Writer: Riyadz Aqsha - Jumat, 19 Desember 2025 14:19:34
Memulai investasi sejak usia 20-an menjadi langkah penting dalam membangun kestabilan keuangan jangka panjang. Di usia produktif ini, banyak anak muda mulai memiliki penghasilan sendiri, baik dari pekerjaan tetap, usaha sampingan, maupun sumber pendapatan lainnya. Sayangnya, masih banyak yang menganggap investasi sebagai hal rumit dan hanya diperuntukkan bagi orang dengan penghasilan besar. Padahal, investasi justru lebih ideal dimulai sejak usia muda karena memiliki waktu yang panjang untuk mengembangkan aset.
Salah satu tips utama memulai investasi di usia 20-an adalah memahami kondisi keuangan pribadi. Sebelum mengalokasikan dana ke instrumen investasi, penting untuk mengetahui pemasukan dan pengeluaran bulanan secara detail. Pencatatan keuangan sederhana dapat membantu menentukan berapa jumlah dana yang realistis untuk diinvestasikan tanpa mengganggu kebutuhan sehari-hari. Dengan kondisi keuangan yang terkontrol, risiko kesulitan finansial di kemudian hari dapat diminimalkan.
Selain itu, memiliki dana darurat menjadi fondasi penting sebelum mulai berinvestasi. Dana darurat idealnya setara dengan tiga hingga enam bulan biaya hidup. Keberadaan dana ini berfungsi sebagai pengaman jika terjadi kondisi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan mendesak lainnya. Tanpa dana darurat, investasi yang telah dilakukan berisiko harus dicairkan di waktu yang tidak tepat, sehingga berpotensi menimbulkan kerugian.
Tips berikutnya adalah menentukan tujuan investasi sejak awal. Tujuan ini bisa beragam, mulai dari membeli rumah, melanjutkan pendidikan, menikah, hingga persiapan pensiun. Dengan tujuan yang jelas, investor pemula di usia 20-an dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan jangka waktu dan tingkat risikonya. Investasi jangka pendek tentu membutuhkan pendekatan yang berbeda dibandingkan investasi jangka panjang.
Pemahaman terhadap profil risiko juga menjadi hal yang tidak kalah penting. Setiap individu memiliki tingkat toleransi risiko yang berbeda. Ada yang nyaman dengan fluktuasi nilai investasi, ada pula yang lebih memilih instrumen yang stabil meski imbal hasilnya lebih rendah. Usia 20-an umumnya masih memiliki toleransi risiko yang lebih tinggi karena waktu investasi yang panjang, namun keputusan tetap harus disesuaikan dengan kenyamanan masing-masing.
Dalam memilih instrumen investasi, pemula sebaiknya memulai dari produk yang mudah dipahami. Reksa dana sering menjadi pilihan awal karena dikelola oleh manajer investasi profesional dan dapat dimulai dengan modal yang relatif kecil. Selain itu, emas juga kerap dipilih karena dianggap lebih stabil dan mudah dicairkan. Seiring bertambahnya pengetahuan dan pengalaman, investor dapat mempertimbangkan instrumen lain seperti saham atau obligasi.
Edukasi menjadi kunci penting dalam perjalanan investasi di usia 20-an. Saat ini, informasi mengenai investasi sangat mudah diakses melalui buku, artikel, maupun platform digital resmi. Memahami dasar-dasar investasi, termasuk potensi keuntungan dan risiko, dapat membantu menghindari kesalahan yang sering dilakukan pemula, seperti tergiur imbal hasil tinggi tanpa mempertimbangkan aspek keamanan.
Disiplin dan konsistensi juga berperan besar dalam keberhasilan investasi jangka panjang. Menyisihkan dana investasi secara rutin, meskipun jumlahnya kecil, akan memberikan dampak signifikan seiring waktu. Strategi investasi berkala memungkinkan investor memanfaatkan fluktuasi pasar dan membangun kebiasaan keuangan yang sehat sejak dini.
Terakhir, penting bagi investor usia 20-an untuk tidak mudah terpengaruh tren sesaat. Fenomena investasi yang viral sering kali menarik perhatian, namun tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan pribadi. Keputusan investasi sebaiknya didasarkan pada perencanaan matang dan pemahaman yang cukup, bukan sekadar mengikuti arus.
Dengan perencanaan yang tepat, pemahaman yang baik, serta kedisiplinan dalam mengelola keuangan, memulai investasi di usia 20-an dapat menjadi langkah awal menuju masa depan finansial yang lebih aman dan terencana. Investasi bukan tentang seberapa besar modal yang dimiliki, melainkan seberapa konsisten dan bijak dalam mengambil keputusan keuangan sejak usia muda.