FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Serap 40 Ton Cabai Aceh, Mentan Andi Amran Gunakan Hercules Negara untuk Angkut Hasil Tani ke Jakarta

News

Serap 40 Ton Cabai Aceh, Mentan Andi Amran Gunakan Hercules Negara untuk Angkut Hasil Tani ke Jakarta

Writer: Raodatul - Kamis, 18 Desember 2025 09:28:25

Serap 40 Ton Cabai Aceh, Mentan Andi Amran Gunakan Hercules Negara untuk Angkut Hasil Tani ke Jakarta
Sumber gambar: Foto: dok. Kementan

FYPMedia.id - Pemerintah menunjukkan langkah nyata dalam melindungi petani pascabencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatera. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan penyerapan langsung hasil panen cabai milik petani Aceh sebanyak 40 ton, sebagai bagian dari strategi menjaga kelancaran distribusi pangan sekaligus memastikan pendapatan petani tetap terlindungi.

Cabai tersebut berasal dari sejumlah sentra produksi utama di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, dua wilayah yang terdampak signifikan akibat bencana alam. 

Dari total pembelian tersebut, sebanyak 15 ton dikirim langsung ke Jakarta menggunakan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara, sementara sisanya disalurkan ke wilayah Medan, Sumatera Utara.

Langkah ini menjadi simbol kuat kehadiran negara dalam situasi krisis, tidak hanya berfokus pada penyaluran bantuan, tetapi juga pada keberlanjutan ekonomi petani.

Distribusi Udara untuk Cegah Kerugian Petani

Pengiriman cabai dari Aceh ke Jakarta dilakukan melalui Bandara Rembele menuju Bandara Halim Perdanakusuma. Mentan Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kebijakan penyerapan hasil panen ini bertujuan agar petani tidak mengalami kerugian akibat terganggunya distribusi pascabencana.

"Pesan saya satu. Jangan merugikan petani kita. Kalau perlu, naikkan harganya. Supaya petani untung. Yang penting, jangan rugi," tegas Amran dalam keterangannya, dikutip dari detikcom, Kamis (18/12/2025).

Pernyataan tersebut menegaskan komitmen pemerintah untuk berpihak kepada petani, terutama dalam kondisi darurat yang dapat membuat harga hasil panen jatuh dan akses pasar terhambat.

Baca Juga: BI Pertahankan Suku Bunga 4,75 Persen, Fokus Jaga Rupiah dan Stabilitas Ekonomi

Arahan Presiden: Pesawat Jangan Pulang Kosong

Kebijakan ini juga merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto, yang meminta agar setiap pesawat dan helikopter yang mengangkut bantuan logistik ke wilayah terdampak bencana tidak kembali dalam kondisi kosong.

Pesawat Hercules yang biasanya hanya membawa bantuan kemanusiaan ke Aceh, kini dimanfaatkan secara optimal dengan membawa hasil panen petani saat kembali ke pusat distribusi nasional.

"Ini pesawat bolak-balik ke Aceh, angkut bantuan dari pemerintah, maupun bantuan dari saudara-saudara kita. Jadi pulangnya kosong," tegas Amran.

Pendekatan ini dinilai sebagai terobosan efektif dalam menjaga efisiensi logistik nasional sekaligus membantu petani agar hasil panennya tetap terserap pasar.

Menjaga Harga, Menjaga Senyum Semua Pihak

Untuk memastikan distribusi cabai di Jakarta berjalan lancar, Kementerian Pertanian berkoordinasi langsung dengan pedagang di Pusat Informasi Pasar Kramat Jati (PIKJ). 

Langkah ini bertujuan agar cabai yang dikirim segera masuk ke pasar induk tanpa hambatan, sehingga pasokan tetap terjaga dan harga tidak bergejolak.

Menurut Mentan Amran, kebijakan ini dirancang agar seluruh mata rantai pangan berjalan seimbang, mulai dari petani, pedagang, hingga konsumen akhir.

"Kita ingin semua tersenyum. Petani tersenyum, pedagang tersenyum, dan konsumen tersenyum karena harga tetap stabil. Jangan ada berteriak salah satunya," papar Amran.

Pendekatan ini mencerminkan filosofi kebijakan pangan yang tidak berat sebelah, melainkan mengedepankan keadilan dan keberlanjutan bagi seluruh pelaku sektor pangan.

Strategi Stabilitas Pangan di Tengah Krisis

Langkah penyerapan cabai petani Aceh ini dinilai strategis dalam menjaga stabilitas pangan nasional, khususnya komoditas hortikultura yang rentan terhadap fluktuasi harga. 

Cabai merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi, sehingga gangguan distribusi akibat bencana berpotensi memicu lonjakan harga di tingkat konsumen.

Dengan memanfaatkan jalur distribusi udara milik negara, pemerintah mampu memotong rantai distribusi yang terhambat, mempercepat penyaluran, dan menjaga keseimbangan pasokan di pasar-pasar utama.

Selain berdampak pada stabilitas harga, kebijakan ini juga memberi sinyal kuat kepada petani bahwa negara hadir dan berpihak, bahkan dalam kondisi sulit.

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Turun Hari Ini, Galeri24 dan UBS Sama-Sama Terkoreksi

Kehadiran Negara di Sektor Pertanian

Mentan Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar kebijakan jangka pendek, melainkan bagian dari komitmen jangka panjang pemerintah dalam melindungi petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Penyerapan hasil panen, penguatan distribusi, serta pemanfaatan aset negara seperti pesawat Hercules menunjukkan pendekatan lintas sektor yang terintegrasi antara pertanian, logistik, dan pertahanan.

Di tengah tantangan perubahan iklim dan meningkatnya risiko bencana alam, kebijakan semacam ini dinilai penting untuk memastikan petani tetap memiliki kepastian pasar dan pendapatan.

Dampak Langsung bagi Petani Aceh

Bagi petani di Aceh Tengah dan Bener Meriah, penyerapan 40 ton cabai ini menjadi angin segar setelah menghadapi dampak banjir dan longsor. 

Banyak petani sebelumnya khawatir hasil panen tidak terserap atau dijual dengan harga rendah akibat terganggunya akses distribusi.

Dengan pembelian langsung oleh pemerintah, petani tidak hanya terhindar dari kerugian, tetapi juga memperoleh kepastian bahwa jerih payah mereka tetap dihargai.

Langkah ini sekaligus memperkuat kepercayaan petani terhadap kebijakan pemerintah di sektor pertanian.

Penegasan Komitmen Pemerintah

Melalui kebijakan ini, Mentan Andi Amran Sulaiman kembali menegaskan peran negara sebagai pelindung petani, penjaga stabilitas harga, dan penggerak distribusi pangan nasional, terutama dalam situasi darurat dan pascabencana.

Penyerapan cabai petani Aceh dengan dukungan pesawat Hercules TNI AU menjadi contoh konkret bagaimana kebijakan cepat, tegas, dan terkoordinasi dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat.

Di tengah tantangan besar sektor pangan, langkah ini memperlihatkan bahwa keberpihakan pada petani bukan sekadar wacana, melainkan diwujudkan melalui aksi nyata di lapangan.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us