FYPMEDIA.ID – Genap setahun sudah serangan Israel ke Palestina sejak 7 Oktober 2023. Kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas, melancarkan serangan ke wilayah selatan Israel yang mengakibatkan lebih dari 1.400 warga Israel meninggal dunia dan menyandera 251 orang. Setelah peristiwa tersebut, Israel murka dan langsung melakukan serangan balik hingga saat ini.
Lebih dari 41.000 warga Palestina meninggal sejak dimulainya pertempuran di Gaza setahun yang lalu. 100.000 lebih orang terluka, 10.000 lebih orang dilaporkan hilang di bawah reruntuhan dan tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh tim medis, serta sekitar 2.000.000 orang harus mengungsi.
Diperkirakan 10 persen penduduk Gaza telah menjadi korban akibat serangan militer Israel. Mirisnya dari banyaknya warga Palestina yang menjadi korban, 33 persen adalah wanita dan 21 persen lainnya adalah anak-anak.
Tidak hanya menargetkan warga sipil, seperti wanita dan anak-anak, Israel juga membombardir banyak infrastruktur di wilayah tersebut. PBB memperkirakan terdapat lebih dari 163.000 bangunan telah rusak dan bahkan rata dengan tanah. 611 masjid dan 3 gereja hancur, sedangkan 214 mengalami kerusakan. Tidak hanya itu, 206 situs arkeologi dan warisan sejarah yang berada di Palestina juga tidak luput dari serangan Israel.
Palestina mengalami kehancuran
Serangan yang terus-menerus terjadi selama 365 hari tentunya membuat warga Gaza terus berpindah karena sudah tidak ada tempat yang aman di Gaza. Sepanjang serangan berlangsung, tentara Israel sering kali mengeluarkan perintah kepada warga Gaza untuk melakukan evakuasi di “daerah aman” yang telah mereka tentukan, misalnya wilayah selatan Gaza. Namun, kenyataannya wilayah tersebut tidak luput dari serangan tentara Israel.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi di berbagai wilayah di Gaza menyebabkan Gaza mengalami penurunan jumlah air sebanyak 94%. Akibat dari hampir 67 % fasilitas air dan sanitasi di Gaza telah rusak, setiap orangnya hanya bisa mengakses air sekitar 4,74 liter per hari. Angka tersebut berada jauh dari jumlah minimum yang direkomendasikan oleh WHO, yaitu 15 liter per orang dalam satu hari.
Sulitnya mendapatkan akses air, terlebih air bersih, membuat 25% penduduk Gaza saat ini terjangkit penyakit serius. Menurut kantor media pemerintah Gaza, lebih dari 1,73 juta orang telah terjangkit penyakit menular dan pada bulan Agustus lalu penyakit polio muncul kembali di Gaza setelah 25 tahun tidak ada.
Terganggunya sistem pendidikan di Gaza
Setidaknya 125 sekolah dan universitas telah rata dengan tanah, sedangkan 337 lainya mengalami kerusakan. Ratusan ribu anak di Gaza harus putus sekolah karena terganggunya sistem pendidikan di sana akibat perang yang berlangsung.
Banyak anak Gaza yang harus berhenti merasakan belajar sembari duduk dibangku sekolah. Setidaknya 718.000 anak terpaksa harus kehilangan satu tahun ajaran mereka. Selain itu, sekitar 45.000 anak berusia 6 tahun juga terpaksa harus kehilangan kesempatannya untuk mengenyam pendidikan di tahun 2023-2024.
Banyaknya kerusakan-kerusakan yang terjadi di Gaza, mulai dari alam hingga yang buatan, menjadikan Gaza saat ini hanyalah hamparan puing-puing dengan kuburan di bawahnya. Diperkirakan biaya kerusakan yang terjadi mencapai hampir 20 miliar dolar AS, tentunya bukanlah sebuah angka yang sedikit. Melihat tidak sedikitnya kerusakan yang terjadi, PBB memperkirakan membutuhkan waktu setidaknya 15 tahun hanya untuk membersihkan puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan Israel.