Writer: Raodatul - Rabu, 26 November 2025 08:00:00
FYPMedia.id — Sebuah kasus kejahatan sadis kembali mengguncang publik Indonesia setelah seorang wanita berinisial NG (30) menjadi korban pemerkosaan oleh sopir taksi online berinisial FG (49). Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (22/11/2025) sekitar pukul 03.30 WIB di bahu Tol Kunciran–Cengkareng ini menambah panjang daftar kasus kejahatan yang melibatkan transportasi daring (online).
Kejadian ini memicu kemarahan publik karena tidak hanya melibatkan tindakan pemerkosaan, tetapi juga penganiayaan, ancaman dengan benda menyerupai senjata api, serta penggunaan kendaraan yang tidak sesuai data di aplikasi. FG, warga Bekasi, kini telah diringkus aparat kepolisian dan tengah diproses hukum.
Kronologi Mencekam: Perjalanan Menuju Bandara Berakhir Tragis
Kasus bermula ketika NG memesan taksi online dari kawasan Kukusan, Depok, menuju Bandara Soekarno–Hatta pada dini hari. Mobil yang datang menjemput ternyata tidak sesuai dengan identitas kendaraan yang tertera di aplikasi, namun korban tetap melanjutkan perjalanan karena situasi dini hari.
Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Raden Muhammad Jauhari, mengungkapkan: "Berdasarkan hasil penyelidikan, analisa, dan profiling, polisi mengidentifikasi pelaku berinisial FG (49), warga Bekasi, yang berprofesi sebagai sopir taksi online," katanya.
Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Awaludin Kanur, memperkuat kronologi tersebut: "Korbannya berinisial NG, 30, yang memesan jasa taksi online dari kawasan Kukusan, Depok menuju Bandara Soekarno-Hatta," ujarnya.
Pelaku berdalih ingin menepi karena mengantuk dan hendak mencuci muka. Mobil kemudian berhenti di bahu Tol Kunciran–Cengkareng, tepat sebelum Exit Benda. Di momen ini, aksi keji dimulai.
Baca Juga: Air Taxi Flying Toyota: Inovasi Transportasi Udara yang Siap Mengguncang Industri
Aksi Brutal Pelaku: Ancaman Senpi dan Pemaksaan di Dalam Mobil
Saat mobil berhenti, pelaku berpindah ke kursi penumpang dan langsung mengancam korban.
"Dalam perjalanan, pelaku berdalih ingin menepi untuk mencuci muka. Saat kendaraan berhenti di bahu Tol Kunciran-Cengkareng, tepat sebelum exit Benda, pelaku berpindah ke kursi penumpang dan mengancam korban," jelas Kapolres.
Ancaman dilakukan menggunakan benda yang diduga senjata api. Korban dipukul dan dipaksa membuka pakaian.
Kompol Awaludin menuturkan: "Pelaku kemudian memukul leher dan kepala korban menggunakan benda mirip senjata api dan memaksa korban membuka pakaian," jelasnya.
Korban diperkosa dalam kondisi tak berdaya di dalam mobil oleh pelaku yang digambarkan berada di bawah tekanan narkoba yang dikonsumsinya sehari sebelumnya.
Awaludin menambahkan: "Pelaku juga mengaku memaksa korban melakukan tindakan lain yang bersifat seksual selama perjalanan kembali menuju Depok. Pelaku melakukan aksi tersebut berada di bawah pengaruh sabu yang dikonsumsinya sehari sebelum kejadian."
Korban Dibuang di Depan Gang Kos: Upaya Pelaku Menghilangkan Jejak
Alih-alih mengantar korban ke bandara, pelaku kembali membawa NG ke kawasan Depok dan meninggalkannya di depan sebuah gang rumah kos.
"Usai melakukan aksinya, pelaku tidak mengantar korban ke bandara, melainkan membawanya kembali ke kawasan Depok dan meninggalkan korban di depan gang rumah kost," ungkap Awaludin.
Korban yang mengalami trauma berat kemudian melapor ke Polres Metro Tangerang Kota, memicu penyelidikan intensif yang dilakukan secara cepat oleh aparat.
Penangkapan Kilat: Pelaku Diciduk Saat Bersama Keluarga
Berkat pelacakan kendaraan dan bukti yang dikumpulkan, polisi berhasil menangkap FG dalam waktu kurang dari 24 jam setelah laporan dibuat.
