Ramah Lingkungan, Batik siPutri Kian Eksis Gunakan Serat Alami untuk Bahan Dasar Pewarna

Batik siPutri

FYPMEDIA.ID – Batik menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang kian banyak diminati, mulai dari masyarakat lokal, hingga mancanegara. Teknik pewarnaan dan pemilihan warna dalam proses pembuatan batik dapat menghasilkan ciri khas tersendiri pada kain batik, begitu juga dengan Batik siPutri.

Meskipun terkesan jadul dan kuno, nyatanya batik serat alami kian banyak diminati dipasaran. Warna yang terkesan lebih natural jika dibandingkan dengan batik berbahan sintesis dan tentu batik serat alami lebih ramah lingkungan serta menjadi nilai jual yang tinggi.

Batik Warna Alam siPutri, Rumah produksi batik serat alami yang berdiri sejak 2017 kian eksis di tengah pasaran fashion lokal maupun dunia. Batik ini menggunakan bahan organik sehingga tidak merusak lingkungan sekitar. Batik siPutri terletak di Jl. Watusari RT 3 RW 6, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunung Pati.

Baca Juga: Tanda-Tanda Kamu Kecanduan Judi Online! Nomor 4 Yang Paling Sering

Saat tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama Posko 4 mendatangi rumah produksi, kami bertemu dengan beberapa pegawai dari batik siPutri, mereka tampak sedang sibuk memainkan beberapa alat perang untuk membatik.

Seperti salah satu pekerja dari Batik siPutri, Hardi, yang sudah bekerja selama 6 tahun di Batik siPutri dari tadi sedang bergelut dengan malam (lilin yang digunakan untuk membekukan batik cap). Kain ukuran 1,5 meter terletak di atas cetakan, dan siap untuk dicap. Cetakan yang sudah ditaruh di atas malam segera Hardi pindahkan ke atas kain untuk dicap sesuai dengan kostum dari pembeli.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 3 detik saja, cetakan yang sudah dicap ke atas kain membentuk motif.

“Kalau untuk mencetak malam ini nggak perlu lama-lama karena alas cetakan kami sengaja di desain khusus agar menahan panas dari malam,” ucapnya.

Disela-sela kesibukannya mencetak batik, Hardi juga menjelaskan rumah produksi Batik siPutri masih menggunakan pewarna alami yang terbuat dari buah dan daun.

Baca Juga: GIIAS 2024: Pameran Otomotif Bergengsi Hadir di ICE BSD City dengan Berbagai Merek Debutan

Seperti buah ketapang yang menghasilkan warna kuning dan kayu mahoni yang nanti akan menghasilkan warna coklat pada kain.

Untuk proses pembuatan batik sendiri melalui beberapa tahapan. Tahapan awal kain batik akan dicetak dengan malam (lilin). Lalu, direndam untuk menghilangkan warna. Malam pada batik ini berfungsi untuk melindungi kain agar warna tidak tercampur dengan warna lainnya.

Hardi menjelaskan Batik siPutri ini tetap konsisten menggunakan bahan alami meskipun para penggiat batik yang lain menggunakan pewarna sintesis.

“Prinsip kami adalah membuat produk fesyen yang mengedepankan etika dengan memperhatikan lingkungan dan manusia yang terlibat di dalamnya,” tambahnya.

Harga yang ditawarkan oleh Batik siPutri beraneka ragam karena tergantung kesusahan dari motif yang dikerjakan. Rata-rata mulai dari Rp100.000–Rp450.000.

“Alhamdulillah untuk pelanggan kami tidak hanya dari kota semarang, saat ini kami juga sudah menembus pasar internasional, seperti Singapura, Malaysia, Korea dan Belanda,”

Koordinator Media KKN Moderasi Beragama Posko 4, Ramadanti, mengatakan dengan adanya Batik siPutri adalah bentuk pelestarian budaya Indonesia yang ramah lingkungan.

“Batik dari warna alami masih jarang ditemui. Jadi, ini memang mempunyai nilai budaya yang tinggi dan insyaallah kami dari tim media akan memasukkan ini ke dalam film dokumenter yang akan kami buat,” pungkasnya.