FYPMedia. ID – Gunung Marapi, yang terletak di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, kembali mengalami erupsi pada Jumat, 7 Maret 2025. Erupsi terjadi sekitar pukul 02.45 WIB, disertai suara dentuman keras yang terdengar hingga ke daerah sekitar. Aktivitas vulkanik ini memunculkan kekhawatiran bagi warga dan pihak berwenang, mengingat Gunung Marapi merupakan salah satu gunung api paling aktif di Sumatera.
Menurut laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi, erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,7 milimeter dan berlangsung selama sekitar 2 menit 4 detik. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan mencapai ketinggian sekitar 1.200 meter di atas puncak gunung, condong ke arah utara.
Baca juga :
Peringatan bagi Masyarakat
Petugas Pos PGA Bukittinggi, Teguh Purnomo, mengimbau masyarakat, pendaki, dan wisatawan untuk tidak mendekati area dalam radius tiga kilometer dari pusat erupsi, yaitu Kawah Verbeek. “Masyarakat yang tinggal di sekitar lereng gunung juga diharapkan waspada terhadap potensi bahaya sekunder seperti banjir lahar, terutama saat terjadi hujan lebat,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Gunung Marapi sendiri telah beberapa kali mengalami peningkatan aktivitas dalam beberapa bulan terakhir. Statusnya saat ini berada pada Level II (Waspada), yang berarti aktivitas vulkanik masih dapat berlanjut dan masyarakat harus tetap siaga.
Selain bahaya letusan, masyarakat juga diminta memperhatikan dampak abu vulkanik terhadap kesehatan dan aktivitas sehari-hari. Paparan abu vulkanik dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata, serta mencemari sumber air bersih. Oleh karena itu, warga disarankan menggunakan masker, kacamata pelindung, dan menutup sumber air minum agar tidak terkontaminasi abu.
BMKG Pantau Sebaran Abu Vulkanik
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau terus memantau pergerakan abu vulkanik pasca-erupsi. Data menunjukkan bahwa debu vulkanik mencapai ketinggian hingga 12.000 kaki (sekitar 3.657 meter) di atas permukaan laut dan bergerak ke arah timur laut dengan kecepatan 20 knot. Meskipun demikian, BMKG memperkirakan bahwa intensitas abu akan melemah dalam beberapa jam ke depan.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai bandara yang terdampak akibat erupsi ini. Namun, pihak berwenang tetap melakukan pemantauan terhadap penerbangan di wilayah Sumatera Barat untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan.
Warga Diminta Tetap Tenang dan Waspada
Meskipun erupsi Gunung Marapi kali ini cukup signifikan, pihak berwenang meminta masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari instansi terkait. BPBD Sumatera Barat bersama TNI, Polri, dan relawan telah disiagakan untuk membantu warga jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik lebih lanjut.
Sejumlah desa di sekitar Gunung Marapi, seperti Nagari Batu Palano dan Nagari Sungaipua, mulai mengalami hujan abu tipis. Warga yang terdampak telah menerima bantuan masker dari dinas kesehatan setempat untuk mengurangi risiko gangguan pernapasan.
Di sisi lain, beberapa warga mengaku masih memilih bertahan di rumah masing-masing meskipun aktivitas gunung meningkat. “Kami sudah biasa dengan erupsi Marapi, tapi tetap waspada. Kalau situasi memburuk, kami siap mengungsi,” kata Yusran, warga Kecamatan Sungai Pua.
Sejarah Aktivitas Gunung Marapi
Gunung Marapi merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Sejak abad ke-18, gunung ini telah mengalami puluhan letusan besar dan kecil. Salah satu letusan terbesarnya terjadi pada tahun 1979, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Pada Desember 2023 lalu, Gunung Marapi juga mengalami erupsi besar yang menyebabkan 24 pendaki meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat terjebak di kawasan puncak.
Gunung ini menjadi perhatian utama bagi para ahli vulkanologi karena aktivitasnya yang relatif sering. Setiap kali terjadi peningkatan aktivitas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selalu memberikan peringatan dini untuk mengurangi dampak bencana bagi masyarakat.
Erupsi Gunung Marapi pada 7 Maret 2025 ini menjadi pengingat akan potensi bahaya gunung api di Indonesia. Masyarakat di sekitar Kabupaten Agam dan Tanah Datar diminta tetap waspada terhadap ancaman abu vulkanik dan banjir lahar. Sementara itu, pihak berwenang terus melakukan pemantauan dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat.
Bagi warga yang tinggal di daerah rawan, penting untuk mengikuti arahan dari BNPB, BPBD, dan PVMBG agar dapat mengantisipasi dampak lebih lanjut dari erupsi ini. Pemerintah daerah diharapkan dapat terus meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan aktivitas vulkanik lanjutan dari Gunung Marapi.