BI Catat Kenaikan Utang Luar Negeri RI di Kuartal III 2024

BI Catat Kenaikan Utang Luar Negeri RI di Kuartal III 2024
Sumber Gambar: CNBC Indonesia

FYPMEDIA.ID – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami kenaikan pada kuartal III 2024, tercatat mencapai US$427,8 miliar, atau sekitar Rp6.774 triliun. 

Kenaikan tersebut menunjukkan angka 8,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun ada peningkatan, Bank Indonesia (BI) menilai posisi utang ini masih terkendali dan tidak menimbulkan ancaman terhadap perekonomian Indonesia.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa lonjakan utang ini disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu peningkatan penarikan pinjaman luar negeri dan aliran masuk modal asing yang mendukung pasar Surat Berharga Negara (SBN). Aliran modal asing ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia tetap positif.

Baca juga: Berikut Daftar Negara dengan Utang Terbanyak ke China

Namun, BI mengingatkan bahwa pengelolaan utang tetap dilakukan secara hati-hati, dengan fokus pada pembiayaan sektor-sektor prioritas. 

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menjaga kredibilitasnya dengan memenuhi kewajiban pembayaran utang tepat waktu, serta mengelola utang dengan prinsip yang akuntabel dan efisien. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa utang dapat dikelola secara berkelanjutan.

Sektor-sektor yang mendapat pembiayaan dari ULN ini antara lain adalah sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, yang menyumbang 21% dari total utang luar negeri pemerintah. 

Baca juga: Utang Jatuh Tempo Indonesia Capai Rp 800 Triliun

Selain itu, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, serta sektor pendidikan dan konstruksi juga memperoleh porsi pembiayaan yang signifikan.

Di sisi lain, Bank Indonesia juga mencatat penurunan pada utang luar negeri sektor swasta. Pada kuartal III 2024, utang swasta Indonesia tercatat sebesar US$196,0 miliar, turun sebesar 0,6% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Penurunan ini lebih disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada utang luar negeri lembaga keuangan, yang tercatat mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 3,2%.

Sektor-sektor yang dominan dalam utang luar negeri swasta meliputi industri pengolahan, jasa keuangan, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan. 

Totalnya, sektor-sektor ini menyumbang hampir 80% dari total ULN sektor swasta Indonesia. Meski ada penurunan, utang luar negeri swasta tetap menjadi bagian penting dalam perekonomian Indonesia.

Meskipun ada fluktuasi pada ulasan sektor swasta, Bank Indonesia menilai bahwa struktur utang luar negeri Indonesia secara keseluruhan tetap sehat dan terjaga. 

Sebagian besar utang luar negeri pemerintah Indonesia, hampir 99,9%, memiliki tenor jangka panjang, yang memberikan stabilitas terhadap pembiayaan jangka panjang negara.

BI juga mengonfirmasi bahwa utang luar negeri pemerintah digunakan untuk mendukung pembangunan sektor-sektor prioritas, seperti sektor infrastruktur dan sektor sosial, yang berfungsi untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

Melihat kondisi ini, Bank Indonesia mengingatkan pentingnya pengelolaan utang yang prudent, yaitu hati-hati dan terukur, serta memastikan bahwa dana yang diperoleh dari luar negeri digunakan untuk investasi produktif yang memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian Indonesia.