FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Banjir Bandang Lumpuhkan Aceh Tamiang, Listrik Baru Pulih di Inti Kota

News

Banjir Bandang Lumpuhkan Aceh Tamiang, Listrik Baru Pulih di Inti Kota

Writer: Raodatul - Kamis, 11 Desember 2025 03:26:12

Banjir Bandang Lumpuhkan Aceh Tamiang, Listrik Baru Pulih di Inti Kota
Sumber gambar: Masih banyak listrik padam di Aceh Tamiang usai banjir. (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

FYPMedia.id - Aceh Tamiang masih terjebak dalam kegelapan panjang pascabanjir bandang yang melanda wilayah tersebut. Hingga Kamis (11/12/2025), mayoritas kawasan masih tanpa pasokan listrik, sementara lampu baru hidup di sebagian kecil titik di Kecamatan Kuala Simpang, pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang. 

Kondisi ini membuat ribuan warga yang terdampak banjir harus berjuang bertahan di tengah gelap gulita, udara lembap, serta minimnya fasilitas dasar.

Berdasarkan pantauan langsung di lapangan, wilayah yang sudah tersentuh aliran listrik hanya mencakup area dari jembatan Sungai Tamiang hingga melewati Mapolres Aceh Tamiang. 

Beberapa rumah, ruko, kantor pemerintahan, termasuk kompleks Pemkab Tamiang, Kantor PLN, Kejaksaan, dan Pengadilan, terlihat sudah kembali diterangi lampu. Namun di luar area inti tersebut, hamparan permukiman warga masih gelap total.

Kondisi ini menunjukkan betapa rusaknya infrastruktur kelistrikan usai banjir bandang besar yang menerjang. PLN masih berjibaku memperbaiki jaringan, sementara harapan warga untuk kembali hidup normal belum juga tercapai.

Kegelapan Panjang di Tengah Kesulitan: Warga Terpaksa Membakar Kayu

Di sepanjang jalan dekat sungai Tamiang, pemandangan memilukan terlihat jelas. Puluhan warga, yang kini tinggal di tenda-tenda pengungsian, menyalakan api dengan membakar papan bekas reruntuhan rumah mereka sendiri yang hancur diterjang banjir.

Api unggun itu bukan sekadar penerangan, tetapi juga sumber kehangatan, tempat memasak darurat, sekaligus simbol perjuangan bertahan hidup.

Di area yang lebih jauh dari pusat kota, terutama di permukiman warga dan sepanjang jalur menuju perbatasan Aceh Tamiang–Langsa, listrik terlihat padam total. 

Beberapa warung dan rumah memanfaatkan lampu emergency ataupun genset kecil. Selebihnya, gelap gulita menyelimuti area itu sepenuhnya.

Hal serupa juga terjadi di Kota Langsa, di mana listrik masih padam di sebagian besar wilayah, termasuk area inti kota.

Seorang warga bernama Dedy menceritakan betapa berat kondisi tersebut. "Sejak awal memang mati lampu, gelap kalau malam, makanya banyak yang bakar kayu, ada juga buat lampu dari botol minuman," ungkapnya, dikutip dari detikcom, Kamis (11/12/2025).

Menurutnya, listrik baru menyala kembali di sebagian kecil area dalam beberapa hari terakhir, tetapi itu tidak cukup membantu ribuan warga lain yang masih menunggu.

Baca Juga: Korban Banjir Bandang Tapteng Bertambah: 103 Meninggal, 100 Masih Hilang

Pemkab Akui Listrik Belum Pulih: ‘Banyak Infrastruktur PLN Rusak Parah’

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang mengakui bahwa listrik belum pulih di mayoritas wilayah. Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Aceh Tamiang, Zuwan Fakhri, menegaskan bahwa permintaan percepatan pemulihan telah diajukan kepada PLN.

"Udah kita minta PLN bisa nyalakan semua secepatnya," ujarnya singkat.

Namun, ia juga menyebutkan bahwa kerusakan jaringan PLN sangat masif.

"Tapi di lapangan nampaknya banyak kendala karena infrastruktur mereka banyak yang rusak juga. Di dekat rumahku aja masih ada tiang yang roboh," tuturnya.

Kerusakan berupa tiang listrik tumbang, gardu terendam, serta jaringan kabel putus membuat pemulihan memerlukan waktu lebih panjang dari perkiraan.

Janji yang Berbeda Dengan Realita: Pernyataan Bahlil Dipertanyakan Pemprov Aceh

Situasi pelik ini semakin diperbincangkan publik setelah muncul pernyataan bahwa listrik di Aceh telah menyala 93%. Pernyataan tersebut disampaikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat menjawab pertanyaan Presiden Prabowo Subianto ketika meninjau lokasi bencana di Bireuen.

Dalam percakapan tersebut, Prabowo bertanya: "Kementerian ESDM, lampu menyala sudah?"

