Bitcoin Anjlok Usai Trump Naikkan Tarif Impor China Jadi 104%: Sentimen Global Bikin Kripto Merah?

Bitcoin Anjlok Usai Trump Naikkan Tarif Impor China Jadi 104%: Sentimen Global Bikin Kripto Merah?

FYPMedia.ID – Pasar kripto kembali terguncang. Kali ini bukan karena kebijakan The Fed, bukan juga karena peretasan besar-besaran. Kabar datang dari Washington—tepatnya dari Presiden Donald Trump yang kembali menaikkan tarif impor terhadap Tiongkok, membuat suasana perdagangan global makin panas.

Trump secara resmi menaikkan tarif impor barang-barang asal Tiongkok menjadi 104%, setelah sebelumnya Tiongkok lebih dulu menerapkan tarif balasan sebesar 34% terhadap produk Amerika Serikat. Keputusan Trump ini menuai banyak reaksi, tak hanya dari pelaku industri konvensional, tapi juga dari komunitas aset digital.

Efek domino pun langsung terasa. Bitcoin (BTC) sebagai kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, terpantau melemah 3,15% tak lama setelah pengumuman tersebut. Mengutip data dari Coinmarketcap, Bitcoin kini diperdagangkan di harga Rp 1,3 miliar, turun 2,23% dalam 24 jam dan 8,09% dalam sepekan.

Sentimen Global: Ancaman atau Kesempatan?

Kebijakan dagang agresif ini dianggap sebagai sinyal meningkatnya ketegangan geopolitik antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Bagi pasar saham, reaksi negatif seperti ini sudah bukan hal baru. Tapi bagi pasar kripto, efeknya bisa lebih kompleks.

Richard Teng, CEO Binance, menyampaikan sudut pandang yang cukup menarik. Menurutnya, walaupun dampak jangka pendek terhadap pasar kripto memang negatif, kebijakan ini justru bisa memperkuat narasi Bitcoin sebagai aset lindung nilai (store of value) di tengah ketidakpastian global “Jika melihat lebih jauh ke depan, lingkungan ini juga dapat mempercepat minat terhadap kripto sebagai penyimpan nilai yang tidak berdaulat,” tulis Teng lewat platform X.

Artinya, ketika mata uang tradisional dan ekonomi global terguncang oleh kebijakan negara, sebagian investor bisa jadi akan kembali melirik kripto sebagai alternatif yang lebih independen dari kekuasaan sentral.

Baca juga: Tarif Impor Donald Trump Siap Mengguncang Dunia Teknologi: Harga iPhone Bisa Naik 40%!

Tak hanya BTC, kripto besar lainnya juga ikut terseret ke zona merah. Berikut ini rangkuman harga kripto per Rabu, 9 April 2025:

  • Ethereum (ETH) turun 3,61% dalam 24 jam dan 20,74% dalam sepekan, kini berada di level Rp 25,18 juta.

  • XRP melemah 3,26% dalam 24 jam dan 13,47% dalam sepekan, kini di harga Rp 30.781.

  • Cardano (ADA) juga merosot 2,82% dalam 24 jam dan 15,07% dalam seminggu terakhir.

  • Dogecoin (DOGE) anjlok 2,76% dalam sehari dan hampir 16% dalam sepekan.

Namun, tak semua kripto ikut jatuh. Beberapa aset justru menunjukkan ketahanan yang lebih baik:

  • Tether (USDT) sebagai stablecoin, menguat 1,09% dalam 24 jam dan 1,87% dalam sepekan.

  • USD Coin (USDC) naik 1,20% dalam 24 jam dan 2,00% dalam sepekan.

  • TRON (TRX) naik 1,98% dalam 24 jam, meski turun tipis dalam seminggu.

  • Solana (SOL) sedikit rebound dengan kenaikan 0,43% dalam 24 jam terakhir.

Apakah Trump Pro-Kripto?

Menariknya, meski kebijakannya berdampak negatif pada pasar kripto dalam jangka pendek, Trump dikenal sebagai sosok yang cukup pro terhadap aset digital. Dalam beberapa kampanye dan wawancara, ia menyatakan dukungannya terhadap teknologi blockchain dan potensi kripto untuk mengurangi ketergantungan terhadap sistem keuangan konvensional.

Namun, seperti banyak politisi lainnya, kebijakan makro Trump tetap lebih berorientasi pada perlindungan industri dalam negeri dan dominasi dagang global. Maka dari itu, keputusan tarif ini lebih ditujukan untuk memperkuat sektor manufaktur AS, meskipun secara tidak langsung menimbulkan tekanan terhadap aset-aset berisiko seperti kripto.”Saya tidak ingin ada yang jatuh, tetapi terkadang Anda harus minum obat untuk memperbaiki sesuatu,” kata Trump kepada wartawan di Air Force One minggu lalu.

Baca Juga: Donald Trump Cabut Aturan Anti Kripto Joe Biden 21 Februari: Era Baru untuk Aset Digital?

Kapitalisasi Pasar Kripto Turun

Mengiringi penurunan harga mayoritas kripto, kapitalisasi pasar aset digital global juga mengalami penyusutan sebesar 3,58%, kini berada di kisaran Rp 41,38 kuadriliun. Ini menunjukkan bahwa pasar masih cukup sensitif terhadap faktor eksternal, terutama yang datang dari kebijakan negara besar seperti Amerika Serikat.

Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Buat kamu yang lagi pegang kripto, kondisi seperti ini bisa jadi momen refleksi:

  1. Cek ulang tujuan investasimu. Apakah kamu investor jangka pendek atau jangka panjang?

  2. Jangan panik jual rugi. Koreksi harga adalah hal yang sangat biasa dalam dunia kripto.

  3. Diversifikasi aset. Jangan hanya pegang satu jenis kripto saja. Stablecoin dan proyek berbasis utilitas bisa bantu stabilkan portofolio.

  4. Ikuti berita geopolitik. Karena sekarang, kripto udah gak bisa dipisahkan dari dunia nyata.

Penutup: Arah Kripto ke Depan

Naik turunnya harga kripto seperti Bitcoin kini bukan cuma soal sentimen komunitas atau adopsi teknologi. Gejolak politik, kebijakan ekonomi, dan hubungan internasional punya pengaruh besar dalam menentukan ke mana arah pasar bergerak.

Apakah kripto akan kembali pulih? Bisa jadi. Seperti kata CEO Binance, di balik tekanan jangka pendek, selalu ada peluang jangka panjang. Yang penting, tetap rasional dan jangan tergoda FOMO atau panik sell.