FYPMedia.id – Sebuah video kontroversial merekam perawat-perawat yang diduga mengejek dan menertawakan seorang pasien kecelakaan yang sedang tak berdaya di Puskesmas, tengah menjadi sorotan di berbagai platform media sosial.
Rekaman tersebut menunjukkan sebuah situasi yang mengejutkan, di mana suara tawa perawat terdengar saat pasien pingsan terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit dengan selang oksigen terpasang.
Video yang viral diunggah di akun media sosial pada Rabu (8/11/2023) menunjukkan pasien laki-laki tersebut dalam kondisi tak sadarkan diri. Namun, tak lama kemudian, terdengar suara pergerakan dari pasien yang membuatnya tersadar.
Kejadian ini, yang tidak etis, tampaknya terekam secara tidak sengaja oleh perawat ketika mencari nomor kontak keluarga pasien lewat handphone milik pasien itu sendiri.
Menurut Imran, salah seorang yang memberikan keterangan terkait insiden ini, perawat tersebut tak sengaja merekam kondisi pasien saat mencari kontak keluarga pasien tersebut.
Namun, karena handphone terkunci, petugas Puskesmas bingung dan kondisi pasien belum sadar saat itu.
Tidak lama setelah kejadian, keluarga pasien tiba dan pasien langsung dirujuk ke RSUD Syekh Yusuf.
Namun, perjalanan tidak berakhir di sana, karena pasien kemudian dirujuk lagi ke RS Bhayangkara Makassar, di mana ia dirawat selama 18 hari sebelum akhirnya sadar.
Namun, kejadian tak berkesudahan di situ. Setelah pasien sadar, keluarga menemukan video yang direkam oleh perawat yang mengejek kondisi tak berdaya sang pasien.
Video ini kemudian diunggah di media sosial sebagai bentuk ketidakpuasan keluarga terhadap perilaku tidak patut dari sejumlah perawat.
Imran menegaskan bahwa tidak ada niat jahat dari pihak perawat. Mereka hanya bermaksud merekam kondisi pasien untuk memberitahukan keluarga pasien tentang keadaan tersebut.
Pihak Puskesmas Kampili, melalui Imran, menyampaikan permohonan maaf atas insiden ini kepada semua pihak yang terdampak.
Dia menegaskan bahwa tujuan mereka adalah membantu dan menolong siapapun yang datang kepada mereka, tanpa memandang status.
Sanksi skorsing diberikan kepada tiga perawat yang terlibat, dengan istirahat selama satu bulan, sementara pihak Puskesmas berencana melakukan mediasi dengan keluarga pasien setelah kondisinya membaik.
(rin)