Bahlil menjawab: "Siap, malam ini nyala semua, Pak."

Prabowo kembali bertanya: "Seluruh Aceh?"

Lalu dijawab: "Seluruh Aceh, 93% malam ini semua Aceh nyala."

Pernyataan ini menjadi sorotan dan memicu kekecewaan masyarakat karena kondisi lapangan menunjukkan hal sebaliknya.

Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menyampaikan bahwa pernyataan itu perlu diklarifikasi demi menjaga ketenangan publik serta menghormati kerja keras petugas PLN di lapangan.

"Memperhatikan kondisi pasca pernyataan Menteri ESDM Bahlil saat laporan kepada presiden bahwa listrik Aceh 93 persen malam minggu menyala, kami memandang perlu melakukan klarifikasi untuk kondusivitas masyarakat. Banyak warga merasa kecewa dan berpotensi resisten bagi tenaga PLN di lapangan," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa fakta pemulihan listrik tidak sesuai dengan klaim tersebut.

Menurutnya, suplai listrik di jaringan menengah seluruh Aceh baru mencapai 60-70%. Khusus wilayah Banda Aceh, angka listrik menyala baru berada pada posisi 35-40%.

Sementara itu, wilayah dengan kerusakan parah seperti Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan Aceh Utara masih berada di bawah 40%. Untuk Kota Lhokseumawe, pemulihannya mencapai sekitar 75%. Adapun wilayah Aceh Barat–Selatan sudah menyala 70-80%.

Artinya, pemulihan di Aceh berlangsung tidak merata, dan klaim bahwa Aceh sudah pulih hampir total terbantahkan oleh kondisi faktual di lapangan.

Infrastruktur Kolaps: Tantangan Besar yang Dihadapi PLN

PLN menghadapi sejumlah kendala besar dalam proses pemulihan jaringan di Aceh Tamiang dan daerah terdampak lainnya. Beberapa di antaranya:

1. Tiang Listrik Roboh secara Massal: Banyak tiang listrik yang hanyut atau tumbang akibat debit air yang sangat kuat.

2. Gardu Induk Tergenang Banjir: Peralatan ini sangat sensitif terhadap air dan perlu pembersihan menyeluruh sebelum dinyalakan kembali.

3. Kabel Jaringan Putus di Banyak Titik: Memutuskan aliran utama di beberapa kecamatan.

4. Akses Lokasi Rusak: Jalan terputus dan jembatan rusak memperlambat mobilisasi petugas.

5. Tingginya Permintaan Perbaikan: Skala kerusakan yang luas membuat pemulihan memerlukan waktu, tenaga, dan material dalam jumlah besar.

Baca Juga: Status Darurat Sumbar Hampir Pasti Diperpanjang: 7 Fakta Penting yang Perlu Kamu Tahu

Dampak Besar bagi Warga: Dari Penerangan hingga Kebutuhan Dasar

Ketiadaan listrik bukan sekadar masalah cahaya. Ia melumpuhkan banyak aspek kehidupan:

  • Air bersih sulit didapat (karena mesin pompa mati)
  • Warga tidak bisa mengisi baterai ponsel untuk komunikasi
  • Makanan mudah basi karena kulkas tidak berfungsi
  • Anak-anak kesulitan belajar di malam hari
  • Rumah sakit dan fasilitas kesehatan bergantung pada genset
  • Aktivitas ekonomi lumpuh total

Pada malam hari, gelap pekat membuat warga merasa tidak aman dan rentan. Banyak keluarga terpaksa tidur dalam kondisi panas tanpa kipas angin, dan untuk memasak mereka bergantung pada api kayu bakar.

Harapan Besar untuk Pemulihan

Situasi Aceh Tamiang saat ini adalah gambaran betapa beratnya pemulihan pascabanjir bandang, terutama ketika infrastruktur vital seperti listrik mengalami kerusakan masif. Meski demikian, masyarakat berharap proses pemulihan berjalan lebih cepat.

Warga berharap pemerintah pusat, Pemprov Aceh, serta PLN dapat bekerja sinergis agar proses perbaikan berjalan efisien dan terarah.

Kesimpulan

Kondisi Aceh Tamiang pascabanjir bandang menunjukkan bahwa pemulihan listrik masih jauh dari kata tuntas. 

Kegelapan masih menyelimuti wilayah luas, membuat warga harus berjuang dengan keterbatasan. Meski sebagian pusat kota sudah menyala, daerah yang lebih terpencil masih menunggu aliran listrik kembali.

Ketidaksesuaian antara kondisi lapangan dan pernyataan pejabat juga menjadi sorotan masyarakat, memunculkan kebutuhan akan transparansi dan komunikasi yang lebih akurat.

Pemulihan Aceh Tamiang adalah pekerjaan besar yang membutuhkan koordinasi, tenaga, dan komitmen, agar warga dapat kembali menjalani hidup dengan aman, terang, dan bermartabat.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us