2 Kota di Indonesia Masuk 50 Besar Destinasi Wisata Dunia 2025, Tapi Turun Peringkat!

2 Kota di Indonesia Masuk 50 Besar Destinasi Wisata Dunia 2025, Tapi Turun Peringkat!

Homepage – FYP Media – Jakarta dan Bali tetap jadi magnet wisata global di 2025 meski alami penurunan peringkat. Apa alasannya?

Indonesia kembali mencuri perhatian dunia dalam daftar Destinasi Wisata Paling Menarik di Dunia 2025. Dalam pemeringkatan yang dirilis oleh Yanolja Research bekerja sama dengan Purdue University dan Kyung Hee University, dua kota dari Indonesia berhasil masuk dalam 50 besar dari total 191 kota yang dianalisis. Kedua kota itu adalah Bali dan Jakarta—ikon pariwisata Nusantara yang tetap eksis dalam persaingan destinasi global.

Namun, ada catatan penting: keduanya mengalami penurunan peringkat dibandingkan tahun lalu. Bali kini menempati peringkat ke-40, turun dari posisi ke-29, sementara Jakarta harus puas di peringkat ke-50, turun tujuh tingkat dari posisi sebelumnya. Penurunan ini memunculkan pertanyaan besar: apa yang membuat daya tarik keduanya berkurang di mata wisatawan dunia?

Indeks Daya Tarik Kota Pariwisata Global: Apa Itu?

Indeks ini bukan sekadar ranking biasa. Global City Tourism Attractiveness Index (GCTAI) yang dirilis oleh Yanolja Research menggunakan pendekatan yang berbeda, dengan mengintegrasikan analisis sentimen media sosial dalam 14 bahasa berbeda dan mengukur dua dimensi utama: daya tarik emosional dan reputasi kognitif.

  • Daya tarik emosional mengacu pada bagaimana perasaan wisatawan terhadap kota tersebut—apakah mereka menyukainya, merasa nyaman, dan memiliki pengalaman positif.

  • Reputasi kognitif menilai seberapa terkenal kota itu secara global, serta seberapa sering dan kuat kota tersebut muncul dalam percakapan dunia maya.

Dengan pendekatan ini, indeks mampu memberikan gambaran psikologis-kognitif tentang persepsi wisatawan terhadap sebuah destinasi.

Bali dan Jakarta: Tetap Menarik, Tapi Perlu Adaptasi

Bali di Posisi ke-40

Bali, yang dikenal sebagai surga wisata dunia, turun 11 peringkat dari posisi 29 tahun lalu. Penurunan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Kepadatan wisata: Banyak wisatawan mengeluhkan kemacetan dan over-tourism di beberapa titik populer seperti Canggu dan Ubud.

  • Isu lingkungan: Pencemaran di pantai dan pengelolaan sampah menjadi sorotan utama dalam beberapa tahun terakhir.

  • Kurangnya inovasi wisata: Sementara kota-kota lain berlomba mengembangkan ekowisata, smart tourism, hingga integrasi teknologi AI dalam sektor pariwisata, Bali terkesan stagnan.

Namun, Bali tetap memiliki kekuatan besar dalam sektor budaya, spiritual, serta pantai dan alamnya yang tiada duanya. Dengan perbaikan dan inovasi, Bali punya potensi untuk kembali naik peringkat.

Jakarta di Posisi ke-50

Jakarta, sebagai metropolitan terbesar di Asia Tenggara, punya daya tarik tersendiri. Dari bangunan kolonial peninggalan Belanda, kaya kuliner, hingga pusat hiburan dan belanja modern, Jakarta menyuguhkan pengalaman wisata urban yang lengkap.

Namun sayangnya, Jakarta juga menghadapi tantangan serius:

  • Tingkat polusi udara tinggi

  • Kemacetan lalu lintas yang menghambat pengalaman wisata

  • Kurangnya promosi wisata berbasis komunitas dan sejarah lokal

Peluang Jakarta sebenarnya besar. Dengan pengembangan area wisata sejarah seperti Kota Tua, revitalisasi sungai Ciliwung, hingga promosi wisata halal dan budaya, ibu kota ini bisa bangkit kembali dan memikat pasar global.

10 Kota Paling Menarik di Dunia 2025: Dominasi Asia

Asia kembali membuktikan dominasinya dalam pariwisata global. Berikut adalah 10 besar kota paling menarik di dunia tahun 2025 menurut indeks Yanolja Research:

  1. Osaka, Jepang

  2. Paris, Prancis

  3. Kyoto, Jepang

  4. New York, AS

  5. Seoul, Korea Selatan

  6. London, Inggris

  7. Bangkok, Thailand

  8. Roma, Italia

  9. Dubai, UEA

  10. Okinawa, Jepang

Jepang menempatkan tiga kotanya dalam 10 besar: Osaka, Kyoto, dan Okinawa. Ini mencerminkan keberhasilan mereka menggabungkan tradisi budaya, teknologi, dan kenyamanan wisata modern.

Asia Tenggara Unjuk Gigi: Dari Singapura hingga Surabaya

Selain Jakarta dan Bali, beberapa kota lain dari Asia Tenggara juga tampil mencolok:

  • Singapura di peringkat ke-15, dengan daya tarik infrastruktur modern, keamanan, dan efisiensi.

  • Chiang Mai (Thailand) di peringkat ke-20, terkenal dengan festival Yi Peng dan warisan budaya Lanna.

  • Vietnam mencetak prestasi dengan Nha Trang (31), Da Nang (39), dan Hanoi (41), yang dikenal akan pantai eksotis dan situs sejarah spiritual.

Sementara itu, dari Indonesia, Surabaya mendapat sorotan khusus dalam daftar berbeda yang dirilis Agoda, sebagai destinasi Asia paling terjangkau dan kaya budaya tahun 2025. Dengan tarif hotel rata-rata Rp500 ribuan per malam, Surabaya menjadi opsi menarik bagi wisatawan dengan bujet terbatas namun ingin pengalaman otentik.

Mengapa Ranking Ini Penting?

Bagi pelaku pariwisata dan pemerintah daerah, indeks ini bisa dijadikan sebagai alarm sekaligus peluang. Penurunan peringkat menandakan perlunya:

  • Perbaikan infrastruktur pariwisata

  • Peningkatan pelayanan wisata

  • Inovasi dalam promosi digital dan media sosial

  • Fokus pada sustainability dan wisata berbasis komunitas

Daya tarik kota bukan hanya soal keindahan, tapi juga bagaimana kota tersebut dirasakan dan dibicarakan oleh wisatawan. Media sosial menjadi panggung utama, dan persepsi di sana bisa berdampak besar pada keputusan perjalanan jutaan orang di seluruh dunia.

Kesimpulan: Saatnya Indonesia Reposisi Pariwisata Global

Masuknya Bali dan Jakarta ke dalam 50 besar kota paling menarik di dunia tahun 2025 adalah pencapaian, namun juga tantangan. Penurunan peringkat menunjukkan bahwa kompetisi antar kota di dunia semakin ketat, dan kebutuhan akan inovasi serta peningkatan kualitas menjadi mutlak.

Dengan memanfaatkan kekayaan budaya, alam, dan keramahan masyarakat, Indonesia masih punya potensi besar untuk menjadi pusat pariwisata global. Saatnya tidak hanya mengandalkan alam, tapi juga memperkuat narasi digital, pengalaman wisata modern, dan keberlanjutan.