"Penangkapan dilakukan ketika pelaku tengah beristirahat bersama keluarga," ujar Kapolres.
Pelaku ditangkap di sebuah kamar kontrakan di kawasan Sukamaju, Cilodong, Depok. Penggeledahan dilakukan menyusul penangkapan tersebut.
Barang Bukti Mengejutkan: Sabu, Senpi, hingga Kendaraan Pelaku
Hasil penggeledahan mengungkap adanya dugaan penyalahgunaan narkoba oleh pelaku. Polisi menyita:
- Satu paket sabu dalam bungkus aluminium foil
- Dua ponsel
- Mobil Mazda 2 warna hijau
- Benda menyerupai senjata api
Awaludin menjelaskan: "Pihaknya menemukan satu paket narkotika jenis sabu dalam dompet pelaku, serta benda yang menyerupai senjata api."
Lebih lanjut, dugaan pelaku membuang senpi ke sungai ternyata bohong. "Pelaku sempat berkelit pistol yang dibawanya saat beraksi dibuang ke sungai. Namun polisi berhasil menemukan pistol yang disembunyikan di bawah kursi mobilnya."
Baca Juga: Bejat Siswi SMP di Siak,Riau Diperkosa 6 Remaja di 3 Tempat Berbeda
Mengapa Kasus Ini Jadi Sorotan Besar?
1. Tindak kekerasan seksual oleh penyedia jasa transportasi online
Transportasi daring merupakan layanan yang sangat dipercaya masyarakat. Kejadian ini memicu kecemasan bahwa keamanan penumpang, terutama perempuan, masih rentan.
2. Pelaku menggunakan kendaraan tidak sesuai identitas
Ini menyoroti masih adanya celah pengawasan dalam sistem penjemputan berbasis aplikasi.
3. Pelaku membawa senjata api rakitan/mirip senpi
Kepemilikan benda menyerupai senpi meningkatkan tingkat ancaman dan kejahatan yang dilakukan.
4. Penggunaan narkoba
Penemuan sabu memperkuat dugaan bahwa pelaku melakukan kejahatan dalam kondisi tidak sepenuhnya sadar.
5. Pembiaran dan minim deteksi dini
Publik kembali mendesak penyedia aplikasi untuk memperketat verifikasi dan deteksi perilaku mencurigakan pengemudi.
Dampak Sosial: Perempuan Semakin Cemas Menggunakan Layanan Transportasi Online
Kasus ini menimbulkan kekhawatiran besar, terutama di kalangan perempuan yang kerap bepergian sendiri. Media sosial dipenuhi komentar yang meminta pemerintah, perusahaan transportasi ride-hailing, dan kepolisian meningkatkan standar keamanan.
Ada seruan kuat untuk:
- Evaluasi sistem verifikasi kendaraan
- Penambahan fitur panic button yang lebih cepat merespons
- Pemeriksaan berkala latar belakang pengemudi
- Sistem pelaporan internal yang lebih efektif
Keamanan penumpang kini menjadi isu nasional.
Langkah Kepolisian: Proses Hukum Tegas Menanti Pelaku
Polisi memastikan FG akan diproses dengan pasal berlapis, mencakup:
- Pemerkosaan
- Penganiayaan
- Ancaman kekerasan
- Kepemilikan senpi ilegal
- Dugaan penyalahgunaan narkotika
Kasus ini diperkirakan menjadi rujukan baru dalam penanganan kejahatan seksual di ruang layanan publik.
Kesimpulan: Kasus Tragis Ini Harus Menjadi Alarm Keamanan Nasional
Kasus pemerkosaan terhadap NG oleh sopir taksi online FG adalah tragedi yang mengungkap betapa rentannya penumpang, terutama perempuan, bila sistem keamanan tidak diperketat.
Pelaku telah ditangkap, tetapi luka psikologis yang dialami korban dan trauma sosial masyarakat membutuhkan perhatian khusus.
Dengan temuan sabu, senjata api, dan tipu daya menggunakan kendaraan palsu, kasus ini menjadi bukti bahwa penyedia layanan transportasi daring harus memperbarui sistem keamanan untuk mencegah kejadian serupa.