FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Stop Sebelum Kolaps! Ini Tanda Tubuh ‘Over Limit’ saat Lari

News

Stop Sebelum Kolaps! Ini Tanda Tubuh ‘Over Limit’ saat Lari

Writer: Raodatul - Selasa, 09 Desember 2025 04:02:26

Stop Sebelum Kolaps! Ini Tanda Tubuh ‘Over Limit’ saat Lari
Sumber gambar: Ilustrasi Olahraga Lari/Freepik

FYPMedia.id - Aktivitas lari kini menjadi salah satu olahraga paling populer karena praktis, murah, dan bisa dilakukan siapa saja, mulai dari pemula hingga pelari maraton profesional. 

Namun di balik manfaatnya, ada satu risiko besar yang sering diremehkan: memaksa tubuh bekerja melebihi batas kemampuan. Ketika tubuh sudah berada di titik “over limit”, ancamannya bukan sekadar cedera ringan—tetapi bisa berujung kolaps bahkan kondisi fatal bila tak segera dihentikan.

Sayangnya, sebagian orang terlalu fokus mengejar target jarak, pace, atau personal record (PR), hingga lupa mendengarkan sinyal tubuhnya sendiri. Padahal, tubuh selalu memberi peringatan dini sebelum terjadi sesuatu yang lebih serius. 

Ketika sinyal itu muncul dan diabaikan, risiko cedera, overtraining, heat exhaustion, hingga gangguan jantung dapat meningkat secara drastis.

Mengapa Mendengarkan Sinyal Tubuh Itu Penting?

Setiap pelari memiliki batas kemampuan yang berbeda. Batas ini dipengaruhi faktor usia, tingkat kebugaran, beban aktivitas harian, pola istirahat, hingga kondisi kesehatan tertentu. 

Ketika tubuh dipaksa melewati limit tanpa persiapan memadai, dampaknya bisa langsung terasa atau baru muncul setelah beberapa waktu secara kumulatif.

Spesialis kedokteran olahraga Siloam Hospitals TB Simatupang, dr Bernadette Laura, SpKO, menegaskan pentingnya pendekatan listen to your body. Menurutnya, tubuh selalu mengirimkan pesan dan tugas kita adalah memahami bahasa tersebut.

Dalam wawancaranya, dr Laura mengatakan: "Misalkan kita sudah terbiasa dengan ritme jantung tertentu, body sweat seperti apa, tiba-tiba ketika kita lagi nggak fit, heart rate yang meningkat, terus keringatnya mungkin lebih banyak, lebih anxiety gitu yang kita bilang ya. Itu berarti tanda-tanda sebetulnya kita juga mulai lagi udah nggak fit ya, kita mungkin harus stop," ungkap dr Laura.

Pernyataan ini menegaskan bahwa sinyal tubuh sebenarnya sangat jelas. Ketika ada perubahan yang tidak biasa, baik dari sistem pernapasan, jantung, pola keringat, maupun kondisi mental, itulah alarm tubuh yang tidak boleh diabaikan.

Baca Juga: 6 Teknik Jalan Kaki yang Bantu Bakar Lemak Lebih Maksimal, Bye-bye Perut Buncit

Tanda-Tanda Tubuh Sudah ‘Over Limit’: Kenali Sebelum Terlambat

Berikut sejumlah gejala yang menjadi warning sign saat berlari. Ketika salah satu tanda ini muncul, itu berarti tubuh sedang bekerja terlalu berat dan membutuhkan jeda.

1. Detak Jantung Berdebar Tidak Normal

Jantung secara alami akan berdetak lebih cepat saat berlari. Namun jika detaknya terasa jauh lebih kencang dari biasanya, tidak stabil, atau muncul sensasi seperti jantung berloncatan, itu pertanda tubuh memasuki kondisi risiko.

Dr Laura mengatakan: "Kita udah tau nih, biasanya kita latihan kok nggak kayak gini ya, misalnya kok ada rasa lebih berdebar atau keringat lebih banyak atau lebih capek. Mungkin jangan dipaksa," katanya.

Ketidakwajaran ini bisa mengindikasikan overtraining hingga early sign gangguan kardiovaskular.

2. Keringat Berlebih Tidak Normal

Keringat adalah mekanisme alami mendinginkan tubuh. Tetapi jika tubuh mengeluarkan keringat jauh lebih banyak dari biasanya, disertai gemetar, pusing, atau sensasi cemas, itu bisa menjadi indikasi heat stress. Ini sangat berbahaya terutama saat berlari dalam cuaca panas atau lembap.

