Gen Z Berisiko 2x Lipat Kena Kanker Usus Besar, Kenali 7 Gejalanya

usus
Ilustrasi Usus/Sumber Foto: iStock

FYPMedia.id -Kanker usus besar atau kanker kolorektal kini tidak lagi hanya menyerang kelompok usia lanjut. Para pakar kesehatan mengungkapkan adanya pergeseran tren, di mana penyakit mematikan ini semakin banyak ditemukan pada kalangan muda, termasuk generasi milenial dan Gen Z.

Spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi onkologi medik, dr Eka Widya Khorinal, SpPD, KHOM, FINASIM, menegaskan bahwa tren kasus kanker kolorektal di Indonesia yang awalnya dominan pada usia di atas 50 tahun kini mulai bergeser. 

“Beberapa tempat itu menyebutkan bahwa sudah makin banyak kejadian kanker kolorektal di usia muda, 30-40 tahun sudah kena kanker kolorektal. Nah, jadi harus hati-hati dengan apa yang sudah kita makan dan kita lakukan selama setidaknya 10 tahun terakhir,” ujarnya dilansir dari detik.com pada konferensi pers ROICAM 12 di Jakarta, Sabtu (27/9/2025).

Risiko Kanker Usus Besar pada Generasi Muda

Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Studi yang diterbitkan di BJS (British Journal of Surgery) menemukan bahwa individu yang lahir tahun 1990 memiliki risiko dua kali lipat terkena kanker usus besar dibandingkan mereka yang lahir tahun 1950. Artinya, Gen Z dan milenial harus lebih waspada terhadap penyakit ini.

Ahli gastroenterologi asal Florida, Dr Joseph Salhab, menekankan bahwa deteksi dini adalah kunci keberhasilan pengobatan. “Jika gejala awal diabaikan, kanker usus besar bisa berkembang ke stadium lanjut sebelum terdiagnosis,” katanya.

Selain faktor usia, risiko kanker kolorektal pada usia muda juga dipengaruhi gaya hidup, pola makan, hingga faktor genetik. 

Konsumsi makanan tinggi lemak, rendah serat, obesitas, hingga kurang aktivitas fisik disebut sebagai pemicu utamanya.

Mengapa Kanker Usus Besar Sulit Dideteksi Dini?

Berbeda dengan beberapa jenis kanker lain, kanker usus besar sering kali tidak menunjukkan gejala jelas pada tahap awal. 

Sebagian besar pasien baru mendapatkan diagnosis saat sudah memasuki stadium lanjut. Kondisi ini membuat angka kematian akibat kanker usus besar cukup tinggi.

Dr Eka menjelaskan, gejala yang muncul sering kali mirip dengan penyakit pencernaan biasa, seperti maag atau gastritis. 

“Ada beberapa kasus kanker kolorektal itu kadang-kadang diagnosis awalnya adalah dispepsia. Jika sudah diobati dengan obat standar nggak beres-beres juga, harus hati-hati mungkin perlu dievaluasi lebih lanjut dengan pemeriksaan penunjang seperti USG, CT scan, dan sebagainya,” terangnya.

Baca Juga: 2 Fakta Mengejutkan: Matcha Bisa Picu Anemia Berat, Gen Z Wajib Waspada!

7 Gejala Kanker Usus Besar yang Harus Diwaspadai

Baik pada usia di atas 50 tahun maupun pada kalangan muda, berikut tanda-tanda kanker usus besar yang tidak boleh diabaikan:

