FYPMEDIA.ID-Pengaruh Faktor Reshuffle? Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melesat secara signifikan dan membawa dolar AS berada di kisaran Rp 15.400-an. Menurut data RTI pada Selasa, 20 Agustus 2024, rupiah dibuka pada harga Rp 15.550 per dolar AS. Di sepanjang hari, rupiah mencapai level tertinggi di Rp 15.586 dan level terendah di Rp 15.459.
Pada pukul 09.20 WIB, rupiah terus menguat, naik sebesar 91 poin atau sekitar 0,59% ke level Rp 15.464 per dolar AS. Penguatan ini menandai tren positif rupiah terhadap dolar AS selama enam bulan terakhir. Selain itu, jika dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya, rupiah juga menunjukkan penguatan, meskipun ada pengecualian terhadap Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, di mana rupiah mengalami sedikit pelemahan.
Reshuffle Jadi Faktor Nilai Tukar Rupiah di Pasar Uang?
Penguatan nilai tukar ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi pasar uang. Menurut Ariston Tjendra, seorang Pengamat Pasar Uang, salah satu faktor utama yang mendorong penguatan nilai tukar ini adalah meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS.
“Rupiah masih berpeluang untuk terus menguat terhadap dolar AS hari ini, karena momentum pelemahan dolar AS yang didorong oleh ekspektasi besar bahwa Bank Sentral AS akan menurunkan suku bunga acuan. Menurut CME FedWatch Tool, ada peluang 100% bahwa pemangkasan ini akan terjadi pada rapat the Fed di bulan September,” ujar Ariston.
Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga ini mendorong minat pasar terhadap aset berisiko, termasuk rupiah, yang pada gilirannya memperkuat posisi di pasar global. Mengenai dampak reshuffle kabinet yang baru saja dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ariston menilai bahwa pengaruhnya terhadap pasar keuangan Indonesia tidak terlalu signifikan.
“Perkembangan politik dalam negeri, seperti reshuffle kabinet, menurut saya tidak memiliki dampak besar pada harga aset pasar keuangan Indonesia, mengingat masa jabatan kabinet tersebut hanya tersisa beberapa bulan saja,” tambahnya.
Dalam situasi ekonomi yang dinamis ini, penguatan rupiah menjadi sinyal positif bagi perekonomian Indonesia, yang menunjukkan bahwa mata uang nasional mampu bersaing di tengah ketidakpastian global.