FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Studi Ungkap Cuaca Dingin Picu Serangan Jantung, Ini Fakta Medisnya

News

Studi Ungkap Cuaca Dingin Picu Serangan Jantung, Ini Fakta Medisnya

Writer: Raodatul - Sabtu, 13 Desember 2025 03:20:45

Studi Ungkap Cuaca Dingin Picu Serangan Jantung, Ini Fakta Medisnya
Sumber gambar: Ilustrasi Serangan Jantung/Freepik

FYPMedia.id - Cuaca dingin bukan sekadar membuat tubuh menggigil atau suasana menjadi muram. Sejumlah penelitian ilmiah terbaru menunjukkan bahwa suhu rendah dapat menjadi pemicu serius gangguan kesehatan jantung, bahkan meningkatkan risiko serangan jantung secara signifikan. 

Temuan ini menjadi perhatian global setelah sebuah studi besar dipublikasikan dalam jurnal medis bergengsi JAMA Cardiology.

Studi tersebut memperkuat bukti bahwa perubahan cuaca, khususnya suhu dingin, berhubungan erat dengan lonjakan kejadian serangan jantung. 

Fenomena ini tidak hanya terjadi di wilayah dengan musim dingin ekstrem, tetapi juga dapat muncul di negara-negara dengan perubahan suhu mendadak, termasuk kawasan tropis.

Temuan Penting dari Studi JAMA Cardiology

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data kejadian serangan jantung di seluruh Swedia dan mencocokkannya dengan data cuaca dari berbagai stasiun pemantauan. 

Hasilnya menunjukkan pola yang konsisten: serangan jantung lebih sering terjadi saat suhu udara rendah, disertai angin kencang, minim cahaya matahari, dan tekanan atmosfer yang rendah.

David Erlinge, salah satu penulis studi sekaligus Kepala Departemen Kardiologi di Lund University, menjelaskan bahwa kondisi cuaca tertentu secara nyata meningkatkan tekanan fisiologis pada tubuh manusia.

"Ketika suhu minimum turun dari 20 derajat ke 0 derajat, risiko serangan jantung meningkat sebesar 14 persen," kata Erlinge mengutip CNN.

Menariknya, risiko tersebut mulai menurun ketika suhu udara naik di atas 3–4 derajat Celsius. Artinya, bukan hanya cuaca dingin ekstrem yang berbahaya, tetapi penurunan suhu secara mendadak juga dapat menjadi pemicu stres bagi sistem kardiovaskular.

Baca Juga: 7 Gejala Tersembunyi Penyakit Jantung Bawaan pada Anak yang Sering Diabaikan!

Risiko Justru Lebih Tinggi di Musim Hangat

Salah satu temuan paling mengejutkan dari studi ini adalah bahwa asosiasi antara suhu rendah dan serangan jantung justru lebih kuat pada musim yang relatif hangat. 

Hal ini menunjukkan bahwa tubuh manusia cenderung lebih “terkejut” ketika mengalami perubahan suhu tiba-tiba, dibandingkan dengan paparan dingin yang berlangsung lama.

Penurunan suhu mendadak, meski tidak ekstrem, dapat memicu penyempitan pembuluh darah, peningkatan tekanan darah, serta perubahan ritme jantung. 

Respons stres inilah yang diduga berperan dalam meningkatkan risiko serangan jantung, terutama pada individu dengan kondisi kesehatan tertentu.

Cuaca Dingin Bukan Penyebab Tunggal

Meski temuan ini cukup mengkhawatirkan, para ahli menegaskan bahwa studi tersebut tidak membuktikan cuaca dingin sebagai penyebab langsung serangan jantung, melainkan menunjukkan adanya hubungan atau korelasi yang kuat.

Ivor Benjamin, Presiden American Heart Association, menyatakan bahwa mekanisme biologis yang menghubungkan suhu dingin dan serangan jantung masih memerlukan penelitian lanjutan.

