FYPMedia.ID - Virus Human Metapneumovirus (HMPV) tengah menjadi perhatian dunia setelah lonjakan kasusnya di China. Virus ini menyerang sistem pernapasan dan memiliki dampak serius pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Berikut adalah 7 fakta penting tentang virus HMPV yang wajib diketahui, beserta cara efektif untuk mencegahnya.
-
Apa Itu Human Metapneumovirus (HMPV)?
Sebagaimana dilaporkan oleh CDC China, HMPV umumnya merebak pada musim dingin dan musim semi, dengan gejala mulai dari batuk, demam, hingga mengi.
"Anak-anak, populasi dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan orang tua rentan. Mereka juga lebih mungkin terinfeksi bersama virus pernapasan lainnya," ujar pihak CDC China (5/1/2025).
HMPV dikatakan sering menyebabkan gejala flu biasa, meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan mengi. "Namun, terkadang kasus HMPV yang parah bisa menyebabkan bronkitis dan pneumonia," imbuhnya.
Berdasarkan data dari sebuah artikel yang diterbitkan pada 2021, satu persen dari kematian terkait infeksi saluran pernapasan bawah akut pada anak-anak di bawah usia lima tahun terkait dengan HMPV.
Baca juga: Waspada Virus HMPV yang Merebak di China: Berikut Hal-hal yang Perlu Diketahui?
-
Lonjakan Kasus di China
Lonjakan ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya penyakit pernapasan lainnya, seperti Influenza A.
CDC China menyebutkan bahwa, "Pada individu yang rentan dengan kondisi medis yang mendasarinya, infeksi HMPV dapat menyebabkan kematian."
-
Gejala HMPV yang Mirip Flu
- Batuk
- Hidung tersumbat
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Mengi
"Kasus yang parah bisa mengakibatkan bronkitis atau pneumonia, terutama di kalangan bayi, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah," ujar keterangan itu.
Infeksi ringan biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, pada kasus yang lebih parah, virus ini dapat menyebabkan bronkiolitis atau pneumonia berat Pada anak-anak, infeksi paru-paru pada lansia, serta komplikasi serius pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Baca juga: 327 Kasus HMPV Terdeteksi di Malaysia, Peningkatan 45% dari Tahun Lalu!
-
Perbandingan dengan COVID-19
Namun, HMPV adalah virus musiman yang lebih umum terjadi di musim dingin, sementara COVID-19 dapat menyebar sepanjang tahun.
"Dalam bentuk yang paling serius, keduanya bisa menyebabkan rawat inap. Tetapi tidak seperti COVID-19, belum ada terapi antivirus atau vaksin untuk mengobati HMPV," kata Medical News Today.
-
Risiko Tinggi pada Kelompok Rentan
Penularannya melalui droplet dari batuk atau bersin, serta kontak dengan benda yang terkontaminasi. Masa inkubasinya berkisar antara 3 hingga 5 hari.
-
Belum Ada Vaksin untuk HMPV
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China menyampaikan "Saat ini, tidak ada vaksin atau pengobatan yang efektif terhadap HMPV, dan pengobatan sebagian besar difokuskan untuk meredakan gejala," ucapnya.
Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah utama untuk mengurangi risiko infeksi.
Baca juga: Patrick Kluivert Dikabarkan Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Dikontrak 2 Tahun
-
Pencegahan HMPV ala Kemenkes RI
"Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,†jelas Widyawati, Jumat (3/1/2025) dikutip dari Kompas.com.
Langkah pencegahan yang disarankan meliputi:
- Menggunakan masker di tempat umum.
- Mencuci tangan secara teratur.
- Menghindari keramaian jika memungkinkan.
- Menjaga pola hidup sehat dengan asupan gizi seimbang dan olahraga.
"Untuk varian H5N6 dan H9N2 dilaporkan terjadi beberapa kasus di Tiongkok tapi kedua varian tersebut belum pernah dilaporkan di Indonesia," jelas Widyawati dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
(Oda/Atk)