FYPMedia.ID – Seiring berjalannya waktu, mal-mal elektronik yang dulu menjadi surga belanja bagi warga Jakarta kini mengalami penurunan yang signifikan. Salah satu contohnya adalah mal elektronik terkenal di Jakarta yang kini terlihat sepi pengunjung.
Fenomena ini mencerminkan perubahan besar dalam pola belanja konsumen di era digital dan berbagai tantangan yang dihadapi oleh sektor retail fisik. Pada dekade sebelumnya, mal elektronik di Jakarta seperti Plaza Elektronik, Roxy Mas, dan Mangga Dua adalah pusat perbelanjaan favorit yang menawarkan berbagai macam gadget, perangkat elektronik, serta aksesori dengan harga kompetitif.
Pengunjung dapat menemukan berbagai produk mulai dari smartphone, laptop, televisi, hingga perangkat rumah tangga dengan mudah. Namun, kini banyak mal tersebut sepi pengunjung.
Mal-mal yang dulunya ramai dengan pembeli kini tampak lengang, dan banyak toko yang tutup atau pindah. Hal ini terjadi seiring dengan perubahan preferensi konsumen yang lebih memilih berbelanja melalui platform online.
Kemudahan berbelanja via e-commerce, terutama setelah pandemi COVID-19, telah mengubah kebiasaan konsumen yang dulu mengutamakan pengalaman belanja langsung di toko fisik.
Salah satu penyebab utama sepinya mal elektronik adalah kehadiran e-commerce yang semakin berkembang pesat. Platform belanja online seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada menawarkan kemudahan berbelanja dari rumah, dengan harga yang seringkali lebih kompetitif dan promo menarik.
Tidak hanya itu, banyak toko online yang menyediakan sistem pengiriman cepat dan layanan pelanggan yang efisien, yang semakin menggoda konsumen untuk berbelanja secara daring.
Selain itu, tren belanja online semakin diperkuat oleh kemudahan pembayaran digital, pengiriman gratis, serta adanya review dan rating produk yang membantu konsumen membuat keputusan belanja. Di sisi lain, toko fisik yang lebih mahal dalam hal operasional dan kebutuhan ruang seringkali tidak dapat bersaing dengan harga yang ditawarkan oleh e-commerce.
Pandemi COVID-19 juga mempercepat transisi ini, karena banyak orang yang lebih memilih berbelanja dari rumah untuk menghindari kerumunan. Meskipun sebagian besar pembatasan sosial sudah dicabut, kebiasaan belanja online yang terbentuk selama pandemi tampaknya terus berlanjut hingga saat ini.
Baca Juga: Indonesia Kejar Investasi Rp13.528 Triliun untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%
Beberapa mal elektronik yang dulu ramai, kini banyak yang tampak kosong dan kurang terawat. Salah satunya adalah Plaza Elektronik, yang dulunya menjadi tempat utama bagi penggemar teknologi untuk berburu produk elektronik terbaru.
Kini, banyak toko di dalamnya yang tutup, dan beberapa lantai tampak tidak terisi dengan tenant. Kondisi serupa juga dapat dilihat di Roxy Mas dan Mangga Dua, dua pusat perbelanjaan elektronik lainnya yang sempat menjadi tujuan utama bagi pembeli gadget dan perangkat elektronik.
Selain itu, sektor ritel fisik di Jakarta juga menghadapi persaingan yang lebih ketat dari mal dan pusat perbelanjaan yang menawarkan berbagai macam produk selain elektronik. Konsumen kini lebih tertarik untuk berbelanja di tempat-tempat yang dapat memberikan pengalaman belanja lebih beragam, bukan hanya terbatas pada produk elektronik saja.
Dengan semakin menurunnya jumlah pengunjung, banyak pihak yang mempertanyakan masa depan mal elektronik di Jakarta. Beberapa mal berusaha beradaptasi dengan cara berinovasi dan menambahkan pengalaman belanja yang lebih interaktif dan modern, seperti penggunaan teknologi augmented reality (AR) atau menyediakan layanan berbasis online-offline (O2O) yang memungkinkan konsumen memesan produk online dan mengambilnya di toko fisik.
Namun, meskipun ada beberapa upaya inovasi, banyak mal yang kesulitan untuk menarik pengunjung kembali. Beberapa juga terpaksa menurunkan harga sewa dan mencari tenant baru untuk mengisi ruang kosong yang ada. Bahkan, ada yang lebih memilih untuk tutup dan beralih ke model bisnis yang lebih sesuai dengan tren saat ini.
Baca Juga: Kolaborasi Bumdes di Kendal Diharapkan Tingkatkan Ekonomi Desa
Tren berbelanja yang beralih ke platform online merupakan tantangan besar bagi sektor ritel fisik, termasuk mal elektronik di Jakarta. Meskipun banyak mal elektronik yang berusaha beradaptasi dengan teknologi dan menawarkan pengalaman baru, kenyataannya perubahan kebiasaan konsumen sulit dihindari.
E-commerce yang lebih praktis dan fleksibel kini menjadi pilihan utama bagi banyak orang, menjadikan mal elektronik yang dulu ramai menjadi sepi dan terabaikan. Hanya mereka yang mampu berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan konsumen yang akan bertahan dalam industri retail yang semakin kompetitif ini.