3. Muncul Pusing atau Kepala Terasa Ringan

Pusing adalah sinyal kuat bahwa suplai oksigen tidak optimal. Ini bisa disebabkan dehidrasi, kurang asupan energi, atau tubuh menolak intensitas yang terlalu tinggi. Jika dipaksakan, risiko pingsan atau kolaps meningkat.

4. Keseimbangan Menurun dan Langkah Mulai Tidak Stabil

Ketika koordinasi tubuh menurun, langkah mulai goyah, atau terasa seperti akan jatuh, itu tanda tubuh kehilangan kendali motorik. Kondisi ini biasanya muncul saat tubuh sangat kelelahan atau hampir kolaps.

5. Rasa Tidak Enak Badan Mendadak

Walau tidak spesifik, munculnya rasa tidak enak badan, mual, dada terasa berat, atau gelisah berlebihan adalah tanda kuat tubuh tertekan.

Baca Juga: 10 Cara Efektif bagi Pelari Pemula, Hindari Kesalahan Berikut

Risiko Jika Tanda Ini Diabaikan

Mengabaikan sinyal tubuh dapat menimbulkan berbagai konsekuensi berbahaya, antara lain:

  • Heat Exhaustion
  • Heat Stroke (kondisi medis darurat yang bisa berakibat fatal)
  • Cedera otot dan sendi
  • Serangan jantung mendadak
  • Kolaps akibat dehidrasi ekstrim
  • Gangguan irama jantung

Bagi pelari jarak jauh seperti marathon, risiko ini meningkat karena tubuh dipaksa bekerja dalam durasi panjang.

Skrining Kesehatan: Wajib bagi yang Ingin Mengikuti Event Marathon

Salah satu pencegahan terpenting sebelum mengikuti event besar seperti marathon atau half marathon adalah melakukan skrining kesehatan. Langkah ini sering dianggap sepele, padahal nyatanya menyelamatkan banyak nyawa.

Dr Laura menegaskan: "Skrining kesehatan itu sangat penting kalau misalkan memang mau event-event besar. Sebenarnya event marathon itu termasuk besar dan sangat beresiko," tandasnya.

Skrining biasanya meliputi:

  • EKG untuk melihat fungsi jantung
  • Tes treadmill
  • Pemeriksaan tekanan darah
  • Pemeriksaan kadar hemoglobin
  • Evaluasi kondisi paru dan pernapasan
  • Riwayat penyakit sebelumnya

Dengan hasil skrining, atlet bisa mengetahui batas aman olahraga dan faktor risiko yang harus diperhatikan.

Cara Aman Agar Tidak Over Limit saat Berlari

Agar tetap aman berolahraga, berikut beberapa langkah penting yang bisa dilakukan:

1. Lakukan Pemanasan 10–15 Menit

Pemanasan membantu tubuh menyesuaikan diri secara bertahap sehingga jantung dan otot tidak langsung terkejut.

2. Kenali Ritme Jantung Normal

Gunakan smartwatch atau heart rate monitor untuk memantau intensitas. Ketahui zona aman dan hentikan ketika terjadi anomali.

3. Minum Sebelum Haus

Dehidrasi sering muncul sebelum kita merasa haus. Minumlah secara berkala, terutama pada lari jarak jauh.

4. Dengarkan Tubuh, Bukan Ego

Jika pusing, berhenti. Jika berdebar tidak normal, berhenti. Jika kaki mulai lemas, berhenti. Target bisa dikejar lain waktu, tetapi kesehatan tidak bisa digantikan.

5. Tidur Cukup dan Nutrisi Tepat

Kurang tidur bisa menurunkan performa hingga 30% dan meningkatkan risiko cedera. Asupan karbohidrat, elektrolit, dan protein harus cukup.

6. Ambil Hari Istirahat

Pelari sering lupa bahwa istirahat juga bagian dari program latihan.

Kesimpulan

Lari adalah olahraga yang penuh manfaat, tetapi tetap memiliki risiko bila dilakukan tanpa kontrol. Tubuh selalu mengirimkan sinyal ketika berada di titik bahaya, mulai dari jantung berdebar, keringat berlebih, hingga pusing.

Mengetahui tanda-tanda tubuh ‘over limit’ adalah kunci penting untuk menghindari cedera hingga kolaps. Seperti yang disampaikan dr Bernadette Laura, langkah terbaik adalah selalu “listen to your body”.

Jangan menunggu tubuh menyerah baru berhenti. Kesehatan jauh lebih penting daripada angka pace, jarak, atau medali finisher.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us