Kesulitan Internet, Siswa di Agam Ujian ANBK di Atas Bukit

Kesulitan Internet, Siswa di Agam Ujian ANBK di Atas Bukit
Foto: detikcom

FYPMedia.id – Sebuah video viral di media sosial baru-baru ini telah memperlihatkan sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, terpaksa melangsungkan ujian Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di daerah perbukitan. Insiden ini terjadi lantaran para siswa kesulitan mendapatkan akses internet yang memadai untuk mengikuti ujian tersebut.

Dalam video tersebut, terlihat para siswa SD duduk di pinggir jalan yang berhadapan langsung dengan jurang, dengan tatap mata yang serius tertuju pada notebook masing-masing. Mereka didampingi oleh beberapa guru yang memberikan bimbingan dan bantuan selama ujian. Aktivitas mereka menaiki bukit untuk mencari sinyal internet menjadi gambaran kesulitan yang masih dihadapi oleh sekolah-sekolah di daerah ini.

Himawan Zulianto, seorang guru di SMPN 03 Menukung, mengungkapkan kekhawatiran mengenai kondisi tersebut, “Terutama saat pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan ujian nasional mendatang. Meskipun kami telah melaporkan kondisi ini kepada pihak terkait selama bertahun-tahun, hingga saat ini layanan internet di sekolah kami belum dapat diinstalasikan karena tidak ada jaringan internet yang masuk di wilayah kami.”

Pemerintah Kabupaten Agam melalui Dinas Pendidikan, merespons dengan cepat setelah beredarnya video siswa yang mengalami kesulitan dalam mencari akses internet untuk melaksanakan ujian ANBK.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Agam, Isra, menjelaskan bahwa siswa yang terlihat dalam video tersebut berasal dari SD Negeri 28 Parit Panjang, Kecamatan Lubuk Basung. Ia memastikan bahwa di sekolah tersebut sebenarnya tersedia jaringan internet dan sarana yang memadai untuk pelaksanaan ujian ANBK.

Isra menyatakan bahwa apa yang diperlihatkan dalam video adalah kegiatan uji coba atau gladi resik sebelum pelaksanaan ANBK. Namun, saat kegiatan gladi berlangsung, terjadi pemadaman listrik yang mengakibatkan hilangnya jaringan internet. Ia menekankan bahwa pelaksanaan ANBK harus dilakukan sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Jika kondisi sekolah tidak memungkinkan untuk pelaksanaan ANBK, siswa bisa mengikuti ujian di sekolah lain yang memiliki fasilitas yang memadai.

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya akses internet yang merata dan kesetaraan pendidikan di seluruh wilayah, terutama di daerah pedesaan dan perbukitan. Upaya meningkatkan infrastruktur dan jaringan internet di daerah terpencil perlu menjadi prioritas agar seluruh siswa memiliki kesempatan yang setara untuk mengakses pendidikan.

(Rin)

Leave a Reply