FYPMEDIA.ID – Dilansir dari bisnis.com (3/1) Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat masih menyoroti tren kenaikan impor untuk barang konsumsi. Pasalnya, hal tersebut menandakan masyarakat kini banyak membeli kebutuhan konsumsinya dari negara lain. Kepala BPS Jawa Barat Marsudijono mengatakan hal ini perlu menjadi perhatian pasalnya impor itu idealnya naik asalkan digunakan untuk proses produksi. “Nah posisinya bahan baku penolong ini digunakan untuk bahan baku penolong hanya 78,6% nah ini mengalami penurunan dari setiap bulannya sedangkan kalau kita lihat lagi dari barang modal dan konsumsi dan barang konsumsi ini mengalami kenaikan 9,31% ini perlu kita waspadai,” ungkap dia dalam rilis bulanan BPS, Selasa (2/1/2024). Ia mengatakan jangan sampai mematikan industri domestik saat kebutuhan masyarakat saat ini dipenuhi dengan barang dari negara lain.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Impor Barang Konsumsi ke Jabar Kian Mengkhawatirkan”, Klik selengkapnya di sini: https://bandung.bisnis.com/read/20240102/550/1728834/impor-barang-konsumsi-ke-jabar-kian-mengkhawatirkan.
“Nah ini yang perlu menjadi perhatian menjadi barang impor itu masuk hanya untuk kepentingan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi,” imbuhnya. Sedangkan, jika melihat secara keseluruhan memang kondisi impor Jawa Barat itu mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu -15,3% ini digunakan bahan baku penolongnya yang tadinya US$10,58 menjadi US$8,83.
“Jadi penurunan penurunannya cukup besar karena kontribusi bahan baku penolong juga punya sel yang cukup besar inilah kondisi impor menurut penggunaan komoditas,” jelasnya. Secara keseluruhan, dia menjelaskan nilai impor Jawa Barat November 2023 mencapai US$1,05 miliar atau menurun 2,16% dibanding Oktober 2023. Akan tetapi jika dibanding November 2022 naik 9,17%. Impor nonmigas November 2023 mencapai US$0,83 miliar atau menurun 5,88% dibanding Oktober 2023. Demikian pula jika dibanding November 2022 turun 6,29%. Impor migas November 2023 mencapai US$ 225,45 juta atau naik 14,47% dibanding Oktober 2023. Demikian pula jika dibanding November 2022 meningkat 176,73%. Penurunan nilai impor Nonmigas terbesar November 2023 terhadap Oktober 2023 terjadi pada Golongan Mesin dan Perlengkapan Elektrik (US$20,35 juta), diikuti oleh Golongan Kendaraan dan Bagiannya (US$14,83 juta), serta Golongan Kapas (US$14,47 juta). Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-November 2023 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$2,83 miliar (29,98%), Jepang US$1,59 miliar (16,85%), dan Korea Selatan US$1,28 miliar (13,52%). Impor nonmigas dari ASEAN 13,55% dari total impor nonmigas Jawa Barat. Nilai impor menurut golongan penggunaan, barang konsumsi serta bahan baku/penolong selama November 2023 mengalami kenaikan dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 30,29% dan 12,65%. Sedangkan barang modal turun sebesar 16,96%. Nilai neraca perdagangan luar negeri Jawa Barat November 2023 surplus US$1,95 miliar, dengan demikian kumulatif Januari-November 2023 surplus mencapai US$22,53 miliar.