/Sumber Foto: Freepek

FYPMedia.id – Cacar air atau varisela adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella zoster. Meskipun sering dianggap sebagai penyakit ringan, cacar air dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi, ibu hamil, dan individu dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS.

Cacar air (chickenpox) dulunya merupakan penyakit yang sering dialami oleh anak-anak. Namun, sejak vaksinasi cacar air diperkenalkan pada tahun 1990-an, jumlah kasusnya secara bertahap mengalami penurunan.

Berikut ini adalah fakta penting tentang penyakit ini dan urgensi vaksinasi untuk pencegahan.

Gejala dan Penyebab Cacar Air

Cacar air ditandai oleh ruam merah yang gatal dan berkembang menjadi bentol berisi cairan. Gejala lain termasuk:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Sakit tenggorokan
  • Lemas
  • Hilang nafsu makan

Gejala biasanya muncul 10–21 hari setelah paparan virus Varicella zoster. Penyakit ini mudah menular melalui percikan ludah atau kontak langsung dengan cairan dari ruam penderita. 

 

Baca juga: Alarm Global: Bahaya Resistensi Antibiotik yang Mengancam Dunia, 700 Ribu Orang Meninggal Setiap Tahun

 

Anak-anak di bawah 12 tahun lebih rentan terinfeksi, terutama jika mereka belum pernah terkena cacar air atau belum divaksinasi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan masyarakat untuk memahami lebih dalam tentang penyakit ini. Berikut adalah lima fakta penting yang perlu diketahui tentang cacar air:

1. Cacar Air Dulu Umum Terjadi pada Anak-Anak

Sebelum vaksinasi varisela diperkenalkan pada tahun 1990-an, cacar air menjadi salah satu penyakit yang paling sering menyerang anak-anak. 

Namun, setelah vaksinasi mulai diterapkan, jumlah kasus cacar air menurun secara signifikan. Meski demikian, penyakit ini masih berpotensi mewabah, terutama di lingkungan dengan intensitas interaksi tinggi, seperti sekolah.

2. Gejala Utama: Ruam Gatal yang Menyebar

Gejala cacar air biasanya muncul dalam 10–21 hari setelah terpapar virus. Tanda awalnya mencakup demam, sakit kepala, lemas, dan hilangnya nafsu makan. 

Dua hari kemudian, muncul ruam kemerahan yang berkembang menjadi bentol-bentol berisi cairan. Ruam ini sering dimulai di wajah dan dada sebelum menyebar ke seluruh tubuh.

3. Penyakit yang Mudah Menular

Virus Varicella zoster sangat mudah menyebar, baik melalui percikan ludah maupun kontak langsung dengan cairan dari ruam penderita. 

Menurut Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), MSi., anggota Satuan Tugas Imunisasi IDAI, anak yang terkena cacar air sebaiknya tidak bersekolah atau bermain dengan saudara hingga bekas ruam benar-benar kering. 

Pakaian, handuk dan alat makan penderita juga harus dicuci secara terpisah untuk menghindari penyebaran virus.

4.  Vaksinasi Varisela Sangat Penting

Cacar Air- Vaksin Varicella
Ilustrasi Vaksin Varicella/Sumber Foto: Halodoc

Vaksinasi adalah langkah paling efektif untuk mencegah cacar air. Pemberian dua dosis vaksin varisela telah terbukti 90 persen efektif. 

 

Baca juga: 7 Fakta Penting Konsumsi Telur: Kolesterol Tetap Aman dengan Cara Ini

 

Kasus Cacar Air yang Merebak di Sekolah

Kasus cacar air dilaporkan meningkat di beberapa daerah di Indonesia, seperti Cilegon, Tangerang Selatan, dan Situbondo. Sekolah menjadi salah satu lokasi utama penyebaran virus karena interaksi yang tinggi antar siswa.

Menurut Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), MSi., anak yang terkena cacar harus tinggal di rumah hingga bekas cacarnya kering dan tidak ada gelembung baru. 

Langkah ini penting untuk mencegah penularan lebih lanjut. Selain itu, ia menekankan pentingnya mencuci tangan, mandi dengan sabun, dan mencuci pakaian, alat makan, serta mainan penderita secara terpisah.

“Meskipun sering dianggap ringan, cacar air dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi bakteri pada kulit atau radang paru-paru (pneumonia),” jelas Prof. Soedjatmiko.

Vaksinasi varisela adalah langkah pencegahan paling efektif, dengan tingkat perlindungan hingga 90%.

 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksinasi diberikan mulai usia 1 tahun. Jadwal vaksinasi mencakup dua dosis, dengan interval enam minggu hingga tiga bulan untuk anak usia 1–12 tahun, dan interval empat hingga enam minggu untuk usia 13 tahun ke atas.

Menurut Prof. Soedjatmiko, “Satu kali suntikan vaksin varisela membentuk kekebalan dalam dua minggu, dan dosis kedua meningkatkan perlindungan secara optimal.” Vaksinasi juga dapat menggunakan kombinasi varisela dan MMR untuk efisiensi.

 

Baca juga: Tips Aman Menikmati Kopi Tanpa Gangguan Asam Lambung

 

Komplikasi yang Perlu Diwaspadai

Beberapa komplikasi serius akibat cacar air meliputi:

  • Infeksi bakteri pada kulit
  • Radang paru-paru (pneumonia)
  • Risiko cacar berat pada ibu hamil, yang dapat membahayakan janin

Anggota keluarga atau teman serumah dengan penderita cacar air disarankan untuk mendapatkan vaksinasi dalam waktu lima hari setelah paparan. 

Langkah ini membantu mencegah penularan lebih lanjut. Selain vaksinasi, beberapa langkah lain yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran cacar air meliputi:

  1. Mencuci tangan secara rutin dengan sabun.
  2. Menjaga kebersihan pakaian, handuk, dan alat makan penderita.
  3. Mengisolasi penderita hingga semua bekas cacar mengering.

Kasus cacar air yang merebak di beberapa daerah menunjukkan urgensi langkah pencegahan yang tepat. Dengan vaksinasi varisela, risiko penularan dan komplikasi serius dapat diminimalkan.

 Meski vaksin tidak sepenuhnya menjamin kebal dari infeksi, efek penyakit yang dialami akan jauh lebih ringan dibandingkan tanpa vaksin.

Sebagai langkah perlindungan terbaik, pastikan anak-anak menerima vaksinasi sesuai jadwal. Imunisasi tidak hanya melindungi individu tetapi juga membantu menekan penyebaran virus di masyarakat.