  1. Perubahan Pola Buang Air Besar (BAB)
    Jika tiba-tiba mengalami diare, sembelit, atau tinja berubah lebih encer/keras dalam jangka waktu lama, segera waspadai. Dr Eka menegaskan, “Perubahan defekasi atau perubahan pola buang air besar saja itu sudah hati-hati.” 
  2. Tinja Berdarah
    Darah pada tinja, baik merah terang maupun gelap, bisa menjadi sinyal serius. Meski terkadang disebabkan oleh wasir, pendarahan berulang tidak boleh diabaikan. 
  3. Anemia Berulang
    Kekurangan sel darah merah yang terjadi berulang kali tanpa penyebab jelas merupakan tanda bahaya. Terlebih jika disertai rasa lemah atau cepat lelah. 
  4. Penurunan Berat Badan Drastis
    Jika berat badan turun signifikan padahal pola makan normal, ini bisa mengindikasikan adanya masalah serius pada sistem pencernaan. 
  5. Hilang Nafsu Makan
    Pada kasus lanjut, pasien sering mengalami gangguan nafsu makan, sehingga tubuh kekurangan asupan nutrisi penting. 
  6. Sakit Perut yang Tak Kunjung Hilang
    Rasa kram, kembung, atau nyeri perut yang muncul berulang meskipun sudah diobati bisa menjadi indikator kanker usus besar. 
  7. Kelelahan Kronis
    Dr Salhab menambahkan bahwa kelelahan terus-menerus meski sudah cukup istirahat dapat menjadi gejala penting. Banyak anak muda yang mengira hanya stres atau kurang tidur, padahal bisa jadi tanda kanker kolorektal.

Faktor Risiko yang Harus Diwaspadai

Menurut peneliti kanker gastrointestinal, Sara Char, peningkatan kasus pada usia muda memerlukan perhatian khusus. 

“Insiden kanker saluran pencernaan pada orang dewasa di bawah usia 50 tahun meningkat secara global. Upaya penelitian yang sedang berlangsung untuk menyelidiki biologi kanker saluran pencernaan dini sangat penting untuk mengembangkan strategi skrining, pencegahan, dan pengobatan yang lebih efektif,” ungkapnya.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kanker usus besar antara lain:

  • Pola makan tinggi daging merah dan rendah serat.
  • Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
  • Gaya hidup sedentari (kurang bergerak).
  • Obesitas.
  • Riwayat keluarga dengan kanker usus besar.

Baca Juga: Ketahui 7 Manfaat & Risiko Makan Telur Rebus Setiap Hari

Pentingnya Skrining Dini

Biasanya, skrining kanker usus besar dilakukan mulai usia 40-an. Namun, mengingat tren pergeseran ke usia yang lebih muda, para ahli kini menganjurkan agar generasi milenial dan Gen Z dengan faktor risiko tinggi melakukan pemeriksaan lebih awal.

Metode skrining yang umum dilakukan antara lain kolonoskopi, sigmoidoskopi, hingga pemeriksaan feses. Deteksi sejak dini meningkatkan peluang kesembuhan hingga lebih dari 90%.

Upaya Pencegahan Kanker Usus Besar

Selain deteksi dini, gaya hidup sehat menjadi benteng utama pencegahan. Berikut beberapa langkah yang direkomendasikan pakar kesehatan:

  • Konsumsi makanan kaya serat dari sayuran, buah, dan biji-bijian.
  • Kurangi makanan olahan dan daging merah berlebihan.
  • Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari.
  • Jaga berat badan ideal.
  • Hindari rokok dan alkohol.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin jika memiliki riwayat keluarga kanker.

Kanker usus besar kini menjadi ancaman nyata bagi generasi muda, termasuk Gen Z. Risiko dua kali lipat dibanding generasi sebelumnya menuntut kewaspadaan lebih tinggi. 

Gejala seperti perubahan pola BAB, darah pada tinja, hingga kelelahan kronis tidak boleh dianggap sepele.

Seperti ditegaskan Dr Eka, “Harus hati-hati dengan apa yang sudah kita makan dan kita lakukan selama setidaknya 10 tahun terakhir.” Dengan gaya hidup sehat, deteksi dini, dan kesadaran akan gejala awal, ancaman kanker usus besar bisa diminimalkan.

Jangan tunggu hingga gejala semakin parah. Jika mengalami tanda-tanda mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter agar langkah penanganan dapat dilakukan secepat mungkin.