Writer: Astriyani Sijabat - Selasa, 25 November 2025 08:00:00
FYP Media - Kasus hilangnya bocah Alvaro Kiano Nugroho sejak Maret 2025 akhirnya memasuki babak baru yang mengejutkan publik Indonesia. Setelah delapan bulan penyelidikan intensif, Polres Metro Jakarta Selatan menetapkan Alex Iskandar (AI) — ayah tiri korban — sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho yang menjadi perhatian nasional.
Penetapan tersangka ini merupakan hasil analisis panjang, pengumpulan jejak digital, serta rangkaian investigasi yang dilakukan secara hati-hati oleh aparat kepolisian. Fakta-fakta baru yang terbuka ke publik menunjukkan adanya jejak kemarahan, dendam, dan tindakan terencana yang berujung pada kematian tragis seorang anak yang tidak berdosa.
Berikut rangkuman lengkapnya dalam format FYP media, informatif, emosional, namun tetap etis.
1. Delapan Bulan Misteri Hilangnya Alvaro Terkuak
Sejak 6 Maret 2025, masyarakat dikejutkan oleh hilangnya Alvaro Kiano Nugroho (6) dari kawasan Masjid Jami Al-Muflihun, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Pencarian besar-besaran melibatkan keluarga, warga, aparat, hingga relawan.
Namun selama berbulan-bulan, kasus ini tidak menemukan titik terang—hingga akhirnya penyelidikan digital dan prarekonstruksi mulai memperlihatkan pola yang mengarah pada sosok di lingkaran terdekat korban.
Dan pada November 2025, puzzle yang terpecah-pecah itu mulai tersambung.
2. Polisi Menetapkan Ayah Tiri Sebagai Tersangka
Kombes Pol Budi Hermanto menyampaikan bahwa Alex Iskandar resmi ditetapkan sebagai tersangka setelah polisi menemukan bukti-bukti kuat yang mengarah padanya. Investigasi digital menjadi pintu pembuka.
“Adanya dugaan keterkaitan hilangnya ananda AKN yang diidentifikasi dilakukan oleh saudara AI,” ujar Budi dalam konferensi pers (24/11/2025).
Penemuan ini sontak membuat publik terguncang, mengingat sosok yang diduga pelaku ternyata adalah orang yang seharusnya menjadi pelindung terdekat bagi korban.
3. Jejak Digital Ungkap Emosi Dendam
Salah satu temuan paling penting datang dari ponsel tersangka. Polisi menemukan percakapan digital yang berulang kali menunjukkan kemarahan intens dan unsur dendam.
Dalam ponsel Alex ditemukan kalimat:
“Gimana caranya gue balas dendam.”
Kalimat tersebut muncul berkali-kali dan dianggap memiliki hubungan dengan kondisi emosional pelaku sebelum tindakan kriminal terjadi. Bukti digital ini memperkuat dugaan adanya motif personal yang berkaitan dengan hubungan keluarga.
4. Pengakuan Pelaku Menguak Kronologi
Dalam pemeriksaan, Alex mengaku membawa Alvaro dari Masjid Al-Muflihun. Kepolisian menegaskan bahwa selama proses itu, korban dalam kondisi ketakutan dan menangis.
Meski detail kekerasan tidak dijelaskan secara eksplisit, kepolisian menyebut bahwa tindakan pelaku berujung pada meninggalnya korban. Setelah itu, tersangka membuang tubuh Alvaro di wilayah Kabupaten Bogor.
Perilaku ini menunjukkan adanya upaya pelaku menghilangkan jejak setelah peristiwa tragis tersebut terjadi.
5. Temuan Kerangka pada 20 November Jadi Titik Balik
Pada 20 November 2025, warga melaporkan temuan kerangka manusia di daerah Cilalay, Desa Singabraja, Kabupaten Bogor. Penemuan ini segera memicu penyelidikan lebih mendalam.
Polisi melakukan:
- pencocokan bukti,
- pemeriksaan TKP,
- prarekonstruksi,
- serta analisis awal yang mengarah pada kemungkinan kuat bahwa kerangka tersebut adalah milik Alvaro.
Dari titik inilah penyidik mulai mengaitkan temuan fisik dengan jejak digital, hingga akhirnya mengerucut pada satu nama: Alex Iskandar.
6. Identitas Kerangka Menunggu Kepastian Hasil DNA
Meski bukti yang ada menunjukkan kesesuaian kuat, polisi tetap menerapkan scientific investigation. Identitas kerangka dipastikan melalui uji laboratorium forensik.
Kombes Pol Budi Hermanto menegaskan:
“Untuk kepastian secara ilmiah, kita menunggu hasil uji DNA.”
Pendekatan ini menjadi bagian penting dalam menjaga integritas penyelidikan dan memastikan bahwa setiap langkah memiliki dasar ilmiah yang kuat.
7. Motif dan Kemungkinan Keterlibatan Pihak Lain Masih Didalami
Meski pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka, polisi belum menutup penyelidikan. Ada beberapa hal yang masih harus dipastikan:
- apakah tindakan dilakukan sendiri atau ada pihak lain yang membantu,
- apakah dendam yang ditunjukkan dalam pesan digital berkaitan langsung dengan aksi yang dilakukan,
- bagaimana dinamika hubungan dalam keluarga sebelum peristiwa terjadi.
Polisi memastikan penyelidikan berjalan menyeluruh untuk mengungkap fakta yang sebenarnya—tanpa asumsi dan tanpa tergesa-gesa.
Dampak Kasus Ini Terhadap Publik: Gelombang Emosi dan Seruan Keadilan
Kasus pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho mengguncang banyak orang, terutama karena korban adalah anak kecil yang tidak memiliki kemampuan melindungi diri. Rasa pedih masyarakat semakin besar karena pelaku merupakan orang terdekat.
Kasus ini menjadi refleksi besar mengenai:
- pentingnya perlindungan anak,
- pentingnya deteksi dini kekerasan dalam rumah tangga,
- serta perlunya edukasi masyarakat untuk lebih peka terhadap tanda-tanda bahaya.
Gelombang doa mengalir dari berbagai platform media sosial. Publik menyuarakan harapan agar proses hukum berjalan transparan, adil, dan tuntas.
Arah Penyidikan Selanjutnya
Beberapa langkah lanjutan yang masih menunggu hasil:
- Hasil DNA kerangka untuk memastikan identitas korban.
- Pendalaman motif, terutama terkait jejak digital bernada dendam.
- Rekonstruksi ulang untuk menguatkan rangkaian peristiwa.
- Pemeriksaan saksi tambahan untuk menyingkap kemungkinan keterlibatan pihak lain.
- Analisis psikologis tersangka apabila dibutuhkan.
Kepolisian menegaskan bahwa semua perkembangan akan disampaikan ke publik secara bertahap, seiring keluarnya hasil-hasil pemeriksaan ilmiah.
Kasus yang Mengajarkan Banyak Hal
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa kekerasan terhadap anak bisa terjadi di lingkungan terdekat. Pengawasan, komunikasi keluarga, serta kepekaan lingkungan menjadi benteng utama bagi keamanan anak-anak.
Masyarakat berharap Alvaro mendapatkan keadilan dan kasus ini menjadi pelajaran agar tidak ada lagi anak yang menjadi korban kekerasan serupa.