fypmedia.id – Sekolah Dasar (SD) di Tiongkok akan memberlakukan tarif tidur siang bagi siswanya. Siswa dibebankan biaya 200 Yuan atau sekitar Rp400-an per sesi tidur siang.Aturan ini diberlakukan oleh sebuah SD Swasta di Provinsi Guangdong, Tiongkok. SD tersebut berencana mematok tarif untuk siswanya pada tahun ajaran baru nanti. Sontak saja, aturan ini menuai banyak polemik di negara Tiongkok sendiri. Salah satunya dari para orang tua siswa sekolah dasar (SD) dan warganet yang merasa aturan ini konyol dan mempertanyakan maksud dari aturan tersebut. Mereka juga mempertanyakan mengapa siswa sekolah dasar (SD) harus dikenakan biaya hanya untuk waktu tidur siang mereka.
Sementara itu, dalam laporan media lokal, seorang staf sekolah yang namanya enggan disebutkan. Mengatakan bahwa rencana tarif tidur siang bagi siswa SD itu benar. Sekolah akan mengatur guru untuk menjaga siswa tidur siang selama berada di sekolah.
“Itu tidak wajib. Siswa juga dapat memilih untuk pulang kerumah saat istirahat makan siang” kata seorang staf sekolah kepada Dawan News seperti yang dilaporkan SCMP.
Beliau mengatakan bahwa pemasangan tarif sejalan dengan peraturan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, sekolah dapat memutuskan sendiri biaya yang akan dipatok.
Juru Bicara Biro Penerangan dan Reformasi Kota Dongguan berkata terkait biaya itu masuk akal, sebab guru harus hadir mengawasi siswa.
Di satu sisi, banyak warganet yang mengkritik kebijakan tersebut. Mereka menilai kebijakan tersebut seperti lelucon.
“Apakah ini sebuah lelucon? Sekolah menjadi gila hanya untuk menghasilkan uang”, ujar seorang warganet.
“Apakah saya satu-satunya yang tidak mengerti kenapa siswa harus membayar untuk tidur di meja mereka?” timpal warganet lainnya.
“Ini konyol, kemudian sekolah akan mengenakan biaya untuk pergi ke kamar kecil dan bernapas?” tanya warganet lainnya.
Hingga saat ini, pembicaraan mengenai Sekolah Dasar (SD) yang mematok tarif bagi siswanya untuk tidur siang, masih menjadi topik pembicaraan yang hangat di Tiongkok sendiri. Mengingat banyaknya komentar negatif dari warganet Tiongkok mengenai kebijakan tersebut.
(riz/riy)
