FYPMEDIA.ID – Pemerintah Indonesia berhasil memulangkan 20 Warga Negara Indonesia (WNI) dan satu Warga Negara Asing (WNA) yang merupakan istri salah satu WNI dari Lebanon. Mereka mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Senin (7/10) dalam gelombang evakuasi kelima.
Setibanya di Tanah Air, para WNI disambut hangat oleh keluarga yang telah menunggu di bandara. Evakuasi ini dilakukan menyusul meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, terutama akibat perang Gaza dan konflik antara Hizbullah di Lebanon dan Israel. Ketegangan semakin memuncak setelah pembunuhan Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Pasukan militer Israel pun meluncurkan invasi darat sambil terus menggempur Jalur Gaza, Palestina.
Israel mengklaim bahwa operasi militer tersebut terbatas dan hanya menyasar situs-situs Hizbullah. Namun, serangan tersebut juga menyasar fasilitas sipil, termasuk kamp pengungsian. Hizbullah membalas dengan meluncurkan rudal dan proyektil ke area berkumpulnya pasukan Zionis, yang menyebabkan pertempuran sengit.
Baca juga: 365 Hari Sudah Palestina Berada di Bawah Serangan Israel
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, sebelumnya mengungkapkan bahwa sebanyak 40 WNI dan satu WNA dari Lebanon direncanakan terbang ke Indonesia pada Minggu (6/10). Mereka akan dibagi dalam dua penerbangan, menggunakan pesawat Emirates EK356 dan Qatar Airways QR958. Sejumlah negara juga mulai melakukan evakuasi warganya menyusul situasi yang memburuk di Lebanon.
Judha Nugraha menambahkan bahwa proses evakuasi ini berlangsung kompleks dan memakan waktu. Setelah berhasil dievakuasi dari Beirut, para WNI harus menuju Damaskus (Suriah), kemudian ke Amman (Yordania), sebelum akhirnya diterbangkan ke Jakarta. Sejak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut menetapkan status siaga satu pada 4 Agustus 2024, Kementerian Luar Negeri telah berhasil mengevakuasi total 65 WNI dari Lebanon.
Saat ini, masih terdapat 116 WNI yang tinggal di Lebanon. “Keberhasilan evakuasi ini merupakan hasil koordinasi semua lembaga, termasuk TNI, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, dan instansi lainnya yang terlibat di Bandara Soekarno-Hatta,” ujar Judha Nugraha.
