Kedubes Iran di Suriah Diserang: Jatuhnya Rezim Assad Memicu Kekacauan Besar

kedubes-iran
Ilustrasi Serangan dari Senjata Berkelompok di Kedubes Iran di Suriah/ Sumber Foto: Canvacom

FYPMedia.id – 8 Desember 2024 menjadi hari penuh gejolak bagi Damaskus, ibu kota Suriah. Peristiwa ini mencatat serangkaian insiden besar, mulai dari jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad hingga serangan terhadap Kedutaan Besar (Kedubes) Iran. 

Berikut adalah rangkuman kejadian penting yang mengguncang kawasan tersebut:

Serangan Terhadap Kedubes Iran

Kedutaan Besar Iran di Damaskus menjadi target serangan kelompok bersenjata setelah rezim Assad runtuh. 

Dilaporkan, penyerang yang diduga dari kelompok Hayat Tahrir Al Sham (HTS) memasuki gedung dan melakukan penjarahan. 

Foto-foto yang dibagikan memperlihatkan properti kedutaan yang dirusak, termasuk poster-poster pendiri Republik Islam Ayatollah Khomeini dan Ayatollah Ali Khamenei yang berserakan di lantai.

“Orang-orang tak dikenal menyerang Kedutaan Besar Iran, seperti yang bisa Anda lihat dalam foto-foto ini, dibagikan oleh berbagai jaringan,” ujar seorang penyiar TV pemerintah Iran, sebagaimana dilansir AFP melalui Liputan6.com. 

Meski kerusakan properti cukup signifikan, seluruh staf diplomatik dilaporkan selamat.

Baca juga: 7 Fakta Kasus Situs Judol Djarum Toto: Pendapatan Fantastis Capai Rp2 Miliar

Jatuhnya Rezim Bashar al-Assad

Pada hari yang sama, komando militer Suriah mengonfirmasi bahwa pemerintahan Bashar al-Assad telah tumbang. 

Assad dilaporkan meninggalkan Damaskus menuju lokasi yang tidak diketahui, sementara kota tersebut kini berada di bawah kendali pemberontak.

“Pemerintahan Assad telah runtuh. Presiden Bashar al-Assad telah meninggalkan Damaskus ke tempat yang tidak diketahui,” demikian pernyataan dari komando militer, dilansir Reuters melalui Kompas.com.

Jatuhnya Assad memicu euforia di kalangan masyarakat Damaskus. Ribuan orang turun ke jalan, melambaikan bendera, dan meruntuhkan simbol pemerintahan Assad, termasuk poster-poster dan patung mendiang ayahnya, Hafez al-Assad.

Keberhasilan Pemberontak di Homs

Sebelum merebut Damaskus, kelompok pemberontak berhasil menguasai kota strategis Homs setelah pertempuran singkat. 

Homs, yang menjadi simbol perlawanan terhadap rezim Assad, kini menandai kekalahan telak bagi pasukan pemerintah.

Ribuan tahanan dibebaskan dari penjara di Homs, sementara pasukan pemerintah mundur secara panik. 

“Operasi pembebasan pedesaan Damaskus sedang berlangsung, dan kami fokus mengonsolidasikan kendali penuh atas ibu kota,” ujar Komandan Pemberontak Hassan Abdul Ghani.

Baca juga: Pramono Anung-Rano Karno Menangi Pilkada Jakarta 2024: Ini 5 Fakta Penting

Dampak Regional dan Internasional

Kejatuhan Assad mengejutkan dunia internasional. Negara-negara seperti Qatar, Arab Saudi, Mesir, Iran, Turkiye, dan Rusia menyerukan solusi politik untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. 

Dilansir Inews.id, perang saudara yang berlangsung sejak 2011 ini telah menimbulkan krisis pengungsi besar-besaran dan melibatkan berbagai kekuatan asing.

Kelompok HTS, yang sebelumnya berafiliasi dengan Al-Qaeda, kini menguasai sebagian besar wilayah strategis Suriah. 

Keberhasilan mereka menandai pergeseran kekuatan besar dalam perang saudara ini, memunculkan potensi ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan Timur Tengah.

Kejadian pada 8 Desember 2024 menjadi babak baru dalam konflik Suriah. Serangan terhadap Kedubes Iran, jatuhnya rezim Assad, dan keberhasilan pemberontak di Homs menunjukkan dinamika kompleks yang memengaruhi Suriah dan kawasan sekitarnya. 

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa perdamaian di Timur Tengah masih membutuhkan upaya politik yang serius untuk mengakhiri konflik berkepanjangan.