FYPMedia.ID – Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri berhasil menangkap tiga terduga teroris yang diduga merupakan anggota jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Penangkapan dilakukan di Kota Palu dan Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, pada Kamis (19/12/2024). Ketiga terduga teroris tersebut adalah Wawan alias Mut, RR, dan AS.
Wawan, yang merupakan buronan selama 11 tahun terakhir, ditangkap di Kelurahan Baiya, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. Sementara itu, RR dan AS ditangkap di Kelurahan Bailo, Kecamatan Ampana Kota. Juru Bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar menyebutkan bahwa ketiganya berperan penting dalam jaringan MIT.
“Keterlibatan mereka sebagai fasilitator bagi orang yang akan bergabung dengan kelompok MIT dalam rangka pelaksanaan Tadrib Asykari (Pelatihan Militer),” kata Aswin, Kamis (19/12/2024).
Baca juga: Jatuhnya Rezim Assad: 7.600 Pengungsi Pulang, Geopolitik Bergeser, dan Kepentingan Negara Besar
Pelatihan militer yang dimaksud meliputi bongkar pasang senjata api, teknik tempur, latihan menembak, hingga pembuatan bahan peledak. Selain itu, MW diketahui terlibat dalam insiden penembakan di Desa Sepe, Kecamatan Lage, Poso, yang menyebabkan korban meninggal dunia.
Penangkapan ini juga mengungkap rencana aksi teror lainnya. AS, misalnya, berencana melakukan aksi amaliyah fa’i dengan target bank di wilayah Poso dan Parigi pada 2013. Ia juga tergabung dalam grup media sosial yang mempromosikan paham radikal.
Dari ketiga tersangka teroris, Densus 88 mengamankan sejumlah barang bukti, seperti senjata api, pisau karambit, peralatan memasak, serta berbagai buku bertema radikalisme. Di rumah Wawan, barang bukti berupa tas, telepon genggam, dan kartu identitas turut disita.
Ketua RT 005/RW 003 Kelurahan Baiya, Adi Suwarman, mengatakan bahwa keluarga Wawan tidak melapor ke RT setempat saat tinggal di rumah tersebut.
Baca juga: DWP 2024: 18 Polisi Diamankan sebagai Terduga Pelaku Pemerasan
“Penangkapan ini menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk selalu melaporkan tamu atau kerabat yang datang agar kejadian serupa bisa dihindari,” ujar Adi.
Aswin Siregar mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap lingkungan sekitar, terutama jika menemukan individu yang cenderung tertutup atau menolak bersosialisasi.
“Penangkapan terhadap tersangka memberikan fakta bahwa sisa kelompok teror terdahulu masih ada di tengah masyarakat dan memiliki potensi ancaman, baik aksi teror maupun penyebaran paham radikalisme,” tegasnya.
Dengan penangkapan ini, Densus 88 terus menggencarkan penyelidikan untuk memberantas sisa jaringan MIT yang berpotensi mengancam keamanan masyarakat.