FypMedia.id – Warga Jabodetabek dikejutkan oleh guncangan gempa bumi pada Rabu malam (20/8/2025). Sekitar pukul 19.52 WIB, gempa berkekuatan magnitudo (M) 4,9—kemudian diperbarui menjadi M4,7—terasa cukup kuat di wilayah Bekasi, Karawang, Jakarta, Bogor, hingga Purwakarta. Dan kembali merasakan gempa susulan pada Kamis pagi (21/08/2025) sekitar pukul 06.05 WIB.
Episentrum gempa berada di darat pada koordinat 6,52° LS dan 107,25° BT, atau sekitar 19 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kedalaman pusat gempa hanya 10 kilometer, sehingga getarannya dirasakan lebih nyata oleh masyarakat.
Sejumlah warga mengaku panik, bahkan ada yang berhamburan keluar rumah. “Kerasa banget goyangnya, meski sebentar. Tetangga langsung keluar rumah semua,” ungkap Kiki (40), warga Bandung Barat, dilansir dari cnnindonesia
Gempa Terasa di Banyak Wilayah
Laporan BMKG menyebutkan, getaran gempa dirasakan cukup luas, mulai dari Jakarta Selatan, Depok, hingga Purwakarta. Di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, warga sempat merasakan guncangan saat waktu istirahat malam.
Di Purwakarta, Cikarang, dan Depok, getaran tercatat pada skala III MMI (Modified Mercalli Intensity), di mana guncangan terasa jelas di dalam rumah dan seakan-akan ada truk besar yang melintas.
Sementara itu, di Bandung, Tangerang Selatan, Bekasi Timur, hingga Karawang, getaran tercatat pada skala II–III MMI, dirasakan sebagian orang dan membuat benda ringan bergoyang. Bahkan di Cianjur, Lebak, dan Pandeglang, getarannya masih terasa pada skala II MMI.
Gempa Susulan Terjadi Berkali-Kali
Keesokan harinya, Kamis (21/8/2025) sekitar pukul 06.05 WIB, gempa baru kembali terjadi di wilayah Bekasi. BMKG mencatat gempa berkekuatan M3,3 dengan kedalaman 10 kilometer. Lokasi gempa berada 16 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi.
Meski tergolong kecil, gempa ini semakin membuat masyarakat waspada karena terjadi hanya beberapa jam setelah gempa utama dan rangkaian susulannya. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan baru akibat gempa pagi tersebut.
Tidak berhenti di situ, BMKG mencatat rangkaian gempa susulan yang terjadi sepanjang malam hingga pagi hari. Total ada 13 gempa susulan dengan magnitudo bervariasi antara M1,7 hingga M3,9.
Berikut data gempa susulan yang dirilis BMKG:
- M2,1 pukul 20.16 WIB
- M1,9 pukul 21.04 WIB
- M2,3 pukul 21.47 WIB
- M2,6 pukul 22.00 WIB
- M3,9 pukul 22.39 WIB (susulan terbesar)
- M2,8 pukul 22.56 WIB
- M2,2 pukul 23.15 WIB
- M2,4 pukul 23.40 WIB
- M1,7 pukul 00.12 WIB
- M2,0 pukul 01.08 WIB
- M2,1 pukul 02.17 WIB
- M2,5 pukul 03.10 WIB
- M2,3 pukul 05.42 WIB
Gempa susulan tersebut berpusat di sekitar lokasi episenter awal, yaitu di daratan Bekasi-Karawang. Meskipun magnitudonya lebih kecil, getarannya tetap terasa oleh sebagian warga, terutama yang berada di wilayah dekat pusat gempa.
Baca juga: Gempa 4,9 SR Guncang Bekasi-Karawang: 19 Rumah dan 1 Tempat Ibadah Rusak!
BMKG Jelaskan Penyebab Gempa Bekasi-Karawang
Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa Bekasi-Karawang ini dikategorikan sebagai gempa dangkal. Sumber guncangan berasal dari aktivitas sesar naik busur belakang Jawa Barat atau dikenal dengan West Java Back Arc Thrust.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu oleh sesar naik busur belakang Jawa Barat,” jelas Daryono.
Jenis gempa dangkal seperti ini biasanya berpotensi menimbulkan guncangan luas meski magnitudonya tidak terlalu besar. Untungnya, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Dampak Kerusakan dan Respons Masyarakat
Sejauh ini, belum ada laporan korban jiwa. Namun, di Kabupaten Karawang dilaporkan ada beberapa kerusakan ringan pada bangunan. Warga juga sempat dibuat panik karena guncangan terasa berulang kali sepanjang malam akibat gempa susulan.
Sejumlah masyarakat memilih mengungsi sementara ke luar rumah hingga situasi tenang. Media sosial juga ramai dengan postingan warga yang merasakan guncangan, baik di Jakarta, Bekasi, maupun Bandung.
Salah satu warga Cikarang menulis di akun X: “Gempanya berulang-ulang, bahkan sampai tengah malam. Tidur jadi nggak tenang.”
BMKG Ingatkan Mitigasi dan Kewaspadaan
BMKG menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik berlebihan, namun harus tetap waspada. Aktivitas gempa bumi merupakan hal yang wajar di wilayah Indonesia yang berada di jalur Ring of Fire.
Masyarakat diminta untuk memastikan keamanan tempat tinggal, terutama struktur bangunan agar tahan gempa. Selain itu, penting juga mengenali jalur evakuasi dan titik aman di sekitar rumah maupun tempat kerja.
Baca juga: 6 Fakta Mengejutkan Gempa Sarmi Papua Magnitudo 6,4: Rumah & Pasar Rusak Parah
BMKG juga memberikan panduan mitigasi sebelum, saat, dan sesudah gempa:
Sebelum Gempa
- Perkuat struktur rumah agar tahan terhadap guncangan.
- Pastikan perabot berat terikat kuat ke dinding.
- Simpan benda berbahaya dan mudah terbakar di tempat aman.
- Siapkan peralatan darurat seperti kotak P3K, senter, makanan kering, dan air minum.
Saat Gempa
- Lindungi kepala dengan benda pelindung seperti bantal atau helm.
- Jika di dalam rumah, segera berlindung di bawah meja atau dekat struktur kuat.
- Jika di luar ruangan, menjauhlah dari gedung, pohon besar, atau tiang listrik.
Setelah Gempa
- Periksa kondisi keluarga dan tetangga sekitar.
- Waspadai gempa susulan.
- Matikan listrik, gas, dan air jika terjadi kerusakan.
- Ikuti informasi resmi dari BMKG dan pemerintah setempat.
Serangkaian gempa yang mengguncang Bekasi, Karawang, hingga Jakarta ini menjadi pengingat nyata bahwa Indonesia adalah negara rawan bencana. Dalam waktu kurang dari 12 jam, masyarakat sudah merasakan lebih dari 13 gempa susulan setelah gempa utama M4,9.
Meski tidak menimbulkan kerusakan parah, rangkaian gempa ini cukup mengganggu aktivitas dan memicu kepanikan warga. BMKG menegaskan penyebabnya adalah aktivitas sesar naik busur belakang Jawa Barat, dan masyarakat diminta tetap siaga terhadap kemungkinan gempa susulan berikutnya.