Namun, ia mengakui bahwa berbagai faktor risiko memang lebih sering muncul pada musim dingin. Mulai dari meningkatnya infeksi saluran pernapasan seperti flu, hingga aktivitas fisik berat yang dilakukan di suhu rendah.

Aktivitas Fisik Berat Saat Dingin Jadi Sorotan

Salah satu faktor yang turut disorot adalah aktivitas fisik berat di cuaca dingin, yang dapat membebani jantung secara tiba-tiba. 

Di negara-negara empat musim, menyekop salju menjadi contoh klasik aktivitas yang sering dikaitkan dengan serangan jantung mendadak.

Saat suhu dingin, pembuluh darah menyempit untuk menjaga panas tubuh. Jika di saat bersamaan seseorang melakukan aktivitas berat, jantung harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah. Kombinasi inilah yang dapat memicu kejadian fatal, terutama pada orang dengan riwayat penyakit jantung.

Siapa yang Paling Berisiko?

Kelompok yang paling rentan mengalami serangan jantung saat cuaca dingin antara lain:

  • Penderita penyakit jantung koroner
  • Orang dengan tekanan darah tinggi
  • Pasien diabetes
  • Lansia
  • Perokok
  • Individu dengan kolesterol tinggi
  • Orang dengan riwayat keluarga penyakit jantung

Namun demikian, para ahli mengingatkan bahwa orang sehat pun tetap perlu waspada, terutama saat menghadapi perubahan suhu yang drastis.

Baca juga: 5 Keuntungan Mengonsumsi Kopi di Pagi Hari untuk Kesehatan Jantung 

Tanda Serangan Jantung yang Tidak Boleh Diabaikan

Cuaca dingin sering kali membuat gejala awal serangan jantung disalahartikan sebagai masuk angin atau kelelahan biasa. Padahal, mengenali tanda bahaya sejak dini sangat krusial untuk menyelamatkan nyawa.

Gejala umum serangan jantung meliputi:

  • Nyeri dada seperti ditekan atau terbakar
  • Nyeri menjalar ke lengan kiri, punggung, leher, atau rahang
  • Sesak napas
  • Keringat dingin
  • Mual atau pusing
  • Kelelahan ekstrem tanpa sebab jelas

Jika gejala ini muncul, segera cari pertolongan medis, tanpa menunggu keluhan mereda dengan sendirinya.

Langkah Pencegahan yang Disarankan Ahli

Untuk menekan risiko serangan jantung saat cuaca dingin, para pakar kesehatan memberikan beberapa rekomendasi penting:

  1. Batasi aktivitas fisik berat di suhu rendah
  2. Gunakan pakaian hangat untuk menjaga suhu tubuh
  3. Tetap aktif secara fisik, tetapi dengan intensitas ringan hingga sedang
  4. Konsumsi makanan sehat jantung dan cukup cairan
  5. Kelola stres dan pastikan kualitas tidur baik
  6. Pantau kondisi kesehatan secara rutin, terutama bagi yang berisiko tinggi

Benjamin juga menyarankan agar masyarakat lebih peduli pada orang-orang terdekat yang tinggal sendiri atau memiliki riwayat penyakit jantung.

Fenomena Nyata yang Tak Bisa Diabaikan

Dengan semakin kuatnya bukti ilmiah, anggapan bahwa cuaca dingin bisa memicu serangan jantung bukan lagi sekadar mitos. Ini adalah fenomena kesehatan nyata yang perlu mendapat perhatian serius, baik dari individu maupun sistem kesehatan.

Cuaca memang tidak bisa dikendalikan, tetapi respons kita terhadapnya bisa diatur. Ketika suhu menurun, tubuh memerlukan perhatian ekstra. Kewaspadaan, gaya hidup sehat, dan respons cepat terhadap gejala darurat menjadi kunci utama pencegahan.

Karena pada akhirnya, cuaca dingin bisa menjadi pemicu, tetapi kesiapan tubuh dan kesadaran kita menentukan akibatnya.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us